Makalah Biaya Overhead Pabrik - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Makalah Makalah Biaya Overhead Pabrik
DAFTAR ISI
2.1 Biaya.................................................................................................................................1
2.1.1
Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya...............................................................1
2.1.2
Penggolongan Biaya.............................................................................................2
2.1.3
Metode Pengumpulan Harga Pokok
Produk.........................................................5
2.1.4
Sistem Akuntansi Biaya........................................................................................6
2.2 Biaya Overhead Pabrik...................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan
Karakteristik Overhead Pabrik...............6
2.2.2
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik....................................................................7
2.2.3 Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik...................................................9
2.3 Biaya Overhead Pabrik –
Departementalisasi............................................................10
2.3.1
Tujuan Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik..............................................10
2.3.2
Langkah-langkah Penentuan dan Penggunaan Departementalisasi Tarif Biaya
Overhead Pabrik.....................................................................................................11
2.1 Biaya
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Fungsi manajemen perusahaan
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam
menjalankan fungsinya untuk mengelola perusahaan, manajemen memerlukan data
biaya yang disajikan secara sistematis. Untuk itu suatu perusahaan
menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh informasi financial (keuangan) bagi
kepentingan manajemen.
Pengertian akuntansi yang sering
dipakai berasal dari American Institute
of Certified Public Accountants (AICPA) yaitu
: “Accounting is a service activity. Its
function is to provide quantitative information, primarily financial in nature,
about economic entities that is intended to be useful in making economic
decisions – in making reasoned choises among alternative courses of action.”
(Smith, Skousen, K.Fred, 1995:3) .
Sedang menurut Soemarso,
akuntansi didefinisikan sebagai berikut: “…proses mengidentifikasikan, mengukur
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut.” (S.R,Soemarso,1992:4)
Salah satu jenis akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen
baik pada perusahaan manufaktur maupun non manufaktur adalah akuntansi biaya.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian akuntansi
biaya, yaitu: Menurut R.A. Supriyono,
pengertian akuntansi biaya adalah: “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan
biaya.” (Supriyono, 1992: 12) Sedangkan pengertian lainnya adalah: “Akuntansi
biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta
penafsiran terhadapnya.” (Mulyadi, 1990: 6)
Dari pengertian akuntansi biaya, terlihat pentingnya peranan akuntansi
biaya, terutama dalam pengumpulan data biaya produksi dan non produksi yang
telah terjadi selama satu periode, untuk kemudian dapat digunakan oleh pihak
manajemen dalam menentukan berbagai kebijakan dalam mengelola perusahaan.
Tujuan Akuntansi Biaya, adalah
menyediakan informasi dalam bentuk laporan biaya secara sistematis yang
diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk:
1.
Penentuan harga pokok produk
dengan tepat dan teliti
Dalam
menentukan harga pokok, akuntansi
biaya mencatat, menggolongkan, meringkas serta melaporkan biaya pembuatan
produk atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan tersebut adalah biaya-biaya
yang terjadi di masa lalu atau biaya historis.
2.
Perencanaan dan pengendalian
biaya
Sebagai
alat perencanaan, akuntansi biaya membantu manajemen dimana sebelum memulai
produksi, manajemen terlebih dahulu membayangkan kegiatan-kegiatan yang hendak
dijalankan kemudian dibuat taksiran-taksiran mengenai biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu unit produk. Selain itu akuntansi biaya juga
bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai
dengan biaya yang seharusnya tersebut. Apabila terjadi penyimpangan, maka
akuntansi biaya akan melakukan analisis dan menyajikan informasi penyebab
terjadinya selisih tersebut, sehingga manajemen dapat mempertimbangkan tindakan
koreksi yang diperlukan.
3.
Pengambilan keputusan khusus
Pengambilan
keputusan khusus yang dilakukan manajer suatu perusahaan menyangkut masa depan
perusahaan tersebut. Akuntansi biaya membantu menyediakan informasi khususnya
biaya masa yang akan datang yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus.
Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan
hasil dari suatu proses peramalan.
2.1.2
Penggolongan Biaya
Dalam arti luas Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit Biaya
dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok.
Penggolongan biaya diperlukan untuk
mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada supaya
lebih ringkas dan dapat memberikan informasi yang lebih berarti. Dalam
akuntansi biaya, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya
yang berbeda pula.
Adapun penggolongan biaya dapat dilakukan sebagai
berikut:
1.
Sesuai dengan fungsi pokok dari
kegiatan perusahaan
Biaya-biaya yang muncul
diklasifikasikan menurut fungsi pokok dari
kegiatan perusahaan, yang terdiri dari:
a. Biaya Produksi (Manufacturing Costs)
Yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi atau produk selesai. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:
• Biaya bahan baku langsung (direct material)
adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk.
• Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)
merupakan semua balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang dapat
ditelusuri atau dibebankan ke produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
• Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
adalah biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:
1) Biaya bahan penolong
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5) Biaya listrik, air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Biaya overhead lain-lain
Biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut
dengan istilah biaya konversi (conversion cost).
b. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses)
Adalah biaya dalam hal penjualan
produk atau barang jadi sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Menurut
fungsi pemasaran, biaya ini meliputi biaya untuk menimbulkan pesanan seperti
biaya promosi dan biaya untuk melayani pesanan seperti biaya pengepakan dan
pengiriman.
c. Biaya Administrasi dan Umum (Administration and
General Expense)
Yaitu biaya yang terjadi dalam
jangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan
secara keseluruhan. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian
Keuangan, Akuntansi, Personalia, biaya pemeriksaan akuntan, jasa hukum dan
biaya fotocopy.
d. Biaya Keuangan (Financial Expenses)
Adalah semua biaya yang terjadi
dalam menjalankan fungsi keuangan,
seperti biaya bunga.
2.
Sesuai dengan tendensi
perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume.
Biaya
sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan
atau volume terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta
pengambilan keputusan diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Biaya Tetap (Fixed Costs)
Karakteristik biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat tertentu. Pada biaya
tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya gaji direktur produksi.
b. Biaya Variabel (Variable Costs)
Karakteristik biaya variabel adalah biaya yang
jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan
tetapi biaya satuannya konstan. Yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semivariabel (Semivariable Costs)
Biaya semivariabel memiliki karakteristik sebagai
biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan volume kegiatan, akan
tetapi biaya satuannya berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
3.
Sesuai dengan objek atau pusat
biaya yang dibiayai
Objek atau pusat biaya dalam
perusahaan dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, departemen, daerah
pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, ataupun individu. Dalam
hal ini biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai dibagi
menjadi:
a. Biaya Langsung (Direct Costs)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu,
misalnya gaji dari manajer di suatu departemen dalam perusahaan.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Departemental
Costs)
Adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak
dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. Contohnya: biaya
sewa dari suatu kantor yang digunakan bersama oleh beberapa departemen
sekaligus.
4.
Sesuai dengan periode akuntansi
dimana biaya akan dibebankan
Hal yang perlu dibahas dalam
penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi adalah pengeluaran yang
berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya. Maka biaya
dibagi menjadi:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan
manfaat pada periode akuntansi yang akan datang atau pengeluaran yang akan
dapat memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi. Pengeluaran ini
dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya
pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)
Pengeluaran pendapatan merupakan pengeluaran yang
akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran
terjadi. Pengeluaran ini umumnya langsung diperlakukan sebagai pada periode
yang bersangkutan.
5.
Penggolongan biaya untuk tujuan
pengendalian biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Costs)
Yaitu biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi
oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Costs)
Yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan berdasar wewenang yang dimilikinya dalam jangka waktu
tertentu.
6.
Penggolongan dihubungkan dengan
pengambilan keputusan
a. Biaya Relevan (Relevant Costs)
Adalah semua biaya yang diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.
Pada umumnya penggunaan biaya relevan dalam proses pengambilan keputusan
berhubungan dengan tingkat profitabilitas dan masa depan perusahaan.
b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Costs)
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan, sehingga tidak perlu diperhitungkan dan dianalisa lebih lanjut dalam
proses pengambilan keputusan.
2.1.3 Metode
Pengumpulan Harga Pokok Produk
Pengumpulan biaya produksi sangat
oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi
menjadi dua metode yaitu (Supriyono, 1992: 36-37):
1) Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Metode harga pokok pesanan adalah
metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
jenis pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau
kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Metode ini cocok digunakan untuk
perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan atau produk yang dihasilkan dalam
suatu departemen bersifat heterogen.
2) Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)
Metode harga pokok proses adalah
metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Metode ini
cocok digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan produk homogen, bentuk
produk standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh
pembeli.
2.1.4 Sistem
Akuntansi Biaya
Secara garis besar sistem
akuntansi biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Actual
Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang
membebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik pada produk berdasar biaya sesungguhnya.
2. Normal Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang
membebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada produk
berdasar biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik berdasar tarif
yang ditentukan di muka.
3. Standard Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang
membebanan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar
biaya seharusnya.
2.2 Biaya Overhead Pabrik
2.2.1 Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan
Karakteristik Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah
biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak
langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan
atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan
akhir biaya tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Overhead pabrik memiliki dua
karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai hasil
produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara
overhead pabrik dengan (Carter dan Usry, 2006: 411):
1) Produk itu sendiri
Karakteristik pertama dalam
hubungannya dengan produk itu sendiri. Berbeda dengan bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak
berwujud dari barang jadi. Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menyatakan jumlah biaya overhead pabrik
seperti pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja tidak langsung yang diperhitungkan
dalam suatu pekerjaan atau produk.
2) Jumlah volume produksi
Karakteristik kedua menyangkut
perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya perubahan volume produksi
yaitu overhead bisa bersifat tetap, variabel atau semivariabel. Biaya overhead
tetap secara relatif tetap konstan, biarpun ada perubahan dalam volume
produksi, sedangkan overhead tetap per unit output akan bervariasi berlawanan
dengan volume produksi. Overhead variabel variasi secara sebanding dengan
output produksi. Overhead semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding
dengan unit yang diproduksi. Apabila volume produksi berubah, efek gabungan
dari berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat mengakibatkan biaya
pabrikase per unit berfluktuasi besar.
2.2.2 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Penggolongan biaya overhead
pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara, yaitu (Mulyadi, 1990: 55-57):
1.
Penggolongan biaya overhead
pabrik menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk
dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut
ini:
a) Biaya Bahan Penolong.
Bahan penolong adalah bahan yang
tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk
jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut.
Dalam perusahaan percetakan misalnya, yang termasuk dalam
bahan penolong antara lain adalah: bahan perekat,
tinta koreksi dan pita mesin ketik.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan.
Biaya reparasi dan pemeliharaan
berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory
supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan atau pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin
dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium
dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah
tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan
biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut.
Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:
• Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu,
seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan
departemen gudang.
• Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen
produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan
mandor.
d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian
terhadap aktiva tetap.
Biaya-biaya yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik,
bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan
aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya
waktu.
Biaya-biaya yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen,
asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan,
dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai.
Biaya overhead yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada
pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
2.
Penggolongan biaya overhead
pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
Ditinjau
dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
·
Biaya Overhead Pabrik Tetap,
adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
·
Biaya
Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
·
Biaya Overhead Pabrik
Semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan penentuan tarif
biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang
bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya
variabel.
3.
Penggolongan biaya overhead
pabrik menurut hubungannya dengan departemen
Jika disamping memiliki
departemen produksi, perusahaan juga memiliki departemen pembantu (seperti
misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan
departemen air). Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang
ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
a) Biaya overhead pabrik langsung departemen
(direct departemental overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang
terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
departemen tersebut.
b) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
(indirect departemental overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih satu departemen.
2.2.3 Metode
Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan tarif biaya
overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead
pabrik yang akan digunakan. Ada tiga alternatif yang dapat digunakan yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan
tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan
maupun produknya dari awal proses sampai akhir.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya
overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di
perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau
departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya
overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya.
Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).
2.3 Biaya Overhead Pabrik –
Departementalisasi
Dalam perusahaan yang relatif
besar di mana pengolahan produk melalui beberapa tahapan dan pengendalian biaya
perlu dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, pada
perusahaan tersebut perlu diadakan departementalisasi khususnya untuk elemen
biaya overhead pabrik.
Departementalisasi biaya overhead
pabrik semakin penting pada pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak
selalu melalui proses yang sama atau produk yang dihasilkan perusahaan
memungkinkan untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan,
misalnya pada pabrik tekstil yang dapat untuk menjual benang dan mori belum
disempurnakan (mori gray) yang dihasilkan.
Departementalisasi biaya overhead
pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen
atau pusat biaya (cost center) ke dalam mana biaya overhead pabrik akan
dibebankan. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, tarif
biaya overhead pabrik akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga
produk atau pesanan akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan
departemen produksi yang dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan
dianalisa untuk setiap
departemen produksi.
2.3.1 Tujuan Departementalisasi Biaya Overhead
Pabrik
Tujuan utama departementalisasi
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1.
Untuk pembebanan dengan biaya
overhead pabrik dengan adil dan teliti.
Hal ini dimungkinkan karena
produk atau pesanan akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen
produksi yang dilalui yaitu sebesar tarif biaya overhead pabrik departemen yang
dilalui dikalikan kapasitas pembebanan yang diserap oleh suatu produk pada
departemen produksi yang bersangkutan. Misalnya pada pabrik tekstil, benang
yang langsung dijual hanya dibebani biaya overhead pabrik departemen pintal,
departemen tenun, maupun departemen penyempurnaan sesuai dengan tarif dan
kapasitas pembebanan yang diserap pada masing-masing departemen produksi.
2.
Untuk pengendalian biaya overhead
pabrik yang lebih baik.
Hal ini dimungkinkan karena dalam departementalisasi
diharapkan dapat dipakai dasar untuk meletakkan tanggung jawab atas terjadinya
biaya pada departemen tertentu, selisih biaya overhead pabrik yang terjadi akan
dianalisa pula untuk departemen produksi tertentu.
3.
Untuk pembuatan keputusan oleh
manajemen.
Agar supaya ketiga tujuan
tersebut di atas dapat dicapai, dalam departementalisasi diperlukan syarat atau
kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen
produksi maupun pembantu. Departemen
yang dibentuk terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembebanan yang kurang adil
dan teliti, dari segi pengendalian menjadi kurang teliti pula. Departemen yang
terlalu banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang
mungkin tidak sesuai dengan manfaatnya.
2. Pembagian departemen hendaknya selaras dengan
pembagian struktur organisasi di dalam pabrik.
3. Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun
pembebanan yang tepat.
4. Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas
dengan tepat dan sesuai pula dengan variabilitas biaya overhead pabrik.
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan di dalam menentukan atau memilih departemen-departemen di dalam
pabrik adalah sebagai berikut:
1. Pembagian tanggung jawab atas pengolahan produk
dan jasa yang dihasilkan di dalam pabrik, serta atas biaya yang terjadi.
2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan
produk dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan dan
mesin.
4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin, proses atau operasi di dalam
setiap departemen atau pusat biaya.
2.3.2 Langkah-langkah Penentuan dan Penggunaan
Departementalisasi Tarif Biaya Overhead Pabrik
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penentuan dan penggunaan departementalisasi tarif biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut:
1. Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik
untuk setiap departemen produksi.
2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk
atau pesanan pada setiap departemen produksi.
3. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4. Perhitungan, analisa dan perilaku selisih biaya
overhead pabrik untuk setiap
departemen produksi.
Berikut dibahas langkah-langkah
tersebut di atas lebih mendalam (berhubungan dengan analisa data maka langkah
yang akan dibahas adalah langkah 1 dan langkah 2 saja).
1) Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik untuk
Setiap Departemen Produksi Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik
untuk setiap departemen produksi tahap-tahap yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menyusun budget atau anggaran setiap elemen
biaya overhead pabrik yang dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel.
b. Mengadakan penelitian pabrik (factory survey)
pada awal periode yang akan digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya
overhead pabrik, serta perhitungan tarif biaya overhead pabrik.
c. Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik
tidak langsung yang dibudgetkan kepada setiap departemen di dalam pabrik, baik
departemen produksi maupun departemen pembantu.
d. Alokasi biaya overhead pabrik yang dibudgetkan
dari departemen pembantu tertentu ke departemen produksi dan departemen
pembantu lainnya.
e. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik untuk
setiap departemen produksi.
Demikianlah materi tentang Makalah Biaya Overhead Pabrik yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Alam Semesta dan Tata Surya yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon