Makalah Analisis SWOT merupakan bahan materi tentang strategi bisnis dalam menjalankan sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan SWOT kita bisa mengetahui aspek penting yang berpengaruh terhadap bisnis yang sedang dijalankan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis
SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan menjadi
analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat umum
dikenal dan mudah untuk dilakukan.
Proses
manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup
perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi.
Analisis
adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu
kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang
harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan
organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini :
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian SWOT
2. Agar mahasiswa mengerti penerapan SWOT dalam organisasi
3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Strategi Pengenbangan Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah
perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
ANALISIS SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan
kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan
(Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk
merumuskan strategi organisasi.
Perencanaan strategis (strategic
planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis
SWOT. Dalam
menganalisis data digunakan teknik deskriptif kualitatif guna menjawab
perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan
yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman
dari luar yang harus dihadapinya.
Dalam penelitian dilakukan
identifikasi variable-variabel yang merupakan kekuatan dan peluang yang
kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari: Sangat
baik (5), Baik (4), Cukup baik (3), Kurang baik (2), dan Tidak baik (1), berupa
Skala Likert Keunggulan dan
Peluang.
Kemudian penelitian
dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel yang merupakan kelemahan dan
ancaman dari luar yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang
terdiri dari: Sangat berat (=5), Berat (=4), Cukup berat (=3), Kurang berat
(=2), dan Tidak berat (=1), berupa Skala
Likert Tantangan dan Ancaman. Analisis SWOT ini adalah membandingkan
antara faktor eksternal, berupa Peluang (opportunities)
dan Ancaman (threats) dengan
faktor internal, yang berupa Kekuatan (strengths)
dan Kelemahan (weaknesses).
Selanjutnya, nilai rata-rata masing-masing faktor positif dibandingkan dengan
faktor negatif baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dan
Hasil dari perhitungan tersebut, dituangkan dalam digram Cartesius.
Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui
hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:
·
Sebelah kiri atas -> Startegi Rasionalisasi (Turne around).
·
Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).
·
Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif
·
Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.
2.2 Penerapan
Dalam Organisasi
Analisis
SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan
kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan
(Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk
merumuskan strategi organisasi.
Strengths (kekuatan)
adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau sumber daya
yang dapat dikendalikan.
Weaknesses
(kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik
atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh
organisasi.
Opportunities
(peluang / kesempatan) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.
Threatss
(ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
Matrik SWOT
adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
Ifas
(Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan
faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths) dan
kelemahan (Weaknesses).
Efas
(External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan
faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan/peluang (Opportunities)
dan ancaman (Threats).
Strategi SO
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
Strategi WO
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi ST
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Pahami
situasi dan informasi yang ada dengan melihat data eksternal maupun data
internal. Informasi dapat bersifat sebagai data numerik, hasil observasi, atau
hasil wawancara. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar
Puskesmas, misalnya :
·
Data kependudukan
·
Geografis
·
Sosial budaya
·
Kesehatan
·
Biologi lingkungan, dan lain-lain.
Data internal dapat diperoleh dari
dalam Puskesmas, misalnya :
·
SP2TP
·
PWS-KIA
·
PWS-Imunisasi
·
Stratifikasi Puskesmas
·
SKDN, dan lain-lain.
Pahami permasalahan yang terjadi.
Baik masalah yang bersifat umum maupun spesifik kesehatan.
Buatlah Matrik SWOT, dalam sel
kesempatan/peluang (Opportunities), Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal yang
dihadapi Puskesmas. Sel ini harus mempertimbangkan perangkat perundangan yang
terkait dan sebagai salah satu faktor strategis. Dalam sel ancaman (Threats),
tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal yang dihadapi Puskesmas. Dalam sel
kekuatan (Strength), tentukan 5-10 faktor kekuatan internal yang dimiliki
Puskesmas baik yang ada sekarang maupun yang akan datang. Dalam sel kelemahan
(Weakness), tentukan 5-10 faktor kelemahan internal yang dimiliki Puskesmas.
Buatlah kemungkinan strategis dari
Puskesmas atau menciptakan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan
pertimbangan kombinasi empat sel faktor strategis tersebut :
·
Dalam sel STRATEGI S-O, ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
·
Dalam sel STRATEGI S-T, ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
·
Dalam sel STRATEGI W-O, ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
·
Dalam sel STRATEGI W-T, ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Evaluasi
pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik dengan mempertimbangkan
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki Puskesmas.
2.3 Strategi Pengembangan Puskesmas
Strategi
pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk memberikan wadah
bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing yang
tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap berpegang pada
prinsip-prinsip strategi pengembangan Puskesmas. Prinsip-prinsip strategi
pengembangan Puskesmas tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
kebijakan pengelolaan Puskesmas dan menjadi salah satu agenda prioritas
kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Prinsip-prinsip strategi
pengembangan Puskesmas yang harus diperhatikn diantaranya adalah :
1. Mengembangakan dan Mengelola
Puskesmas Sebagai Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
kesehatan Perorangan (UKP).
Sesuai fungsinya, Puskesmas merupakan lembaga yang bertanggungjawab
menyelenggarakan layanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Layanan kesehatan tersebut meliputi Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sekaligus. Dalam UKP,
tujuan utamanya adalah menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan. Layanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan rawat inap. Di
UKP lebih ditekankan pada upaya medis teknis.
Sementara untuk UKM, tujuan kegiatan
yang utama adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit. Layanan ini bersifat publik (public goods). Yang termasuk dalam
layanan ini antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat dan berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Dua tujuan layanan ini apabila tidak dikelola dengan baik, akan timbul
permasalahan di belakang hari. Kenyataan di lapangan membuktikan, bahwa semakin
maju layanan UKP di dalam gedung Puskesmas, maka layanan UKM banyak yang
terbengkalai. Dari permasalahan ini muncul konsep untuk memisahkan antara dua
jenis layanan tersebut dalam dua institusi yang berbeda. Contoh untuk pemisahan
ini adalah Kabupaten Rembang, dimana untuk pelayanan UKP dan UKM benar-benar
terpisah dalam dua lembaga yang berbeda.
Untuk kabupaten Banjarnegara, konsep pemisahan mutlak seperti ini mungkin
belum mendesak. Konsep yang lebih cocok dikembangkan adalah pemisahan
pengelolaan UKP dan UKM, tetapi masih dalam satu institusi. Pemisahan ini lebih
ditekankan pada reformasi organisasi atau restrukturisasi Puskesmas. Konsep
Puskesmas Terpadu mungkin perlu kita ingat kembali dan disempurnakan.
2. Mengembangakan dan Mengelola Upaya
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kesehatan.
Dalam Keputusan menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
pemberian layanan kesehatan strata pertama (primer). Puskesmas memiliki
tanggungjawab agar perorangan, terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hdup sehat dengan memperhatikan
situasi dan kondisi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Mengembangkan dan Mengelola Strategi
Kompetisi Dengan Layanan Kesehatan Primer Lainnya.
Puskesmas
bukanlah satu-satunya pemberi layanan kesehatan primer (strata pertama). Di tengah-tengah
masyarakat ada banyak pemberi layanan kesehatan primer lainnya yang langsung
berhubungan dengan masyarakat, terutama untuk layanan UKP. Di sana ada dokter
praktek swasta, bidan praktek swasta, Balai Pengobatan dan Klinik swasta serta
rumah sakit baik negeri atau swasta yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat
layanan rujukan, tapi sering juga memberikan layanan langsung kepada masyarakat
sesuai kebutuhan masyarakat (memberi layanan primer).
Untuk
menyikapi ini, karena Puskesmas bukan organisasi yang berorientasi pada
keuntungan (finansial), maka Puskesmas harus mampu mengembangkan strategi
kompetisi yang sehat, agar layanan puskesmas mampu menjawab kebutuhan
masyarakat. Termasuk dalam hal ini puskesmas harus melakukan “social marketing”
untuk memasarkan kegiatan-kegiatannya, terutama kegiatan layanan UKM yang
biasanya tidak terlalu digarap serius oleh sektor swasta. Beberapa kegiatan
layanan dalam gedung juga memiliki keunggulan. Contohnya adalah kegiatan
imunisasi dasar pada bayi. Dibandingkan layanan oleh swasta, Puskesmas memiliki
rantai dingin (cold chain) untuk penyimpanan vaksin yang standar yang tidak
dimiliki oleh sebagian besar sektor swasta, pemakaian yang sering dan jumlah
banyak memungkinkan vaksin di Puskesmas selalu baru. Biayanya juga lebih murah
karena merupakan program pemerintah, sehingga pengadaan vaksin dan
perlengkapannya mendapatkan subsidi. Tanggung jawab Puskesmas adalah
mempertahankan standarisasi tersebut termasuk dalam tindakan pemberian
vaksinnya. Ini adalah peluang baik yang dimiliki Puskesmas untuk berkompetisi
dengan penyedia layanan primer lainnya.
Disamping
dengan sektor swasta, puskesmas juga harus berkompetisi dengan Puskesmas
lainnya, terutama di wilayah-wilayah yang saling berbatasan. Untuk ini
diharapkan akan ada upaya di tiap Puskesmas untuk meningkatkan mutu layanannya
dan setiap Puskesmas diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lokal spesifik
sebagai ciri khas masing-masing Puskesmas untuk meningkatkan daya saing.
4. Mengembangkan dan Mengelola Kerjasama
Dengan Layanan Kesehatan Primer Lainnya
Puskesmas
sebagai ujung tombak Pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya merupakan
kepanjangan tangan pemerintah untuk menyampaikan dan memberikan program-program
layanan kesehatan baik pada perorangan maupun masyarakat. Agar
kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan dan memperoleh hasil seperti yang
diinginkan, maka Puskesmas harus membangun kerjasama dengan layanan kesehatan
primer lainnya, baik swasta maupun pemerintah.
Kerjasama
ini penting supaya tidak terjadi perbedaan yang sangat dramatis untuk
penanggulangan masalah penyakit atau kesehatan yang akhirnya akan berdampak
buruk pada masyarakat. Contoh, Pengobatan Tuberculosis (TBC) dengan strategi
DOTs. Sudah terbukti bahwa pengobatan TBC dengan strategi DOTs lebih efektif
daripada strategi konvensional. Kombinasi obat dan cara pemberiannya sudah
sangat jelas. Angka kesembuhan juga tinggi (lebih dari 90%). Tapi sayang, tidak
semua penderita TBC diobati dengan strategi DOTs, terutama mereka yang berobat
ke layanan swasta. Pengobatan yang diberikan msih sangat bervariasi, kadang
malah sub-standar. Salah satu penyebabnya adalah karena Puskesmas tidak
melibatkan layanan swasta dengan memberikan informasi dan fasilitasi sarana
(obat) untuk pengobatan penderita TBC dengan strategi DOTs. Aibatnya banyak
penderita TBC yang tidak mengalami kesembuhan karena drop out minum obat,
bahkan muncul resistensi kuman terhadap obat. Karena itu kerjasama menjadi
sangat penting supaya capaian program bisa berhasil.
Kerjasama
lain yang harus dikembangkan misalnya dalam hal pencatatan dan pelaporan.
Sesuai dengan asasa kerja Puskesmas yang berbasis kewilayahan, maka Puskesmas
merupakan penanggung jawab seluruh kegiatan yang berhubungan dengan upaya
peningkatan layanan kesehatan di wilayahnya. Selama ini, layanan kesehatan yang
dilakukan oleh sektor swasta sering tidak terpantau oleh Puskesmas karena belum
ada sistem pencatatan dan pelaporan yang baku dari sektor swasta untuk
melaporkan kegiatannya ke Puskesmas.
Begitu juga
dengan rumah sakit yang tidak melaporkan kegiatannya ke Dinas Kesehatan. hal
ini menyebabkan kita banyak kehilangan banyak data yang sangat penting untuk
untuk perencanaan kegiatan dan pengambilan keputusan guna menentukan suatu
kebijakan. Oleh karena itu kerjasama dalam hal ini perlu ditingkatkan, misalnya
dengan menetapkan suatu standar sistem pelaporan tentang kegiatan layanan
kesehatan di seluruh wilayah kabupaten.
5. Mengembangkan dan Mengelola Layanan
Kesehatan Lokal Spesifik
Penting bagi
puskesmas untuk mengembangkan kegiatan lokal spesifik sebagai ciri khas layanan
kesehatan Puskesmas tersebut. Layanan yang dikembangkan menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat, baik lingkungan geografis, demografis maupun
sosial budaya. Ini dimaksudkan agar agar Puskesmas mampu memberikan pilihan
kepada masyarakat mengenai layanan kesehatan yang dibutuhkan. Ini juga dapat
menjadi nilai lebih untuk meningkatkan daya saing Puskesmas bersangkutan.
Contoh kegiatan lokal spesifik yang dapat dikembangkan oleh Puskesmas sangat
banyak, diantaranya pada Puskesmas yang kondisi geografisnya sangat rawan
terjadi bencana
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisa SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah
perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan
kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan
(Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk
merumuskan strategi organisasi.
3.2 Saran
Adapun saran dari pembuatan makalah ini yaitu dengan
menggunakan analisis SWOT baik dalam sebuah perusahaan atau sebuah organisasi
baik internal maupun eksternal dengan baik akan memudahkan kedepannya untuk
bekerja lebih mudah dan dapat dijangkau oleh instansi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,
2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, http://id.shvoong.com/writers/papapfarras/,
20-10-2009.
Anonym,
2008. Analisis SWOT, http://one.indoskripsi.com/,
20-10-2009.
Demikianlah materi tentang Makalah Analisis SWOT yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Negara & Sistem Pemerintahan yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
EmoticonEmoticon