Makalah Gizi Seimbang - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
GIZI SEIMBANG TIAP TAHAPAN UMUR
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Salah
satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi
oleh keadaan gizi (Izwardi, 2012). Pola makan merupakan perilaku paling penting
yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan
kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat
kesehatan individu dan masyarakat.
Agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit
tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan
kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan
kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta
seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat,
tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta
terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Berdasarkan
uraian diatas, masalah gizi seimbang menjadi permasalahan tersendiri dalam
kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum memahami pentingnya
menjaga asupan gizi guna meningkatkan kualitas kehudupan mereka. Kesadaran akan
gizi seimbang perlu ditingkatkan agar bangsa Indonesia memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Apa
hakikat gizi seimbang itu?
b.
Bagaimanakah
gizi seimbang untuk tiap kelompok usia?
c.
Bagaimanakah
anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur?
d.
Apa
akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang?
e.
Pesan
apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia?
1.3 Tujuan
a.
Mengetahui
hakikat gizi seimbang.
b.
Mengetahui
gizi seimbang untuk tiap kelompok usia.
c.
Mengetahui
bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur.
d.
Mengetahui
akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang.
e.
Mengetahui
pesan apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia agar gizinya seimbang
dan terpenuhi.
KAJIAN TEORI
A.
HAKIKAT GIZI SEIMBANG
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang
berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang
berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.
Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Irianto, 2006)
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting
bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses
tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Lemak adalah
salah satu zat gizi yang mempu memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan
efek kenyang lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang
berperan dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat
dijumpai misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak
dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan dengan cara
menonsumsi buah-buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah
nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral
dan vitamin bertindak secara interaksi.
Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi
perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut dokter Briliantono M Soewarno,
status Gizi anak dikatakan normal bisa diukur dari perkembangan tinggi badannya
“Status gizi anak yang normal itu kalau badan anak tidak pendek namun tak juga
kurus,” ujar Brilianto yang juga dokter Ahli Tulang ini (Novella, 2012).
Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi
kehidupan manusia. Bukan hanya untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan
anak-anak. Mereka semua membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik
itu protein, karbohidrat, maupun lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi
makanan berharga mahal, yang penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat
(newsletter Andalas. novella, 2012).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari
yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Jika seseorang
mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah
kebutuhan, maka ia akan lebih rentan
terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi
akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi
(kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang
disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status
kesehatan dan aktivitas fisik (danone institute, tanpa tahun).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang
memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh
pemerintah melalui salah satu program yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi
divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas
potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus
dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan
bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan
aktif.
Sumber: kementrian kesehatan RI
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar
yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat
gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara
teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1)
mengonsumsi makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus
memperhatikan porsi dan proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3)
melakukan aktivitas fisik, (4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB)
normal.
B.
GIZI SEIMBANG UNTUK TIAP KELOMPOK USIA
Gizi seimbang untuk berbagai kelompok
1.
Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Gizi Seimbang
untuk Ibu Hamil
dan Ibu Menyusui
mengindikasikan bahwa konsumsi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu
ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap
beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh
dengan mengambil zat-zat
gizi dari makanan
yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada
didalam tubuh ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah
jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi
dan kebutuhan ibu
yang sedang mengandung
bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu
sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau
bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya. Misalnya sel
lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu
sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu
tidak disimpan di dalam tubuh sepertivitamin C dan vitamin B yang banyak
terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus
mempunyai status gizi yangbaik
sebelum hamil dan
mengonsumsi makanan yang
beranekaragam baikproporsi maupun
jumlahnya.
Kenyataannya di
Indonesia masih banyak
ibu-ibu yang saat
hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia.
Hal inidapat disebabkan karena
asupan makanannya selama
kehamilan tidak mencukupi untuk
kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk
oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingakan
dengan saat sebelum
hamil. Akibatnya, bayi
tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya. Demikian
pula dengan konsumsi
pangan ibu menyusui
harus bergizi seimbang agar
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat
gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi
dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin. Oleh karena
itu harus didapat dari konsumsi
pangan ibu setiap hari.
2.
Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan
Gizi seimbang
untuk bayi 0-6
bulan cukup hanya
dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi
oleh karena dapat memenuhi semua zat
gizi yang dibutuhkan
bayi sampai usia
6 bulan, sesuai
dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah
dan bersih.
3.
Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak
usia 6-24 bulan,
kebutuhan terhadap berbagai
zat gizi semakin meningkat dan
tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada
periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar
terhadap infeksi dan
secara fisik mulai
aktif, sehingga kebutuhan terhadap
zat gizi harus
terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan
keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2
tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain,
mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan
keluarga saat bayi berusia 1 tahun.
4.
Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun
Kebutuhan
zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa
pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah
mempunyai pilihan terhadap
makanan yang disukai
termasuk makanan jajanan.
5. Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak
yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh
kawan, tawaran makanan jajanan, aktivitas
yang tinggi dan
keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki masa
pertumbuhan cepat pra-pubertas,
sehingga kebutuhan terhadap zat
gizi mulai meningkat
secara bermakna.
6.
Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)
Kelompok
ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda
sampai dewasa. Kondisi
penting yang berpengaruh
terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki
usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik “Body image” pada
remaja puteri.
7.
Gizi Seimbang untuk Dewasa
Perilaku
konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan kelompok
usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja
diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-tahuan tentang gizi menyebabkan
keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung pasif atau “sedentary
life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk ibu, dan konsumsi pangan yang
tidak seimbang dan tidak higienis.
8.
Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut
Dengan
bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai perubahan
dalam tubuh yaitu
mulai menurunnya fungsi
berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh karenanya berbagai permasalahan
gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada kelompok usia ini. Perubahan
tersebut meliputi antara lain
organ pengindra termasuk
fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan
nafsu makan; melemahnya
sistem organ pencernaan sehingga saluran pencernaan
menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan mengalami sembelit;
gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi mengunyah; melemahnya
kerja otot jantung;
pada wanita memasuki
masamenopause dengan berbagai
akibatnya; dan lain-lain.
Hal tersebut menyebabkan kelompok
usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu gemuk,
terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,
osteoporosis, osteoartritis dll. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi pada
kelompok usia lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga pola konsumsi
agak berbeda, misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, makanan
berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah
yang cukup.
C.
Porsi
Anjuran Jumlah Porsi
Menurut Kecukupan Energi untuk Berbagai Kelompok Umur
1.
Untuk
Kelompok Ibu Hamil dan Menyusui
Bahan Makanan
|
Ibu
Hamil
2500
kkal
|
Ibu Menyusui
2500 kkal
|
Nasi
|
6p
|
6p
|
Sayuran
|
4p
|
4p
|
Buah
|
4p
|
4p
|
Tempe
|
4p
|
4p
|
Daging
|
3p
|
3p
|
Susu
|
1p
|
1p
|
Minyak
|
6p
|
6p
|
Gula
|
2p
|
2p
|
2.
Untuk
Kelompok Umur 1-3 tahun dan 4-6 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Usia 1-3 tahun
1125
kkal
|
Anak Usia 4-6 tahun
1600
kkal
|
Nasi
|
3
p
|
4
p
|
Sayuran
|
1,5
p
|
2
p
|
Buah
|
3
p
|
3
p
|
Tempe
|
1
p
|
2
p
|
Daging
|
1
p
|
2
p
|
Susu
|
1
p
|
1
p
|
ASI
|
Dilanjutkan
hingga 2 tahun
|
|
Minyak
|
3
p
|
4
p
|
Gula
|
2
p
|
2p
|
3.
Untuk Kelompok Umur 7-9 Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12
Bahan Makanan
|
Anak
Usia 7-9 tahun
1850 kkal
|
Anak Usia 4-6 tahun
|
|
Laki-laki
2100
kkal
|
Perempuan
2000
kkal
|
||
Nasi
|
4
½ p
|
4
p
|
4
p
|
Sayuran
|
3
p
|
2
p
|
3
p
|
Buah
|
3
p
|
3
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
2
p
|
3
p
|
Daging
|
2
p
|
2
p
|
2
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
5
p
|
5
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
2
p
|
4. Untuk
Kelompok Umur 13-15 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Remaja 13-15
tahun
Laki-laki
2475 kkal
|
Anak Remaja 13-15
tahun
Perempuan
2125
kkal
|
Nasi
|
6
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
6
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
5. Untuk
Kelompok Umur 16-18 tahun
Bahan Makanan
|
Anak
Remaja 16-18
tahun
Laki-laki
2675 kkal
|
Anak Remaja 16-18
tahun Perempuan
2125
kkal
|
Nasi
|
8
p
|
5
p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
6
p
|
5
p
|
Gula
|
2
P
|
3
p
|
6. Untuk
Kelompok Umur 19-29 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 19-29
tahun
2725 kkal
|
Dewasa Perempuan
19-29 tahun
2250
kkal
|
Nasi
|
8
p
|
5
p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
7
p
|
5
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
7. Untuk Kelompok Umur 30-49 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 30-49
tahun
2625 kkal
|
Dewasa Perempuan
30-49 tahun
2125
kkal
|
Nasi
|
7
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
3
p
|
3
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
Minyak
|
6
p
|
6
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
8. Untuk
Kelompok Umur 50-64 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki 30-49
tahun
2625 kkal
|
Dewasa Perempuan
30-49 tahun
2125
kkal
|
Nasi
|
6
½ p
|
4
½ p
|
Sayuran
|
4
p
|
4
p
|
Buah
|
5
p
|
5
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Daging
|
3
p
|
3
p
|
susu
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
6
p
|
4
p
|
Gula
|
1
p
|
2
p
|
9. Untuk Kelompok Umur >65 tahun
Bahan Makanan
|
Dewasa
Laki-laki >65
tahun
1900 kkal
|
Dewasa Perempuan
>65 tahun
1550
kkal
|
Nasi
|
5
p
|
3
½ p
|
Sayuran
|
4
p
|
4
p
|
Buah
|
4
p
|
4
p
|
Tempe
|
3
p
|
3
p
|
Ikan
segar
|
3
p
|
3
p
|
Susu
rendah lemak
|
1
p
|
1
p
|
Minyak
|
4
p
|
4
p
|
Gula
|
2
p
|
2
p
|
Ket
: 1. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Sayuran 1
porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
3. Buah 1
porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal
4. Tempe 1
porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal
5. Daging 1
porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50
kkal
6. Ikan segar
1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
7. Susu sapi
1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
8. Susu
rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal
9. Minyak 1
porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
10. Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
*) sdm : sendok
makan
**) sdt : sendok
teh
p
: porsi
D.
Akibat Gangguan Gizi
Ada dua akibat
gangguan gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan yang kedua
adalah gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh
kemiskinan; kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan;
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan.
Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu
seimbang, dan kesehatan.
Malnutrisi yaitu gizi buruk
atau merupakan masalah yang membutuhkan
perhatian khusus terutama di negara-negara berkembang, yang merupakan
faktor
risiko penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Gizi
buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan
dan angka kematian tetapi juga menurunkan
produktifitas, menghambat pertumbuhan
sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai
masalah
yang timbul akibat gizi buruk antara lain
tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) yang disebabkan jika ibu hamil menderita gizi buruk
akan berpengaruh pada gangguan
fisik, mental dan kecerdasan anak, juga
meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang
kurang
zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang
dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak (Krisnansari, 2010).
Pada anak-anak, KEP dapat menghambat
pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan
mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan
produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap
penyakit (Almatsier, 2009)
Berikut beberapa upaya penanggulangan
masalah kurang gizi berdasarkan beberapa sumber:
1) Upaya
pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan
2) Peningkatan
usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG)
3) Peningkatan
pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan rumah sakit
4) Upaya
pengawasan makanan dan minuman
5) Upaya
penelitian dan pengembangan pangan dan gizi
Masalah gizi lebih disebabkan oleh
kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi baru muncul di
permukaan pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya
hidup,teutama dalam pola makan. Pola makan tradisiona yang tadinya tinggi
karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru
yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga
menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini
dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabbkan
olehkemajuan teknologi informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier,
2009).
Masalah gizi lebih ini menyerang semua
lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan
dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau
olah raga serta menghindari tekanan hidup/ stress.
Penyeimbangan masukan energy dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat
dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya
penyuluhan ke masyarakat luas. Disamping itu perlu peningkatan teknologi
pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan
tradisional yang lebih serat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang
dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan berat (Almatsier, 2009)
E.
Pesan
yang dapat Disampaikan kepada Tiap Kelompok Usia agar Gizinya Seimbang dan
Terpenuhi
a. Pesan
gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui.
·
Membiasakan
mengkonsumsi aneka pangan lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan energi,
protein dan zat
gizi mikro (vitamin dan mineral)
karena digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan serta cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang
diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium dan zink.
·
Membatasi konsumsi garam karenadapat
mencegah hipertensi selama kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan
agar tidak menderita hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi selama
kehamilan akan meningkatkan risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan.
·
Membatasi minum kopi
karena Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke
dalam ASI sehingga
akan berpengaruh tidak
baik terhadap bayi,
hal ini disebabkan karena
metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui
juga berhubungan dengan rendahnya pasokan
ASI.
·
Minum air yang banyak
karena Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar dapat mendukung sirkulasi
janin, produksi cairan amnion dan
meningkatnya volume darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3
liter perhari (8 – 12 gelas sehari).
b. Pesan
gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan :
Setiap bayi harus memperoleh ASI
Eksklusif yang berarti sampai usia 6
bulan hanya diberi ASI saja.
c. Pesan
gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan :
Ibu sebaiknya
memahami bahwa pola
pemberian makanan secara seimbang pada
usia dini akan
berpengaruh terhadap selera
makan anak selanjutnya, sehingga
pengenalan kepada makanan
yang beranekaragam pada periode ini
menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makananuntuk bayi usia 6-24
bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayurandan buah-buahan, lauk
pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makananpokok sebagai sumber
kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secarabertahap dalam jumlah yang
tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
d. Pesan
gizi seimbang untuk anak usia 2 – 5 tahun.
Jumlah dan
variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus
dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam
“memenangkan” pilihan anak
agar memilih makanan
yang bergizi seimbang. Disamping
itu anak pada
usia ini sering
keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan
kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.
e. Pesan
gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun.
Pemberian
makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus
memperhitungkan kondisi – kondisi anak yang mulai suka jajan di luar karena
banyak bermain di luar dan terpengaruh oleh teman, tawaran makanan jajanan,
aktivitas dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
f. Pesan
gizi seimbang untuk remaja usia 10 – 19 tahun.
Perhitungan terhadap kebutuhan zat
gizi pada kelompok
ini harus memperhatikan
kondisi-kondisi tertentu seperti pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik. Khusus pada
remaja puteri, perhatian
harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum
menikah.
g. Pesan
gizi seimbang untuk dewasa.
Perhatian terhadap
perilaku konsumsi pangan dengan
gizi seimbang, termasuk
kegiatan fisik yang
memadai dan memonitor BB normal,
perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
h. Pesan
gizi seimbang untuk usia lanjut.
Membatasi
konsumsi gula, garam dan minyak, makanan berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi
sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.
PENUTUP
Kesimpulan
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting
bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses
tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tiap orang memiliki
kebutuhan gizi yang berbeda dari kelompok usia tertentu, karena itu tiap usia
tertentu memiliki porsi makan yang berbeda. Masalah
gizi menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan
dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau
olah raga serta menghindari tekanan hidup/ stress.
Saran
Pemenuhan gizi yang seimbang sangat penting dan diperlukan dari asupan
makanan yang dimakan tiap harinya, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi energi
yang dibutuhkan tubuh tiap harinya. Oleh karena itu, harus memperhatikan
makanan yang dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
DAFTAR
PUSTAKA
Irianto, Djoko
Pekik, 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Novela, Debi S. 2013. Gizi Seimbang, 4 (1). (Online), diakses
23 Agustus 2014.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Yayasan Institut Danone
Indonesia. Gizi Untuk Anak Bangsa.
(Online), http://www.danonenutrindo.org/tentang_gizi_seimbang.php, diakses 23 Agustus 2014.
Krisnansari, Diah. 2010.
Mandala of Health. Nutrisi dan Gizi Buruk.
(Online), 4 (1): 68.
Demikianlah materi tentang Makalah Gizi Seimbang yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Genetika yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon