Dalam tulisan ini terdapat rujukan tentang Makalah ekonomi makro terkait inflasi dan pengangguran. Dua aspek makro yang berperan penting dalam sistem perekonomian negara.
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan tentang Inflasi dan
pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah terbesar dalam
perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.
Semoga
makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan
pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan dan
kekurangnnya. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun akan
diterima dengan ucapan terima kasih demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
penulis
Daftar isi
Cover
Kata Pengantar………………………………………………………………………...…….
Daftar isi……………..………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………
B. Rumuskan
Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI…………………………………………………………………………….…….
B. PENGANGGURAN………………………………………………………..…….…….…
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….…
B.
Saran…………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dua
indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling
berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung
pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum,
kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya
proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung
pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab
itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah
dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang
kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat
menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan
fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah
uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak
meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik
pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi
yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva
phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran
kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai
“Inflasi dan Pengangguran” kami mengangkat rumusan masalah yaitu:
a. Bagaimana konsep dan
pengaruh inflasi, deflasi dan stagflasi?
b. Bagaimana hubungan antara
tingkat harga dan pengangguran?
C. Tujuan
Tujuan
dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi,
deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan
harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah
deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli
masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi
langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak
karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi
adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode
sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah
menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga
menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik
sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan
mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli
sebesar 5% juga.
Tujuan jangka panjang pemerintah
adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang
sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan
pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk
diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat
inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa
tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari
pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar atau
ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini
pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan
harga-harga dapat diwujudkan kembali.
Jenis-jenis Inflasi
A.Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi
menjadi 3 kategori utama, yaitu sebagai berikut:
• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang
besarnya kurang dari 10% pertahun
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya.
• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30%, dan sebagainya.
• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
• Inflasi sangat tinggi (hyper
inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastic
hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin
lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik
ditukarkan dengan barang.
B. Berdasarkan Sebabnya
• Demand Pull Inflation.
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu
pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh
(full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila
permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal
ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang
berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan
kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
C. Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi
menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic
inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja
negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
Untuk mengatasinya biasanya
pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim
paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan sebagainya. Kedua
inflasi yang berasal dari luar begeri.
Karena negara-negara yang menjadi
mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui
bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila
terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di
dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a) ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a) ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of
marketbasket in base year) x 100%
b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price
Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
c) GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
c) GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%
Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi
Inflasi merayap adalah proses
kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini
adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen
setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat
inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap
Hiperinflasi adalah proses kenaikan
harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau
beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di Indonseia, sebagai contoh, pada
tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah
mencapai 650 persen. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada
tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966.
Di negara-negara berkembang
adakalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan. Negara-negara tersebut
tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan
inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara
tingkat inflasi mencapai di antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat
yang seperti itu digolongkan sebagai inflasi rendah atau moderate inflation.
Dampak dari inflasi
Inflasi umumnya
memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi
sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade
off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat
menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara
untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus
dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah
sebagai berikut.
DAMPAK
NEGATIF
1. Bila harga
secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang
berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli
barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang
ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat
dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna
membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank
kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi
yang tersedia.
3. Produsen
cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan
dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi
barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada
daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya
memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi
berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan
semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara
kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen
dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan
semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin
dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang
berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin
dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat
pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk
melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat :
Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat :
Inflasi
akan menurunkan pendapatan rill orang – orang yang berpendapatan tetap. Pada
umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga – harga. Maka inflasi
akan menurunkan upah rill individu – individu yang berpendapatan tetap.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi – istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan (rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi – istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan (rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.
Cara mencegah inflasi
a) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai
melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral
melalui peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar,
Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah
uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat
Diskonto (Discount Rate Policy) yang
merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang
diberikan kepada Bank Umum;
(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib
Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk
menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang
menjadi lebih kecil.
b) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran
pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan
total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah
melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijakan yang
Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju
inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan
penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah
barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.
d) Kebijakan
Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga,
serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah
secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.
PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau orang yang
menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif
mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang
tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya
adalha usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif
di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di
atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur,
meski untuk hal ini masih banyak yang memperdebatkannya.
Pengangguran pada dasarnya tidak
bisa dihilangkan sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan
suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada.
Akan tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai
hukum “Say” dari Jean Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own
demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila
ini benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak
akan berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana,
bahwa apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan
segera habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para
pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam
jumlah banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam
penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan
baru yang disediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa
menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan
sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya
yang tidak mungkin bisa dipenuhi.
Pengangguran selalu menjadi masalah,
bukan saja karena pengangguran berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga
memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya
tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran
atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih
pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk
mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan
pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.
Jenis-Jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya :
- Pengangguran friksional : sifatnya sementara
disebabkan oleh kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja
tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
- Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan
oleh naik turunnya siklus ekonomi.
- Pengangguran struktural : pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang.
- Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
- Pengangguran siklikal : pengangguran
yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan
tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
- Pengangguran teknologi :
pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga manusia menjadi
tenaga mesin.
- Pengangguran siklus :
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena
terjadi resesi
Berdasarkan
Cirinya :
·
Pengangguran
Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya
dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat
memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur
secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.
·
Pengangguran
Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali didapati bahwa jumlah
pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya
diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan
tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh
–contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan
kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah
yang sangat kecil.
·
Pengangguran
Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan
perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan
pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah
tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya para pesawah
tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila
dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan
pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini
digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
·
Setengah
Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari
desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang
pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi
penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi
tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu,
atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam
bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan
underemplayment.
Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah
yang berasal dari pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang
harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
- Menjadi beban psikologis dan
psikis.
- Dapat menghilangkan
keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
- Menimbulkan ketidakstabilan
sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas.
Hubungan Antara Inflasi dan
Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah
dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi
terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi,
tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau
harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dalam kondisi tingkat inflasi yang
relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh
pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi
juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang
dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi
baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full
employment.
Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi
yang tinggi banyak memberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu
bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang
mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung
sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.
Kenyataannya inflasi yang relatif
tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah
produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan
menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.
Prof. A. W Phillips daro London
School of Economic, inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat
pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat
ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi
dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun,
sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Secara teori, Lipsey menerangkan
hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga
kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran
relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya
kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila
tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga
kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara
permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu,
pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang
keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey,
sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan
tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan
permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan
tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila
tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah
rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi
bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran
rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini
adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah
upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah
dimanakah hubungan antara tingkat upah dengan inflasi sehubungan dengan
penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu penyebab inflasi yang dijelaskan
di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu penyebab naiknya harga
barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya
produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari
sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan
sebaliknya)
TUJUAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
Tujuan Bersifat Ekonomi
Tujuan
untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada pertimbangan – pertimbangan yang
bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga hal pertimbangan utama : untuk
menyediakan lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.
·
Menyediakan Lowongan Pekerjaan
Dalam
jangka panjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk
yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang terus
menerus. Maka, untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin serius,
tambahan lowongwn pwkwrjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.
Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketika berlaku kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.
Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketika berlaku kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.
·
Meningkatkan Taraf Kemakmuran Masyarakat
Kenaikan
kesempatan kerja dan penganguran sangat berhubungan dengan pendapatn nasional
dan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi
nasional dan pendapatan nasional. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat
adalah pendapatan per kapita yang diperoleh dengan cara membagikan pendapatan
nasional dengan jumlah penduduk. Dengan demikian kesempatan kerja yang semakin
meningkat dan pengangguran yang semakin berkuran bukan saja menambah pendapatan
nasional tetapi juga meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui perubahan ini
kemakmuran masyarakat akan bertambah.
·
Memperbaiki Pembagian Pendapatan
Pengangguran
yang semakin tinggi manimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagian
pendapatan. Pekerja yang menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka semakin
besar pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai
pendapatan. Seterusnya penganggran yang terlalu besar cenderung untuk
mengekalkan atau menurunkan upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya,
pada kesempatan kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah
diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa usaha menaikkan
kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian
pendapatan dalam masyarakat.
Tujuan Bersifat Sosial dan Politik
Tujuan
untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan
yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha – usaha untuk
mengatasi masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah. Berikut ini
diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi melalui
kebijakan pemerintah mengurangi pengangguran.
·
Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan
kestabilan Keluarga
Ditinjau
dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila
kebanyakan anggota dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai
masalah akan timbul. Pertama, keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas untuk melakukan perbelanjaan. Maka secara lansung pengangguran
mengurangi taraf kemakmuran kluarga. Seterusnya, pengangguran mengurangi
kemampuan keluarga untuk membiayai pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah
– sekolah angat berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke
atas rumah tangga seperti merasa rendah diri, khilangan kepercayaan diri dan
perselisihan dalam kluarga, merupakn masalah lain yang ditimbulakn oleh
pengangguran.
·
Menghindari Masalah Kejahatan
Di
satu pihak pengangguran menyebabkan para pekerja kehilangan pekerjaannya. Akan
tetapi di lain pihak, ketiadaan pekerjaan tidak akan mengurangi kebutuhan untuk
berbelanja. Seringkali yaitu apabila tidak ada tabungan dan sumber pendapatan
lain, pengangguran manggalakkan kegiatan kejahatan. Terdapat perkaitan yang
erat di antar masalah kejahatan dan masalah pengangguran, yaitu semakin tinggi
pengangguran, semakin tinggi kasus kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi
pangangguran secara tak langsung menyebabkan pengurangan dalm kejahatan.
·
Mewujudkan Kestabilan Politik
Kestabilan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk menaikkan taraf
kemakmuran masyarakat memerlukan kestabilan politik. Tanpa kstabilan politik
tidak mungkin suatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus –
menerus. Pengangguran merupakan salah satu sumber / penyebab dari
ketidakstabilan politik. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak merasa puas
dengan pihak pemerintah. Mereka merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang
cukup untuk masyarakat. Dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi
masyarakat seringkali melakukan demonstrasi dan mengemukakan kritik ke atas
pemimpin – pemimpin pemerintah. Hal – hal seperti itu akan menimbulkan halangan
untuk melakukan investasi dan mengembangkan kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya
perkembangan ekonomi yang lambat semakin berkepanjangan dan keadaan
pengangguran semakin memburuk. Langkah pemerintah untuk menghhindari masalh ini
perlu dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Inflasi adalah suatu
keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya,
atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
2. Deflasi adalah suatu
keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau semakin meningkatnya nilai
uang.
3. Stagflasi adalah
kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan output ini merupakan
akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh perubahan
inflasi yang diharapkan.
4. Dari kurva
phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat
pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi
harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.
Dalam
perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi
merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar
bebas, kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan
pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah tersebut timbul.
Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi perlu diperhatikan dengan
lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah.
Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah menganggur.
Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah : Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.
Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal (kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah menganggur.
Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah : Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.
B. Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi
pengangguran yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau
menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di
zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan
eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam
menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas
SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang
standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins.
Penerbit Erlangga : 1997.
Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia.
Jakarta: 1993.
Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II.
Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2000.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer,
J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit
Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit
PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.
Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta:
1993.
http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
Demikianlah materi tentang Makalah Ekonomi Makro : Inflasi Dan Pengangguran yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Ekonomi Islam yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
1 komentar so far
makasih infonya, sangat membantu aku buat makalah.
EmoticonEmoticon