Makalah Manajemen - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Makalah Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen
bila ditinjau sebagai suatu proses adalah merupakan suatu rangkaian tahap
kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal
mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia. Menurut John F. Mee, manajemen
adalah suatu seni keahlian untuk memperoleh hasil maksimal dengan usaha minimal
dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan baik untuk pimpinan
maupun para pekerja,serta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada
masyarakat. Walaupun manajemen belum pengertian yang bersifat mutlak,namun
pengertian manajemen sudah mulai berkembang. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa
manajemen adalah pondasi dari sebuah organisasi ataupun badan.
alam pendidikan, manajemen itu dapat
diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten
dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi
dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan
sebagai administrator dalam mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam
memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina
guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988).
Selain makalah ini memberikan penjelasan
tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran manusia tentang manajemen
masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari
ilmu manajemen lebih lanjut.
B.
RUMUSAN MASALAH
Secara
lebih oprasional, masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian ?
2. Bagaimanakah sejarah munculnya Manajemen ?
3. Bagaimanakah struktural tingkatan
Manajemen ?
4.
Apa saja prinsip-prinsip dan unsur-unsur Manajamen ?
5.
Apa fungsi Manajemen ?
6.
Apa teori yang mendukung Manajemen?
7.
Berapa banyak bidang Manajemen dalam kegiatan manajerial?
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang:
Mempelajari dasar-dasar manajemen sebagai bekal pengembangan ilmu manajemen
bagi kehidupan menghadapi era globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI MANAJEMEN
Pengertian Manajemen Menurut G.R. Terry
adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksudmaksud yang nyata.
Sedangkan,Menurut Hilman manajemen adalah
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Ricky W. Griffin mengungkapkan bahwa manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Lebih lanjutnya,Drs. Oey Liang Lee
beranggapan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan, William H. Newman menambahkan
manajemen merupakan fungsi yang
berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
Walaupun
banyak pendapat yang menjabarkan definisi manajemen, namun sampai saat ini
belum ada definisi yang dapat mencakup manajemen secara kompleks. Namun, Kata
manajemen mungkin berasal dari etimologi bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti mengendalikan, terutama dalam konteks
mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti tangan.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
Banyak pendapat yang mengemukakan para
ahli tentang penegertian manajemen. Pendapat – pendapat tersebut berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan
perbedaan tinjauan tentang manajemen itu sendiri.
Berikut ini akan dikemukakan tentang
pengertian manajemen yang ditinjau dari beberapa segi.
1. Pengertian Manajemen Ditinjau Dari Segi Seni ( Art ).
Pengertian Manajemen dari segi seni yang
dikemukakan oleh Marry Marker Follet. Follet mangatakan seni itu dalam
menyelesai pekerjaan melalui orang luar.
2. Pengertian Manajemen Ditinjau Dari Segi Ilmu Pengetahuan.
Pengertian manajemen ditijau dari segi ilmu
pengetahun yang dikemukakan oleh Luther Gulick. Gulic mengatakan manajemen
adalah bidang pengetahuan yang berusaha yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia manusia bekerja sama untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.
3. Pengertian Manajemen Ditinjau Dari Segi Proses.
Pengertian manajemen jika ditinjau dari segi
proses dikemukakan oleh James A.F Stoner. Stoner mengatakan bahwa manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan
kegiatan anggota dan tujuan pengunaan organisasi yang sudah ditentukan.
Dari berbagai pengertian
diatas, dapat kita rumuskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan kegiatan
anggota organisasi dan tujuan pengunaan organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapka atau secara ringkasnya berdasarkan penjabaran
definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian manajemen adalah
pengorganisasian untuk mencapai tujuan tertentu.
B.
SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU MANAJEMEN
Banyak
kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa
ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan
dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun
oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil
dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer
ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia
serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai
rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya
dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang
ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia
mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang
lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata
Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian,
bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan
model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit
mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem
penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya
manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak
pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam
empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan
era moderen.
a.
Pemikiran awal manajemen
Sebelum
abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smithmenerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian
kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik
peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh
orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat
menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan
mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan
produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik."
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,
dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
b.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai
dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick
A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,Principles of Scientific Management,
pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai
"penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins
menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen
moderen.
Perkembangan
manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry
Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama
Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor
mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious )
dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank danLillian
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan
untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai
dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang
baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri
Fayolmengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry
Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar
dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan
penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk
organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang
ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi
tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang
bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut
menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan
selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick
Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari
teori statistika dengan teorimikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan
"manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidanglogistik dan operasi. Pada
tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
"Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini
muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
c.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai
dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.
Eksperimen
Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone
milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini
awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu
terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata
insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih
sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan
kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti
menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu
utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya
datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan
pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun
1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi
sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi ataudominasi.
Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan
organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok.
Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938,
Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the
Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka
untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan
antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi
"efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang
menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal,
sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan
pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori
"penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya
memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
d.
Era moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
C.
JENJANG MANAJEMEN
Organisasi
atau badan usaha umumumnya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen,
yaitu :
a.
Manajemen Puncak( manajemen eksekutif )
Jenjang tertinggi adalah
manajemen puncak, sering disebut manajemen senior atau eksekutif kunci,
biasanya mempunyai berbagai pengalaman bertahun – tahun. Jenjang ini meliputi
dewan direktur, direktur utama atau chief executive officer ( CEO , dan pimpinan
lain. Manajemen ini bertugas menyusun rencana umum perusahaan dan
mengambil keputusan – keputusan penting
tentang hal – hal seperti penggabungan ( merger ), produk baru, dan pengeluaran
saham.
b.
Manajemen Madya( manajemen administratif )
Jenjang berikutnya dalam
piramida manajemen, disebut manaajemen madya atau manajemen administratif,
meliputi pimpinan pabrik dan/atau manajer divisi. Para manajer ini mempunyai
tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi yang melaksanakan rencana –
rencana umum dari manajer puncak
c.
Manajemen perasional( manajemen supervisori )
Manajemen ini merupakan
jenjang terendah dalam piramida manajemen. Tugasnya menyangkut pelaksanaan
rencana yang dibuat oleh para manajer madya. Manajer operasional sering disebut
“ supervisor garis pertama ”
( first line supervisor
) karena mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang
mengerjakan kegiatan harian.
D.
PRINSIP DAN UNSUR MANAJEMEN
1. Prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti
dari keberhasilan sebuah manajemen.
Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari.
Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari.
a. Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat
ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan
terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik
merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja
akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman
akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik
tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
b.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap
karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap
wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang
sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
c.
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan
patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan
erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka
disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan
disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
d.
Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan
wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada
serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta
pembagian kerja.
e.
Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang
jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan
kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar
tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of direction) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
f.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan
kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan
suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Setiap karyawan dapat mengabdikan
kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran
bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya
kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada
kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang
dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
g.
Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan
kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang
diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas
dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja.
Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar karyawan
dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar
menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi
untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige
(upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang
sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan
dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.
h.
Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang
tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan
tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan
wewenang (delegation of authority)
i.
Jenjang jabatan (The Hierarchy)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan
dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan
menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada
manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini,
maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab
dan dari siapa ia mendapat perintah.
j.
Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena
pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau
tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh
karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh
karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
k.
Keadilan dan kejujuran
Keadilan
dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak
dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan
karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur
akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan
kejujuran pada bawahannya.
l.
Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan
harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.
Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya
ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang
berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak
terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan
dalam bekerja.
m.
Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun
kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena
itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai
orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan
terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah
kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang
hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
n.
Semangat kesatuan dan semangat korps
Setiap karyawan harus
memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat
kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan
mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan
karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan
cara-cara yang kasar akan melahirkan friction
de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana
2.
Unsur Manajemen
a.
Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia
adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal, dan keterampilan.
Pandangan yang menyamakan manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya
dianggap tidak tepat baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral.
Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan
perusahaan.
b.
Money (Uang)
Uang selalu dibutuhkan dalam perusahaan,
mulai dari pendirian perusahaan hingga pengurusan perizinan pembangunan gedung
kantor, pabrik, peralatan modal, pembayaran tenaga kerja, pembelian bahan
mentah, dan transportasi. Para pemilik modal menyisihkan sebagian dari
kekayaannya untuk digunakan sebagai modal dalam kegiatan produksi. Dengan
demikian, uang merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan produksi.
c.
Material (Bahan Baku)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri
bahan mentah yang dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari pihak lain. Untuk
itu, manajer perusahaan berusaha untuk mem peroleh bahan mentah denganharga
yang paling murah, dengan meng gunakan cara pengangkutan yang murah dan aman.
Di samping itu, bahan mentah tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga
dapat dicapai hasil secara efisien.
d.
Machine (Mesin)
Mesin mulai memegang peranan penting dalam
proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin
uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan
teknologi yang begitu pesat, menyebabkan penggunaan mesin semakin menonjol. Hal
ini karena banyaknya mesin-mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga
memungkinkan peningkatan dalam produksi.
e.
Methode (Metode)
Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme
kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi, baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak
terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama. Bahkan sering
terjadi, untuk memperoleh metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi,
pimpinan perusahaan meminta bantuan ahli. Hal ini dilakukan karena penciptaan
metode kerja, mekanisme kerja, serta prosedur kerja sangat besar manfaatnya.
f.
Market ( Pasar)
Pasar merupakan tempat kita memasarkan produk
yang telah diproduksi. Pasar sangat
dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Pasar itu berupa masyarakat (pelanggan) itu
sendiri. Tanpa adanya pasar suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Jadi
perusahaan seharusnyamemikirkan manajemen pasar(pemasaran) dengan baik.
Dengan manajemen pasar (pemasaran) yang baik (juga didukung oleh pasar
yang tepat) distribusi produk dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
apa yang diharakan.
g.
Information (Informasi)
Tentu saja informasi sangat dibutuhkan dalam
suatu perusahaan. Informasi tentang apa yang sedang populer, apa yang sedang
disukai, apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen informasi sangat
penting juga dalam menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan.
Setiap
unsur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Manajemen tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya ketujuh unsur tersebut.
E.
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi tiga,yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha.
F.
TEORI-TEORI MANAJEMEN
Ada 6 macam teori manajamen
diantaranya:
·
Aliran klasik: Aliran ini
mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian
dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
·
Aliran perilaku: Aliran ini sering
disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya
pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
·
Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini
menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya.
Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat
berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
·
Aliran analisis sistem: Aliran ini
memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk
mengembangkan teorinya.
·
Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen
berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal
1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai
bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
·
Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen
mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan
atau konsumen
G.
BIDANG- BIDANG MANAJEMEN
a.
Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah proses manajemen
yang bertanggung jawab terhadap prencanaan (aktifitas) produksi, distribusi
atau manajemen proyek yang dijalankan oleh sebuah organisasi.
Kegiatan manajemen produksi meliputi :
1.
Perencanaan (desain) produksi
2.
Pengendalian (berkaitan dengan persediaan)
produksi
3.
Pengawasan Produksi (berkaitan dengan
mutu/quality control)
b.
Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu rencana
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan analisa situasi dan tujuan
yang telah ditetapkan.
Kegiatan pemasaran antara lain menetapkan product yang disukai pasar,
harga, promosi dan penempatan jalur distribusi.
Fungsi pemasaran meliputi :
1.
Penjualan
2.
Pembelian
3.
Pengangkutan
4.
Pembelanjaan
5.
penanggungan resiko
6.
standarrisasi dan gading
7.
informasi pasar
Kegiatan manajemen pemasaran antara lain:
1.
Riset pasar merupakan bagian terpenting untuk
mengetahui keinginan, sikap dan tingkah laku konsumen terhadap produk yang akan
dijual.
2.
Segmentasi pasar yakni proses kegiatan
membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang akan dilayani oleh
perusahaan.
3.
Promosi terpadu (promotional mix) merupakan ussaha memperkenalkan produk secara
terpadu yang dapat dilakukan melalui
periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan personal selling.
c.
Manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu bagian dari
manajemen yang fokusnya adalah pengelolaan dana perusahaan yang efektif dan
efesien guna mencapat tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Manajemen keuangan mempunyai tugas antara lain :
1.
Memanfaatkan peluang dalam memperoleh dana
intern maupun ekstern.
2.
Pengalokasian dana untuk menunjang kegiatan
perusahaan.
3.
Penggunaan dana yang dilakukan secara efisien
dan efektif.
d.
Manajemen personalia
Manajemen personalia adalah bagian dari
manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada faktor produksi tenaga kerjadalam
suatun organisasi agar tujuan yant telah ditetapkan dapat dicapai secara
optimal.
Kegiatan manajemen personalia antara lain ;
1.
Pengadaan pegawai..
2.
Pemilihan tenaga kerja
3.
Penyeleksian pegawai untuk menentukan posisi
jabatan yang sesuai.
4.
Mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk
pegawai.
5.
Menyediakan fasilitas, kesejahteraan dan gaji
yang memuaskan.
6.
Melakukan rotasi jabatan.
7.
Memotivasi pegawai dengan dmemberikan
penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.
8.
Melakukan pemberhentian dan pesiun pegawai.
e.
Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi merupakan bagian dari
manajemen yang memberikan informasi layanan bidang administrasi yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan memberi dampak kelancaran pada
bidang lainnya.
Kegiatan manajemen administrasi antara lain :
1.
Pengadministrasian seluruh kegiatan
2.
Menginventarisasi peralatan kantor
3.
Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk
kepentingan manajemen.
4.
Melakukan pengarsipan data sehingga mudah
untuk diakses oleh yang membutuhkan.
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Manajemen
merupakan hal yang amat penting dalam perorganisiran rencana untuk mencapai
suatu tujuan.
Manajemen
merupakan bentuk pemikiran yang lahir dari awal perkembangan manusia di muka
bumi yang awalnya bersifat statis dan primitif menjadi pemikiran yang dinamis
Organisasi
atau badan yang mengatur kegitan manajemen hendaknya disertai dengan jenjang
manajemen yng bertugas mengatur atau mengepalai segala urusan, selanjutnya
mengembangkan segala bentuk perencanaan yang telah dibuat serta jenjang atau
tahapan yang mampu melaksanakan atau bertugas melaksanakan segala perancanaan
yang padu.
Dalam
mengupayakan keberhasilan yang diperoleh dari hasil perorganisiran diperlukan
praktek-praktek dasar atau prinsip-prinsip dasar manajemen dan unsur-unsur yang
berkesinambungan dengan hal tersebut.
Fungsi
manajemen sebagai wadah untuk mewujudkan suatu tujuan tidak lepas dari
kesatuan,kepaduan,konsisten dan semangat yang sama untuk mencapai tujuan.
Bidang
–bidang manajemen juga harus diperhitungkan untuk memudahkan suatu tujuan mudah
terlaksana.
2.
SARAN
Sebagai
bagian dari pelajaran ekonom hendaknya menajemen harus mulai dikembangkan sejak
dini untuk mengartur siswa dan mendisiplinkan siswa menghadapi era global yang
menuntut modernisasi dalam bertindak dan berfikir.
DAFTAR PUSTAKA
http://boyvirgojogja.blogspot.com/ di akses pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:01
http://en.wikipedia.org/wiki/Management di sadur pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:10
http://www.referenceforbusiness.com/management/Or-Pr/Pioneers-of-Management.html di kunjungi pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:19
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15300 di unduh pada tanggal 14 Maret 2014, pukul 07:01
http://tujuan1.blogspot.com/2013/06/contoh-latar-belakang-manajemen.html di akses pada tanggal 14 Maret 2014, pukul 07:10
http://www.unjabisnis.net/2014/01/pengertian-ekonomi-manajemen.html di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 07:04
http://subijakto25.blog.com/2014/01/11/empuur-manajemen-unsur-dan-prinsip2014/ di unduh pada18 Maret 2014, pukul 07:05
http://www.wartanews.com/read/Economic/1b9bb69c-5c5c-220a-09d cb47ba62bedd/Ekononomi-versus-DPR di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 07:07
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/manajemen-2/ di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 12:55
http://e-course.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf di akses pada 18 Maret 2014, pukul 13:01
http://boyvirgojogja.blogspot.com/ di akses pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:01
http://en.wikipedia.org/wiki/Management di sadur pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:10
http://www.referenceforbusiness.com/management/Or-Pr/Pioneers-of-Management.html di kunjungi pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 20:19
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15300 di unduh pada tanggal 14 Maret 2014, pukul 07:01
http://tujuan1.blogspot.com/2013/06/contoh-latar-belakang-manajemen.html di akses pada tanggal 14 Maret 2014, pukul 07:10
http://www.unjabisnis.net/2014/01/pengertian-ekonomi-manajemen.html di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 07:04
http://subijakto25.blog.com/2014/01/11/empuur-manajemen-unsur-dan-prinsip2014/ di unduh pada18 Maret 2014, pukul 07:05
http://www.wartanews.com/read/Economic/1b9bb69c-5c5c-220a-09d cb47ba62bedd/Ekononomi-versus-DPR di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 07:07
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/manajemen-2/ di unduh pada 18 Maret 2014, pukul 12:55
http://e-course.usu.ac.id/content/manajemen/manajemen0/textbook.pdf di akses pada 18 Maret 2014, pukul 13:01
Demikianlah materi tentang Makalah Manajemen yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Globalisasi yang telah kami posting sebelumnya. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon