Makalah Vegetarian - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Download
Beberapa penelitian di bidang gizi dan kesehatan telah menunjukkan manfaat menjadi vegetarian terhadap kesehatan terutama penyakit degeneratif. Tidak hanya itu, beberapa masalah yang terkait dengan vegetarian pun telah dikenali dan dicarikan solusinya.
Download
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan
zaman yang semakin modern ternyata tidak hanya memberi dampak positif. Gaya
hidup modern yang tidak baik dan terlalu sibuk serta ketidakteraturan pola
makan mengakibatkan tingkat kesehatan semakin menurun. Apalagi orang yang terlalu
sibuk sehingga lebih memilih mengkonsumsi jenis makanan fastfood yang umumnya berasal dari sumber makanan hewani yang cenderung miskin zat gizi dan
tinggi kalori sehingga meningkatkan berbagai risiko penyakit, khususnya
penyakit degenerative seperti obesitas, jantung koroner, hipertensi, diabetes
dan lain-lain.
Sumber
makanan hewani banyak mengandung zat gizi makro khususnya protein yang sangat
diperlukan tubuh. Tetapi disamping itu, sumber makanan hewani banyak mengandung
kolesterol dan lemak yang berbahaya bagi kesehatan jika asupan berlebihan.
Sedangkan sumber makanan nabati jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan karena
tidak mengandung zat yang meningkatkan risiko penyakit. Karena alasan tersebut,
dewasa ini banyak orang yang memilih diet vegetarian yaitu pola makan yang
mengindari daging, susu, telur dan olahannya yang mereka yakini dapat lebih
menjaga kesehatan di samping juga banyak alasan lain.
Beberapa penelitian di bidang gizi dan kesehatan telah menunjukkan manfaat menjadi vegetarian terhadap kesehatan terutama penyakit degeneratif. Tidak hanya itu, beberapa masalah yang terkait dengan vegetarian pun telah dikenali dan dicarikan solusinya.
Hasil
Survei tahun 1997 melaporkan terdapat 1% penduduk Amerika Serikat adalah
vegetarian. Angka ini meningkat menjadi 2,5% pada tahun 2000 dan 2,8% tahun
2003. Penduduk Inggris yang bervegetarian pada tahun 1987 sebanyak 3%,
meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 1997 menjadi 5,4%. Newspoll Survei
pada tahun 2000 melaporkan terdapat 2% penduduk Australia adalah vegetarian dan
18% penduduk lebih menyukai makanan vegetarian, sedangkan di India pada tahun
2003 terdapat lebih dari 50% penduduknya adalah vegetarian. Jumlah vegetarian
yang terdaftar pada Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri pada tahun
1998 sekitar lima ribu orang dan meningkat menjadi enam puluh ribu anggota pada
tahun 2007. Angka ini merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang
sesungguhnya karena tidak semua vegetarian mendaftar menjadi anggota. Di
Indonesia terdapat tiga ratusan balita vegetarian dimana hampir sepertiganya
berdomisili di DKI Jakarta.
Orang
vegetarian biasanya menurunkan diet vegetarian tersebut kepada anak-anaknya
mulai dari bayi. Tetapi banyak pro-kontra antara boleh tidaknya anak-anak
menjalankan diet vegetarian apalagi vegan karena balita merupakan salah satu
kelompok yang rawan kekurangan gizi dan berada dalam masa pertumbuhan yang
cepat serta akan mempengaruhi status gizi fase kehidupan selanjutnya, maka
secara teoritis balita tidak dianjurkan menjalani diet vegetarian karena
dikhawatirkan akan menderita gizi kurang. Bahkan ada di salah satu negara orang
tua vegan tidak boleh mengadopsi anak karena diet vegetarian pada anak-anak
benar-benar akan menyebabkan anak kurang gizi.
Telah
dilakukan banyak penelitian tentang status gizi vegetarian anak-anak namun
hasil yang didapatkan berbeda antara pihak peneliti yang pro dan kontra diet
vegetarian pada anak-anak.
Dalam
makalah ini akan dijabarkan tentang status gizi vegetarian anak-anak yang sudah
didukung dengan hasil penelitian-penelitian baik dari pihak yang mendukung atau
pun yang tidak mendukung.
1.2. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang telah dijelaskan di atas, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
rumusan masalah antara lain:
1. Apakah
diet vegetarian dianjurkan untuk anak-anak?
2. Bagaimana
status gizi anak vegetarian?
3. Bagaimana
pengaruh diet vegetarian terhadap status gizi anak-anak vegetarian?
4. Bagaimana
pola makan anak vegetarian?
5. Apa
saja dampak positif dan negative diet vegetarian pada anak vegetarian?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan
dan manfaat penulisan antara lain:
1. Mengetahui
diet vegetarian apakah dianjurkan untuk anak-anak atau tidak.
2. Mengetahui
status gizi anak vegetarian.
3. Mengetahui
pengaruh diet vegetarian terhadap status gizi anak-anak vegetarian.
4. Mengetahui
bagaimana pola makan anak vegetarian.
5. Mengetahui
apa saja dampak positif dan negative diet vegetarian pada anak vegetarian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Vegetarian
1. Pengertian
Vegetarian
Vegetarian berasal dari kata vegetus, yang
artinya lincah, segar dan penuh dengan daya semangat hidup. Vegetarian
mempunyai dua pengertian, yakni pengertian sebagai kata benda dan kata sifat.
Sebagai kata benda, berarti orang yang berpantang makan daging, tetapi hanya
makan sayur-sayuran dan bahan makanan nabati lainnya. Sebagai kata sifat,
vegetarian berarti tidak mengandung daging atau kebiasaaan berpantang daging.
Dengan demikian, kaum vegetarian sudah tentu akan menjauhkan diri dari makanan
yang mengandung daging.
Terdapat banyak
alasan orang memilih diet vegetarian, antara lain: agama (Hinduism, Buddhism, Judaism, Sikhism, Christianity), etika, lingkungan, ekonomi, pekerjaan, psikologis
dan demografi.
2.
Jenis-jenis Vegetarian
Kata vegetarian mengacu pada pola makan tanpa daging
hewani. Produk-produk hewani lainnya seperti susu sapi, telur ayam dan madu
dihindari oleh sebagian orang vegetarian yang percaya bahwa pola makan
seharusnya berdasarkan atas makanan-makanan nabati. Jenis-jenis vegetarian
dijelaskan menurut ukuran sejauh mana menghindari produk-produk hewani, dari
pola makan pseudo-vegetarian yang meliputi sebagian dari daging hewan
hingga vegan murni, yang menghindari segala macam produk yang berasal dari
hewan.23 Jenis-jenis vegetarian tersebut antara lain:
1.
Vegan
Vegan kadang diartikan sebagai vegetarian murni,
atau vegetarian total. Vegan (istilah yang mengambil suku kata pertama dan
terakhir dari kata “vegetarian”) tidak memakan produk hewani apapun. Kelompok
vegetarian ini meninggalkan sama sekali produk hewani dan turunannya, termasuk
gelatin, keju, yoghurt. Selain itu, mereka juga menghindari madu, royal-jelly,
dan produk turunan serangga. Sebagian besar orang vegan menghindari madu karena
dibuat oleh lebah, yang sering terbunuh pada saat pengambilan madu dari sarangnya.
Mereka juga menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun
kosmetik yang mengandung produk hewani.3,23
2.
Vegetarian
Lacto
Vegetarian Lacto adalah tipe vegetarian yang
mengonsumsi bahan pangan nabati dan berpantang makan daging ternak, daging
unggas, ikan, dan telur beserta produk olahannya namun masih mengonsumsi susu.
3.
Vegetarian
Ovo
Vegetarian Ovo adalah tipe vegetarian yang
berpantang makan daging ternak, daging unggas, ikan dan susu beserta produk
olahannya namun masih mengonsumsi telur.
4.
Vegetarian
Lacto-Ovo
Vegetarian Lacto-Ovo adalah tipe vegetarian
yang paling umum ditemui. Tipe ini tidak mengonsumsi segala jenis daging, baik
daging ternak ataupun daging unggas dan juga ikan. Namun, mereka masih
mengonsumsi susu dan telur.
5.
Pseudo-vegetarian
Karena kepercayaan yang salah bahwa vegetarian
adalah orang yang hanya menghindari “daging merah” maka banyak orang yang
menyebut dirinya sebagai vegetarian walaupun memakan daging ayam dan ikan
secara rutin. Karena unggas dan ikan adalah termasuk hewan, pola makan demikian
paling baik diistilahkan sebagai pseudo-vegetarian. Tipe vegetarian ini
kadang juga dinamakan dengan istilah pollo-vegetarian atau pesco-vegetarian.
Pollo-vegetarian adalah tipe vegetarian yang masih mengonsumsi daging unggas,
seperti daging ayam, kalkun dan bebek tapi tidak mengonsumsi jenis daging lainnya.24
Sedangkan pesco-vegetarian atau juga dikenal dengan pescatarian adalah
tipe vegetarian yang menghindari segala jenis daging, namun masih mengonsumsi ikan.
6.
Semi
Vegetarian atau Flexitarian
Flexitarian adalah
tipe vegetarian yang hanya mengonsumsi daging sekali atau dua kali dalam
seminggu atau pada saat-saat tertentu saja.
7.
Fruitarian
Fruitarian adalah
tipe vegetarian yang hanya mengonsumsi buah-buahan sebagai makanan sehari-hari.
3.
Pola Makan Vegetarian
Pola
makan vegetarian mengandung serat yang lebih tinggi, maka diperlukan kalori
yang tinggi untuk memenuhi semuanya. Akan tetapi terdapat kecendrungan untuk
memakan kalori yang lebih sedikit jika volume makanan yang dimakan berjumlah
sama. Masalah tersebut dapat diatasi dengan memakan volume makanan yang lebih
besar pada setiap hidangan dan menu makan lebih sering.
(Eisma).Diet
vegetarian diyakini membawa manfaat kesehatan bagi para pengikutnya
atau pelakunya. Manfaat utama melakukan diet vegetarian adalah mencegah dari
berbagai jenis penyakit degeneratif seperti kolesterol tinggi, jantung koroner,
asam urat, hipertensi, diabetes, dan kanker. Penyakit-penyakit ini biasanya
dipicu oleh pola makan tinggi lemak hewani , protein, garam, tinggi gula, namun
rendah serat. Sedangkan diet vegetarian minim asupan produk hewani. Pola makan
vegetarian juga memungkinkan tubuh banyak mendapan asupan vitamin dan mineral.
Di dalam tubuh, vitamin dan mineral merupakan zat pengatur, menjaga dan
memelihara kesehatan tubuh. Dengan tubuh yang sehat, tentu beragam serangan
penyakit, terutama jenis penakit yang disebabkan oleh virus. Asupan yang tinggi
sumber serat pelaku diet vegetarian juga dapat mencegah tubuh dari risiko
kanker saluran pencernaan.
Orang
vegetarian cenderung memiliki tubuh yang langsing dan resiko menderita penyakit
berbahaya menurun drastis. Hal ini disebabkan karena diet vegetarian
meningkatkan konsumsi phytochemical. Zat ini banyak terdapat pada buah
buahan dan sayuran yang berwarna. Lutein terdapat pada brokoli sementara
lycopene terdapat pada tomat. Phytochemical adalah antioksidan yang sangat kuat
dan dipercaya mampu melindungi tubuh dari kanker.
4. Manfaat Diet Vegetarian
Pada tahun 1961, majalah Journal of American Medical
Association menyatakan bahwa pola makan vegetarian bisa mencegah penyumbatan
urat nadi jantung hingga 97%. Menurut Rita Butram. PhD kepala bidang makanan
dan kanker dari lembaga kanker nasional (NCI) Amerika Serikat, 35 – 40% dari
semua kematian karena kanker ada kaitannya dengan makanan. Dengan mengikuti
prinsip-prinsip makanan sehat vegetarian dapat mencegah dan meningkatkan
kekuatan. Makanan vegetarian dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu:
sayur-sayuran, buah buahan, umbi, padi, kacang, susu murni, madu, bumbu-bumbu
dapur, makanan olahan vegetarian (tahu, tempe), air mineral, rumput laut dan
ganggang laut serta telur.
5.
Kekurangan Diet Vegetarian
Selain
bermanfaat untuk kesehatan, diet vegetarian memiliki kekurangan dimana beberapa
unsul atau mineral tertentu tidak dapat dipenuhi hanya dengan produk nabati.
Tidak ada makanan tunggal dapat menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan
tubuh. Sebagai contoh, pelaku diet vegan menghilangkan sumber makanan vitamin
B-12, serta produk-produk susu, yang merupakan sumber kalsium yang baik
sehingga pelaku diet vegan beresiko kekurangan kalsium dan vitamin B-12. Untuk
memenuhi kebutuhan akan vitamin B-12 dan kalsium maka pelaku diet vegan harus
makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin B-12 seperti sereal, susu
kedelai, yoghurt kedelai, tempe dan tahu.
Berikut beberapa resiko
kekurangan nutrisi atau zat tertentu bagi pelaku diet vegetarian antara lain :
a. Kekurangan
asam lemak omega-3.
Asam lemak Omega-3 penting
untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL),, menurunkan tekanan darah kesehatan
jantung, mata dan perkembangan otak. Asam Lemak Esesesial ini tidak dapat
disintesis tubuh sehingga dibutuhkan asupan dari makanan. Asam lemak ini banyak
ditemukan pada ikan yang berlemak dan telur. Diet vegetarian yang tidak
termasuk ikan dan telur umumnya memiliki resiko kekurangan asam lemak omega-3. Jika
anda tidak mengkonsumsi kedua jenis makanan tersebut maka anda harus mencari
alternatif sumber asam lemak omega 3 yang lain. Biji labu, biji rami, walnuts
dan minyak sari kedelai adalah pilihan yang tepat. Karena tubuh tidak bisa
memproduksi asam lemak omega 3 maka perlu dipertimbangkan suplemen omega-3 dari
luar.
b. Kekurangan
protein atau asam amino.
Protein membantu menjaga
kesehatan kulit, tulang, otot dan organ juga merupakan zat gizi yang berperan
penting dalam perkembangan otak. Bagi pelaku diet semi vegetarian, vegetarian
lacto dan lacto ovo, kebutuhan asam asam amino masih bisa dicukupi dari asupan
susu dan telur, namun bagi pelaku vegetarian vegan perlu kecermatan di dalam
memilih sumber protein nabati. Diantaranya adalah produk olahan kacang kedelai
seperti susu kedelai, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian dan gandum.
c.
Kekurangan Vitamin D dan kalsium
Jika anda mengkonsumsi susu,
keju dan yogurt, anda tidak akan perlu khawatir kekurangan kalsium untuk
memperkuat tulang. Nah, masalah terjadi jika anda vegetarian maka anda harus
mencari sumber kalsium alternatif. Beberapa sumber kalsium alternatif dari
tanaman antara lain susu kedelai yang diperkaya, jus jeruk, biji bijian, kacang
kacangan dan beberapa sayur berwarna hijau. Orang yang menolak minum susu juga
akan kehilangan sumber vitamin D. Para pelaku vegetarian dapat memperoleh
vitamin D dari sinar matahari dan bila kurang bisa ditambah dari suplemen.
d.
Kekurangan Zinc
Meskipun zinc banyak dijumpai
pada menu vegetarian namun penyerapan di usus tidak sebagus zinc yang berasal
dari daging. Solusinya ya harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zinc dalam
jumlah banyak. Sumber zinc yang cukup bagus antara lain susu, keju, gandum,
kacang, kedelai, tumbuhan polong.
e.
Kekurangan Zat besi
Daging merah merupakan sumber
utama zat besi, begitu juga dengan sayuran yang berwarna hijau, kacang goreng,
sereal yang diperkaya dan gandum. Seperti halnya zinc, zat besi yang berasal
dari tanaman juga tidak mudah diserap tubuh sehingga dibutuhkan makanan dalam
jumlah banyak atau dikombinasi dengan vitamin C yang dapat mempermudah
penyerapan zat besi.`
Memang, menu utama vegetarian
adalah sayur dan buah-buahan. Namun, tentu saja itu tidak cukup. Para
vegetarian perlu suplemen (makanan tambahan) tertentu, untuk mengganti
kekurangan bahan yang dibutuhkan tubuh akibat tidak mengonsumsi pangan hewani.
Terutama untuk bahan kalsium, zat besi, yodium dan vitamin B kompleks. Suplemen
didapatkan dari luar bahan makanan pokok. Namun, sejauh vegetarian tidak merasa
mengalami gangguan dengan kesehatannya, tidak mengkonsumsi suplemen juga tidak
apa-apAa.
1.
Diet
Vegetarian untuk Anak-Anak
Terdapat
perbedaan pendapat antara dianjurkan atau tidaknya anak-anak menjalankan diet
vegetarian. Ada yang berpendapat bahwa anak-anak bahkan sejak bayi tidak apa-apa
menjalankan diet vegetarian dan ada yang berpendapat bahwa diet vegetarian
tidak dianjurkan untuk anak-anak.
American
Dietetic Association (ADA) menyetujui bahwa diet vegetarian memang bisa
dijalani oleh segala usia. Dalam makalah berjudul Feeding your Baby the
Vegetarian Way, seperti dikutip New Beginnings, 2000, ADA menyatakan bila
direncanakan dengan tepat, bayi yang berdiet vegetarian bisa mendapat seluruh
nutrisi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembangnya
Orang tua vegan
atau vegetarian biasanya menurunkan diet vegetarian kepada anaknya bahkan sejak
bayi. Mereka yakin bahwa tidak apa-apa bayi menjalankan diet vegetarian karena
memang sejak lahir sampai 6 bulan kelahiran bayi hanya mengonsumsi ASI yang secara
tidak langsung berarti juga vegetarian sehingga mereka hanya perlu meneruskan
diet vegetarian tersebut karena mereka yakin bayi tidak akan kekurangan gizi
dengan diet vegetarian. Menurut Dr Sri S Nasar, SpA (K) tidak apa-apa bayi menjadi vegetarian, tetapi memang
dibutuhkan perhatian lebih dari orangtua untuk menjaga kebutuhan gizi bayinya
dari makanan-makanan nabati tercukupi. Pada sebuah penelitian terhadap 5.000
anak, peneliti menemukan bahwa diet vegetarian jauh lebih sehat dibandingkan
dengan diet non vegetarian. Hanya harus diperhatikan kecukupan nutrisi terutama
protein dan lemak.
Sedangkan
menurut pihak yang tidak menganjurkan diet vegetarian untuk anak-anak karena
mereka khawatir anak-anak akan mengalami gizi kurang terutama kekurangan zat
besi, vitamin B12, vitamin D dan lain-lain.
2.
Status
Gizi Anak Vegetarian
a. Penelitian
1
Penelitian terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak vegetarian pertama kali dilakukan oleh Hardinge pada
tahun 1954 dengan besar sampel 30 anak vegetarian berumur 13–17 tahun. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross-sectional untuk menilai status gizi
berdasarkan indeks antropometri. Hardinge melaporkan bahwa pertumbuhan anak
vegetarian lakto ovo mirip dengan kelompok anak non vegetarian yang sebaya,
sedangkan anak vegan memiliki tubuh lebih kecil dengan berat badan (BB/U) dan
tinggi badan (TB/U) yang lebih rendah dari kelompok anak non vegetarian yang
sebaya.
Hasil-hasil
penelitian di Inggris menunjukkan bahwa anak vegetarian pra sekolah (1,5-4,5
tahun) mempunyai asupan energi protein dan lemak, kolesterol, niacin, sodium
dan serum feritin yang lebih rendah dari anak non vegetarian, tetapi lebih
tinggi asupan karbohidrat, vitamin A, C, E dan kalium, serta cukup zat Fe, Zinc
dan B12. Anak vegan jika dibandingkan dengan anak yang mengonsumsi daging, akan
cenderung lebih pendek (TB/U) dan kurus (BB/TB) serta berisiko kekurangan
zat-zat gizi penting untuk pertumbuhan. Penelitian di India, Inggris dan
Amerika Serikat membuktikan bahwa kelompok vegan dan jenis vegetarian lainnya
menderita kekurangan vitamin B12. Kurang energi dan protein merupakan faktor
yang mempengaruhi status gizi balita.
b. Penelitian
2
Dari sumber dan
penelitian lain yang dilakukan pada sampel 148 balita (75 vegetarian, 73 non
vegetarian) yang dipilih secara purposive sampling pada populasi di DKI jakarta
2008, hasil penelitian menunjukkan tidak ada balita vegetarian yang menderita
gizi kurang apalagi gizi buruk. Sebaliknya malah terdapat balita vegetarian
yang kelebihan gizi/berat badan. Prevalensi obesitas balita vegetarian sebesar 5,3%
dan balita non vegetarian 12,3%. Terdapat 13,3% balita vegetarian dan 8,2%
balita non vegetarian yang gemuk, 56% balita vegetarian dan 57,5% non
vegetarian berstatus gizi normal, namun terdapat 25,3% balita vegetarian dan
21,9% balita non vegetarian berisiko gemuk (Tabel 1).
Distribusi Balita
Vegetarian dan Non Vegetarian Menurut Status Gizi Berdasarkan Indeks
Antropometri BB/U, TB/U, BB/TB dan IMT/U di DKI Jakarta Tahun 2008
Hasil uji T
independen untuk beda dua mean Z skor menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang bermakna antara status gizi (IMT/U) balita vegetarian lakto ovo dengan
balita non vegetarian (p>0,05) berdasarkan semua indeks antropometri menurut
standar baku WHO 2005, yaitu BB/U (Berat Badan menurut Umur), TB/U (Tinggi
Badan menurut Umur), BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) dan IMT/U (Indeks
Massa Tubuh menurut Umur). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Hasil uji
statistik multivariat regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa faktor
yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi (IMT/U) adalah
penghasilan keluarga dan umur balita pada balita vegetarian lakto ovo setelah
dikontrol dengan pemberian ASI, pendidikan ibu dan pengetahuan gizi ibu sebagai
konfounder. Penghasilan keluarga merupakan faktor yang paling dominan
hubungannya dengan status gizi (IMT/U) pada balita vegetarian. Sedangkan faktor
yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi (IMT/U) pada balita
non vegetarian adalah penyakit infeksi dan status gizi (IMT) ibu setelah
dikontrol dengan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan ibu mencuci
tangan dengan sabun sebelum memberi makan anaknya sebagai konfounder. Penyakit
infeksi merupakan faktor yang paling dominan hubungannya dengan status gizi
(IMT/U) pada balita non vegetarian.
Obesitas dan
kelebihan berat badan yang dialami oleh balita vegetarian dan non vegetarian
dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh kelebihan asupan energi daripada
yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan energi oleh tubuh akan diubah menjadi
lemak yang akan disimpan sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada
organ-organ lain. Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat dari asupan
energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang (aktivitas fisik kurang)
atau kombinasi dari keduanya. Obesitas pada vegetarian kemungkinan
disebabkan karena berlebihnya asupan karbohidrat seperti yang dikemukakan hasil
penelitian pertama.
Tabel 2.Uji Beda Mean Z
skor Balita Vegetarian Dengan Non Vegetarian Menurut Indeks BB/U, TB/U, BB/TB
dan IMT/U di DKI Jakarta Tahun 2008
3.
Penelitian 3
Penelitian tentang vegetarian pada
anak pernah dilakukan tahun 1989. Para periset menemukan, dari 404 anak yang
diteliti di sebuah komunitas di wilayah Tennessee, AS, tidak ada perbedaan
signifikan dalam pertumbuhan anak vegetarian dan nonvegetarian. Memang, di usia
1-3 tahun, anak yang menjalani diet vegetarian di daerah tersebut sedikit lebih
kecil ketimbang anak Amerika pada umumnya. Namun, begitu menginjak usia 10
tahun, pertumbuhan mereka kembali setara.
Bila dirata-rata, pertumbuhan anak
vegetarian sama dengan anak lainnya. Hal ini mematahkan anggapan bahwa anak
vegetarian bertubuh lebih kecil, kurus, dan pucat. Meski demikian, para ahli
mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya defisiensi vitamin dan mineral pada anak
vegetarian, terutama vitamin B12, yang banyak terdapat pada makanan sumber
hewani.
4. Lakto-Ovo
Lakto-ovo vegetarian termasuk diet
yang cukup longgar ketimbang vegan atau vegetarian murni. Pada lakto-ovo
vegetarian, anak masih bisa mengonsumsi telur, susu, serta produk olahannya,
kecuali daging dan ikan. Sejauh ini
tidak ada perbedaan mencolok antara anak yang melakukan diet vegetarian dengan
anak nonvegetarian, baik dari sisi pertumbuhan maupun inteligensinya. Jurnal
Kedokteran Pediatrics dan pada pembahasan penelitian 2 di atas juga menyebutkan
hal serupa.
Kebutuhan zat gizi anak yang cukup
tinggi adalah vitamin D, zat besi, kalsium, dan zinc. Nutrisi lain yang juga
diperlukan anak vegetarian adalah protein, vitamin B12, dan riboflavin. Kalsium
bisa diperoleh dari susu dan produk olahannya. Kemungkinan anak-anak yang
menerapkan diet lakto-ovo vegetarian kekurangan kalsium, zat besi, maupun
vitamin B12 sangat kecil. Sebab, sumber kalsium bisa didapat dari sumber
makanan seperti tahu, sayur berdaun hijau tua, bok choy, brokoli,
kacang-kacangan, kedelai, dan sereal.
5.
Pengaruh
Diet Vegetarian Terhadap Status Gizi Anak-Anak Vegetarian.
a.
Zat
Besi (Fe)
Kandungan
zat besi lebih banyak ditemui pada protein hewani daripada sayuran. Hal inilah
yang membuat kaum vegetarian sering dicurigai lebih rentan terkena anemia
ketimbang kelompok non-vegetarian. Sebenarnya belum ada kesimpulan pasti
terkait risiko anemia pada vegetarian. Menurut dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS,
MS, SpGK, meskipun stok zat besi pada kelompok vegetarian lebih rendah
dibandingkan non-vegetarian, kadar zat besi mereka belum tentu ada pada level
defisiensi atau kekurangan. Menurut ahli gizi dari IPB Drs.
Rimbawan, PhD, kunci dari diet vegetarian yang sehat adalah keanekaragaman.
Artinya, pangan yang kurang nutrisi A harus ditutupi dengan pangan yang kaya
nutrisi A.
Dari
hasil penelitian yang ada, prevalensi anemia karena difisiensi zat besi hanya
terjadi 10% pada vegan. Hal ini terjadi
karena mereka mengonsumsi makanan yang beranekaragam dan juga mengkonsumsi
suplemen zat besi sehingga kebutuhan zat besi mereka tercukupi. Selain itu
banyak mengonsumsi makanan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat
besi. Ini membuktikan tidak ada pengaruh yang kuat antara diet vegetarian dan
status zat gizi ada tubuh asalkan semua syarat terpenuhi.
b.
Vitamin
D
Anak
vegetarian rentan terkena difisiensi vitamin D disebabkan karena bayi tidak
diberikan susu yang mengandung vitamin D dan kegagalan penyediaan suplemen.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jamaica terhadap tiga bayi vegan
mendapatkan hasil bahwa semua bayi mengalami rakhitis karena diet vegan yang
ketat bahkan salah satu bayi menderita anemia.
Asupan
vitamin D minimum yang diperlukan untuk mencegah rakhitis sekitar 100 IU / d.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ASI
mengandung lebih dari 400 lu / l
vitamin D
dalam bentuk yang larut dalam air. Namun, laporan terbaru menyangkal
klaim bahwa
jumlah signifikan biologis vitamin D
aktif tercukupi. Untuk
mencukupi kebutuhan vitamin D anak-anak vegetarian harus diberi suplemen selama
1 tahun pertama dan harus terpapar sinar matahari.
Rakhitis yang terjadi pada tiga pasien
anak vegetarian tersebut karena tidak diberikan suplemen vitamin D dan tidak
terpapar matahari serta bersamaan dengan kekurangan kalsium. Jadi diet
vegetarian pada anak-anak tidak berpengaruh langsung terhadap difisiensi
vitamin D.
Table
Data Hasil Pemeriksaan Biokimia pada Pasien
c.
Vitamin
B12
Sumber
makanan nabati merupakan sumber makanan yang rendah vitamin B12. Hasil
penelitian menunjukkan rendahnya kadar konsentrasi vitamin B12 pada serum anak
vegetarian. Difisiensi vitamin B12 dalam juklah sedikit tidak akan mempengaruhi
stetus gizi dan perkembangan anak. Untuk mencegah difisiensi vitamin B12 maka
perlu diberikan suplemen.
6.
Pola
Makan Anak Vegetarian
Menu vegetarian
berarti seseorang tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali seperti daging,
susu sapi atau produk susu lainnya. Prinsip penyediaan
makanan bagi anak vegetarian adalah menyediakan makanan yang seimbang dan
bervariasi, memilih makanan yang tinggi nilai gizinya, dan focus pada makanan
yang mengandung kalsium dan zat besi. Ada empat komposisi makanan yang
sebaiknya diberikan pada anak vegetarian yaitu kelompok padi-padian, sayur,
buah, dan kacang-kacangan. Dengan kombinasi yang tepat, gizi anak bisa
terpenuhi dengan baik.
1.
Protein
Bayi dan anak
yang vegetarian biasanya akan mengambil asupan protein
dari tahu, tempe serta kacang-kacangan dan susunya pun menggunakan susu
kedelai. Sementara itu diketahui bahwa kandungan protein biologis dari tahu dan
tempe ini lebih rendah dari daging.
2.
Zat Besi
Hal yang harus
diperhatikan adalah mengenai asupan mineral bagi bayi
seperti zat besi. Walaupun zat besi juga didapat dari makanan sumber nabati,
jenis zat besi pada sumber nabati tergolong nonheme dan kurang mudah diserap
tubuh. Berbeda dengan zat besi dari sumber hewani, seperti daging merah, yang
tergolong heme dan mudah diserap tubuh. Sehingga jika hanya mengkonsumi sumber
nabati ada risiko bayi vegetarian rawan mengalami kekurangan zat besi. Jika
kekurangan zat besi ini berlangsung terus bisa meningkatkan risiko anemia pada anak di masa depan. Jadi untuk menurunkan risiko
difisiensi zat besi dan anemia anak-anak vegetarian juga mengkonsumsi suplemen
zat besi. Untuk menyiasati proses penyerapan itu, para ahli menganjurkan agar
makanan kaya zat besi dari sumber nabati dikonsumsi bersama dengan makanan
tinggi vitamin C.
Hal ini juga
perlu diperhatikan orangtua yang menerapkan bayinya menjalani ovo-vegetarian
(masih mengonsumsi telur). Karena meskipun telur juga mengandung zat besi tapi
penyerapan di dalam tubuhnya tidak terlalu bagus.
3.
Kalsium
Sedangkan asupan kalsium didapat dari sayuran hijau
tua seperti bok choy, brokoli, kacang-kacangan, produk kedelai, bok choy,
brokoli, kacang-kacangan dan lentil.
4.
Asam Lemak Esensial
Di dalam tubuh, asam lemak ini diubah menjadi
senyawa turunannya, yaitu EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam
dokosaheksaenoat). Asam lemak omega 3 berperan besar pada perkembangan sel
saraf, otak dan indera penglihatan. Penelitian yang dilakukan oleh Helland IB
et al (2003) menemukan, bahwa suplementasi yang cukup selama kehamilan dan
menyusui bermanfaat untuk perkembangan otak janin dan IQ bayi di masa
mendatang. Bagi vegetarian, omega 3 ini banyak terdapat pada minyak dari biji -
bijian, seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak jagung dan minyak
wijen serta sayuran berwarna hijau (seperti, bayam, brokoli). Asam lemak ini
merupakan precursor (bahan) pembentukan asam arakidonat (AA). Pembentukan DHA
dan AA membutuhkan asupan asam linoleat dan asam linolenat dari luar tubuh.
Selanjutnya, enzim akan mengubah asam linoleat menjadi AA dan mengubah asam
linolenat menjadi DHA. Kedua komponen ini dibutuhkan dalam jumlah besar pada
saat tumbuh kembang otak bayi. Asam linoleat banyak terdapat di dalam bahan
makanan nabati dan aneka produk olahannya, seperti minyak kedelai, minyak
jagung, minyak wijen, minyak kacang tanah, minyak biji kapas dan minyak bunga
matahari.
Tabel rekomendasi anak vegetarian
7. Mengetahui Dampak Positif dan Negative
Diet Vegetarian pada Anak Vegetarian
1. Dampak Positif
Anak-anak
yang dibesarkan dengan diet vegetarian memiliki keuntungan yang sangat besar
bagi kesehatannya. Mereka memiliki resiko yang jauh lebih kecil untuk menderita
masalah berat badan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan beberapa bentuk
kanker. mengenai rekomendasi ini. Semua protein dan nutrisi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
a.
Mencegah kanker
Lebih dari sepertiga kematian akibat kanker kemungkinan dikaitkan dengan diet. Menjalankan diet yang baik sejak awal kehidupan adalah
penting dalam meminimalkan
kemungkinan terkena penyakit ini. Vegetarian
dapat menurunkan risiko beberapa kanker dan ada
beberapa alasan untuk
ini. Diet tinggi buah-buahan dan sayuran segar
sekarang diakui menjadi salah satu cara
yang paling penting untuk membantu mencegah kanker. Sumber
makanan nabati mengandung kadar
antioksidan yang tinggi seperti vitamin A, E dan
beta-karoten serta serat. Kanker payudara, prostat dan usus besar
semuanya terkait dengan konsumsi produk hewani seperti makanan susu dan daging. Makanan tinggi jumlah daging merah (terutama olahan daging
merah) misalnya daging sapi, daging babi dan domba, yang diketahui
terkait dengan 20-40% peningkatan risiko kanker
kolorektal.
b.
Diabetes
Diabetes
Militus merupakan suatu kondisi dimana tubuh gagal meregulasi hiperglikemia yang kronis, artinya DM bukan hanya berarti
defisiensi sekresi insulin. Ada
semakin banyak bukti dari sejumlah studi yang menunjukkan bahwa paparan awal karena mengkonsumsi susu sapi kemungkinan merupakan pemicu
diabetes tipe I. Satu alasan adalah susu sapi dapat menghancurkan sel-sel dalam pankreas yang mengeluarkan
insulin. Dewasa ini terdapat kasus diabetes tipe II di atas 150 juta
kasus dan 80% dari penderita mengalami kelebihan berat badan Sekarang ada bukti jelas bahwa tanaman-berpusat,
tinggi serat, protein sedang / diet
lemak dapat sangat meningkatkan pengendalian diabetes dan mengurangi risiko.
c.
Keracunan makanan
Produk hewani merupakan 95% penyebaba dari semua kasus
keracunan makanan dan
anak-anak sangat rentan terkena keracunan makanan. Menjalankan pola makan yang sehat di masa kecil, membantu mengurangi
resiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari dan menurunkan
risiko keracunan makanan. Infeksi E.coli sekarang dianggap sebagai penyebab terbesar akut
(jangka pendek) gagal ginjal pada anak. Hewan ternak, di ternak tertentu, yang
dianggap sebagai reservoir infeksi.
d.
Penyakit jantung
Studi penelitian pada anak-anak jelas menunjukkan
bahwa tanda-tanda pertama aterosklerosis (tersumbatnya arteri) yang terjadi
pada usia yang sangat muda merupakan tahap awal terjadinya penyakit jantung.
Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di Inggris tetapi kemungkinan
kematian akibat penyakit jantung berkurang sekitar 25% dengan tidak
mengkonsumsi daging karena vegetarian lebih ramping dan memiliki tekanan darah
dan kadar kolesterol yang lebih rendah daripada non vegetarian sehingga risiko
mengalami penyakit jantung menurun.
e.
Mencegah alergi dan lactose
intolerance
Lactose intolerance banyak terjadi
pada anak-anak maupun orang
dewasa karena intoleransi terhadap protein pada susu sapi (kasein) dengan gejala diare
dan muntah. Susu sapi murni juga
merupakan penyebab kehilangan darah akibat pencernaan yang mungkin meningkatkan
risiko pada perkembangan anemia defisiensi besi. Susu sapi seharusnya tidak
diberikan selama tahun pertama kelahiran bayi. Anak-anak dan orang dewasa dapat
juga intoleransi terhadap gula (laktosa) yang ditemukan dalam susu sapi.
f.
Perkembangan
IQ
Dalam sebuah studi yang melakukan test perkembangan
kesehatan terhadap anak-anak vegetarian, terindikasi bahwa perkembangan umur
mental anak-anak vegetarian lebih dari setahun lebih tua dibandingkan umur
kronologis, hal ini berarti IQ di atas rata-rata (IQ rata-rata = 116) serta
memberikan jaminan bahwa perkembangan otak adalah normal.
Dilihat dari jenis sumber makanannya, vegetarian
mampu memenuhi kebutuhan zat gizi baik secara kualitas maupun kuantitas untuk
pertumbuhan dan perkembangan otak. Zat gizi yang mempengaruhi pertumbuhan otak
anak antara lain protein, mineral (Fe, Iodium), vitamin dan asam lemak esensial
(ALE). Zat-zat gizi tersebut terkandung dalam makanan sehari - hari. Asam lemak
esensial (ALE) adalah jenis asam lemak yang tidak bisa disintesis oleh tubuh,
hanya diperoleh dari makanan. Yang termasuk dalam asam lemak esensial adalah
asam lemak Omega 3 dan Omega 6. Kekurangan asam lemak esensial dapat
menyebabkan sel - sel neuron mengalami kekurangan energi untuk proses tumbuh
kembangnya.
Padahal asam lemak esensial ini tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan harus
dipasok langsung dari makanan. Sesungguhnya kebutuhan tubuh akan asam lemak
esensial hanyalah 2% dari total kebutuhan energi. Bila kebutuhan zat gizi ini
tidak terpenuhi, maka kemungkinan terjadi pertumbuhan sel - sel otak yang tidak
optimal serta menimbulkan kelainan yang berpengaruh pada tingkat kecerdasan.
2. Dampak Negatif
Menurut dokter
anak lulusan FK Universitas Padjadjaran ini, tidak adanya sumber hewani kurang
baik untuk pencernaan. Usus bakal tidak mengenal makanan sumber hewani. Proses
pertumbuhan anak juga menjadi kurang baik. Perlu diketahui bahwa makanan sumber
hewani membantu proses pembakaran menjadi energi dengan lebih baik. Dr. Dida
lebih menyarankan penerapan pola umum gizi seimbang yang terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Lemak dan protein berasal
dari sumber nabati dan hewani.
Selain diet
vegetarian dapat menurunkan risiko penyakit jantung ternyata diet vegetarian
juga dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan jantung koroner. Hal ini
terjadi karena diet vegetarian menyebabkan menurunnya status vitamin B12 dan
sehingga meningkatkan konsentrasi hemosistein pada plasma darah.
Hiperhemosistein dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung
koroner. Dampak negative lain vegetarian bagi anak-anak adalah meningkatkan
risiko kekurangan beberapa mikronutrients seperti vitamin B12, kalsium, vitamin
D dan zat besi jika tidak dipenuhi kebutuhan dengan pemberian suplemen.
Kekurangan vitamin B12 juga dapat menyebabkan kemampuan kognitif menurun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil
kesimpulan antara lain:
1. Masih
terdapat perbedaan pendapat antara boleh atau tidaknya diet vegetarian untuk
anak-anak. American Dietetic Association (ADA) menyetujui bahwa diet vegetarian
memang bisa dijalani oleh segala usia. Dalam makalah berjudul Feeding your Baby
the Vegetarian Way, seperti dikutip New Beginnings, 2000, ADA menyatakan bila
direncanakan dengan tepat, bayi yang berdiet vegetarian bisa mendapat seluruh
nutrisi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembangnya. Pada sebuah penelitian
terhadap 5.000 anak, peneliti menemukan bahwa diet vegetarian jauh lebih sehat
dibandingkan dengan diet non vegetarian. Hanya harus diperhatikan kecukupan
nutrisi terutama protein dan lemak.
2. Status
gizi anak lakto ovo vegetarian tidak berbeda dengan anak non vegetarian. Sedang
anak vegan jika dibandingkan dengan anak yang mengonsumsi daging, akan
cenderung lebih pendek (TB/U) dan kurus (BB/TB) serta berisiko kekurangan
zat-zat gizi penting untuk pertumbuhan. Penelitian di India, Inggris dan
Amerika Serikat membuktikan bahwa kelompok vegan dan jenis vegetarian lainnya
menderita kekurangan vitamin B12. Kurang energi dan protein merupakan faktor
yang mempengaruhi status gizi balita. Untuk penelitian di Amerika memang, di
usia 1-3 tahun, anak yang menjalani diet vegetarian di daerah tersebut sedikit
lebih kecil ketimbang anak Amerika pada umumnya. Namun, begitu menginjak usia
10 tahun, pertumbuhan mereka kembali setara
Tetapi pada hasil penelitian di
Indonesia anak vegetarian justru lebih banyak yang gemuk dan lebih tinggi
risiko obesitasnya. Ini diakibatkan pengkonsumsian makanan sumber energi
seperti karbohidrat yang berlebih.
3. Anak
vegetarian tidak akan mengalami difiseiensi
zat besi, vitamin D dan vitamin B12 selama dalam pola makan menyertakan
suplemen dan menjalankan pola makan yang bervariasi.
4. Prinsip
penyediaan makanan bagi anak vegetarian adalah menyediakan makanan yang
seimbang dan bervariasi, memilih makanan yang tinggi nilai gizinya, dan focus
pada makanan yang mengandung kalsium dan zat besi. Ada empat komposisi makanan
yang sebaiknya diberikan pada anak vegetarian yaitu kelompok padi-padian,
sayur, buah, dan kacang-kacangan. Dengan kombinasi yang tepat, gizi anak bisa
terpenuhi dengan baik.
5. Dampak
positif diet vegetarian pada anak-anak antaralain: mencegah kanker, diabetes,
penyakit jantung, laktosa intolerance, keracunan makanan dan bagus untuk
perkembangan otak. Sedangkan dampak negative nya antara lain: proses
pertumbuhan anak juga menjadi kurang baik, proses pembakaran menjadi energi
dengan kurang baik karena sumber hewani membantu proses pembakaran, terjadi
peningkatan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung jika difisiensi vitamin
B12 dan penurunan kemampunan kognitif.
Demikianlah materi tentang Makalah Vegetarian yang sempat kami berikan dan jangan lupa juga untuk
menyimak materi seputar Makalah Kwarganegaraan “Rule Of Law” yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan
dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon