Makalah Transcultural Nursing - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut DISINI.
MAKALAH
TRANSCULTURAL NURSING
Kelompok 1: Joe Harrys (00000000745)
Febrina
Cahyani (00000001233)
Rilly
Maria Wantania (00000001229)
Febri
Christianingrum (00000000750)
Erna
Dame Manalu (00000001319)
Windy
Ganitya Glodya Ha’e (00000003316)
Via Monica (00000001225)
Wanda
Adelina (00000003763)
Mega
Tri Anggraini (00000000924)
Fakultas Ilmu Keperawatan
UPH
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak
perubahan-perubahan yang ada baik di lingkungan maupun klien. Perawat harus
menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini termasuk segi pelayanan
kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan
diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari
ilmu tersebut. Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap
perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan. Salah satu teori yang
diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori Leininger tentang
“transcultural nursing”.
Dalam
teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur
dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat
sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan
humanistik body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.
Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap perbedaan kultur berarti
perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur
secara konsep perencanaan dalam praktik
keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur yang universal. Kultur yang
spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh
kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).
Leininger
mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur dan universal berdasarkan
kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber
informasi dan menentukan jenis perawatan yang diinginkan, karena kultur adalah
pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan.
Cultur care adalah teori yang holistik karena meletakan di dalamnya ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur,
pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi bahasa, dan etnik serta sistem
profesional.
1.2
Identifikasi Masalah
a. Definisi transcultural nursing
b. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural
c. Konsep transkultural nursing
d. Paradigma transkultural nursing
e. Proses transkultural nursing
f.
Tren dan Isu
transkultural nursing
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan
dan untuk memberi informasi
tentang
apa yang dimaksud dengan transkultural nursing melalui definisi yang
dijabarkan, konsep-konsep yang ada serta hal yang terjadi yang berhubungan
dengan transkultural nursing.
1.4
Metode penulisan
Menjabarkan
secara keseluruhan tentang transkultural nursing dalam proses keperawatan.
1.5
Sistematika Penulisan
Bab satu terdiri dari lima sub bab. Pertama adalah latar belakang
yang menjelaskan tentang transkultural nursing secara luas. Kedua adalah identifikasi
masalah yang menjelaskan tentang apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini
berkaitan dengan transkultural nursing. Ketiga adalah tujuan penulisan yang
menjelaskan tentang apa tujuan kami membuat makalah ini. Keempat adalah metode
penulisan yang berisi tentang metode yang digunakan untuk membuat makalah ini.
Bagian yag kelima adalah sistematika penulisan yang berisi tentang apa saja isi
yang terdapat dalam makalah ini.
Bab kedua terdiri dari enam sub bab. Pertama
adalah menjelaskan tentang pengertian dari transkultural nursing. Kedua
menjelaskan tentang tujuan penggunaan transkultural nursing dalam praktik
keperawatan. Ketiga menjelaskan tentang konsep dari transkultural nursing.
Keempat menjelaskan tentang paradigma transkultural nursing. Kelima adalah proses
bagaimana praktek transkultural nursing diterapkan. Terakhir menjelaskan
tentang tren dan isu seputar transkultural nursing.
Bab ketiga yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
KeperawatanTranskultural
Pengertian Transkultural bila ditinjau dari
makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture, trans berarti
alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui. Culture
berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti;
-kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan. - Kepercayaan , nilai – nilai
dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada
generasi berikutnya , sedangkan cultural berarti; sesuatu yang berkaitan dengan
kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat. Dan
kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia
seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah
lakunya. Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya yang
mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain atau juga
pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi
sosial. TransculturalNursing merupakan suatu area yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras
, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien / pasien ) menurut Leininger ( 1991 ). Leininger beranggapan bahwa
sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien.
Transkultural Nursing adalah suatu
area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang
fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai
asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Perilaku caring adalah bagian dari keperawatan
yang membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan
caring adalah tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu
secara utuh. Perilaku ini seharusnya sudah tertanam di dalam diri manusia sejak
lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai individu
tersebut meninggal. Hal ini tetap ikut berkembang dengan seturut jalannya
perkembangan manusia tersebut.
2.2 Tujuan Penggunaan KeperawatanTranskultural
Menurut Leniger tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga
tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan yang
spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak
dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger dan Dayak. Sedangkan,
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang
diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga
untuk mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga
dapat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan status kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil
mempunyai pantangan untuk makan makanan yang berbau amis seperti akan, maka
klien tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lain.
Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar
belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik
setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
2.3 Konsep Dalam
KeperawatanTranskultural
Di
dalam buku yang berjudul “Fundamentals of Nursing Concept and Procedures” yang
ditulis oleh Kazier Barabara ( 1983 ) mengatakan bahwa konsep keperawatan
adalah merupakan suatu bagian dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang
meliputi pengetahuan. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang
manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio –
psycho – social – spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus
didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu
dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat
sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia
dalam kehidupan dengan yang lain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam
suatu tempat , selalu diulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang
dijalaninya . Keberlangsungan terus – menerus dan lama merupakan proses
internalisasi dari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter ,
pola pikir , pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai
pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).
Selain itu ada beberapa konsep lagi yang
terkandung dalam transkultural nursing ;
a.
Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari
anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam
berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b.
Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang
lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c.
Perbedaan
budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk
yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan
terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali
lagi (Leininger, 1985).
d.
Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik.
e.
Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu
atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang
lazim.
f.
Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia
didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
g.
Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya.
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu,
menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan
saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h.
Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan
adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i.
Caring
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
j.
Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk
mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam
keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k.
Cultural imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga
kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang
lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.
2.4 Paradigma Transkultural Nursing
Leininger
(1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan.
1.
Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau
kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna
untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984)
manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.
Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang
dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat dan
sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks
budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai
tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3.
Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan
fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan
budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik,
sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan
oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah
ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke
dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus
mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup,
bahasa dan atribut yang digunakan.
4.
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau
rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai
dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
Ø
Strategi I,
Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya
pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah
dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya berolah raga setiap pagi.
Ø
Strategi II,
Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada
tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu
yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya
klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti
dengan sumber protein hewani.
Ø
Strategi
III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila
budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok.
Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
2.5 Proses
KeperawatanTranskultural
Teori yang
dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya
menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.
Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang
budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada yaitu :
a.
Faktor agama
dan falsafah hidup (religious and philosophical factors). Agama adalah suatu
simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji
oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan.
b.
Faktor sosial
dan keterikatan keluarga (kinship and social factors). Perawat pada tahap ini
harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat
tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
c.
Nilai-nilai
budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya adalah
sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor
ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi
sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
d.
Faktor
kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors). Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew andBoyle,
1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
e.
Faktor
ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera
sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan
klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya
dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan
antar anggota keluarga.
f.
Faktor
pendidikan (educational factors) tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali. Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien
maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional
dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar
secara aktif mandiri.
2.
Diagnosa
keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien
sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga
diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu :
1)
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur.
2)
Gangguan
interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural.
3)
Ketidakpatuhan
dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3.
Perencanaan
dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan
trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan
adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien
(GigerandDavidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural
(Andrew andBoyle, 1995) yaitu :
1)
Mempertahankan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
2)
Mengakomodasi
budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
3)
Merubah
budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
(a)
Cultural
care preservation/maintenance 1)
Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses
melahirkan dan perawatan bayi 2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat
berinterkasi dengan klien 3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki
klien dan perawat
(b)
Cultural
care accomodation/negotiation1) Gunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh klien 2) Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan 3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.
(c)
Cultural
care repartening/reconstruction1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya. 2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat
dirinya dari budaya kelompok 3) Gunakan pihak ketiga bila perlu. 4) Terjemahkan
terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh
klien dan keluarga. 5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan
kesehatan.
Perawat dan klien harus mencoba untuk
memahami budaya masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya
budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul
rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
4.
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai
dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan
budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
2.6 Tren dan Isu
Transkultural Nursing
Banyak hal dalam budaya Indonesia
termasuk dalam cara mereka mempercayai dan mengobati diri mereka untuk membuat
hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka alami, sebagai contoh budaya
Jawa, disini budaya jawa yang sering kami ketahui cara dan adat yang mereka percayai
untuk mengobati diri saat sakit adalah dengan kerokan, kerokan bukan hal yang
asing bagi budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa yang masih menggunakan
kerokan untuk mengobati sakit mereka sampai saat ini. Mereka mempercayai adat
dan budaya secara turun temurun. Mereka meyakini bahwa dengan kerokan dapat
mengeluarkan angin yang ada didalam tubuh, serta dapat menghilangkan nyeri atau
sakit badan yang dialami dan dengan hal tersebut dapat membantu penyembuhan
yang mungkin telah dirasakan sebelumnya, hal tersebut banyak dilakukan oleh
suku jawa. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan muncul dan berada
didalam rumah sakit, meski mereka telah mendapatkan penangan dari tim kesehatan
ada saja yang melakukan tradisi tersebut, Telah diketahui akibat dari kerokan
yaitu penyebabkan pori-pori kulit semakin melebar, lalu warna kulit memerah
menujukkan adanya pembuluh darah dibawah permukaan kulit pecah, sehingga
menambah arus darah kepermukaan kulit.
Ketika melakukan komunikasi untuk
memberikan informasi tentang akibat yang terjadi dari kerokan tidak membuat
para klien atau pasien tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut
karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan. Sehingga asuhan keperawat yang mungkin akan
diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena adanya penolakan yang
terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut. Disini kita tidak dapat mengkritik
keyakinan dan praktik budaya kesehatan tradisional yang dilakuakan. Budaya
merupakan factor yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan
harus terus dilakukan bagaimana caranya menagani klien tanpa menyinggung
perasaan klien dan mengkritik tradisi yang telah ada yang mungkin sulit untuk
kita tentang dan ubah. Karena tujuan kita bukanlah untuk mengubah atau
mengkritik tradisi tersebut, namun bagaimana perawat mampu melakukan semua
tugasnya dalam memenuhi kebutuhan pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikianlah materi tentang Makalah Transcultural Nursing yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi
seputar Makalah Manajemen Pemasaran yang telah
kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu
menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
EmoticonEmoticon