Makalah Pemberontakan APRA - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Makalah Pemberontakan APRA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Sejarah
tentang Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan kawan – kawan ,sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu
guru bidang studi Sejarah yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
- Teman-
teman yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Kudeta_Angkatan_Perang_Ratu_Adil
http://www.google.co.id/imgres?q=westerling&hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:id:official&channel=s&biw=1280&bih=610&tbm=isch&prmd=imvnsb&tbnid=2xYgihtT1xk21M:&imgrefurl=https://sesukakita.wordpress.com/2011/09/04/pembantaian-westerling-desember-1946-februari-1947/&docid=4omOO9akqUUSUM&imgurl=http://sesukakita.files.wordpress.com/2011/09/westerling.jpg&w=400&h=624&ei=4NIvT_b4KonorQf316TADA&zoom=1&iact=hc&vpx=176&vpy=115&dur=360&hovh=137&hovw=75&tx=108&ty=164&sig=108386156151048624106&page=1&tbnh=137&tbnw=75&start=0&ndsp=22&ved=1t:429,r:0,s:0
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Apra.JPG
Kahin, George McTurnan
(1952).Nationalism and Revolution in Indonesia.Ø
Ithaca, N.Y.: Cornell University Press
Westerling, Raymond Paul Pierre Challenge to terror. London: W.Ø Kimber.
Daftar Isi
Halaman
Judul i
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Perumusan
Masalah
Bab III
Isi
Bab IV
Penutup
Daftar
Pustaka
Bab I Pendahuluan
Dalam makalah ini akan dijelaskan
beberapa hal mengenai Pergerakan Ratu Adil yang sempat mengadakan kudeta
militer di Indonesia, Angkatan perang yang didirikan oleh bekas tentara Belanda
yang juga dibantu oleh orang pribumi. Kudeta berdarah ini memakan banyak korban
dari kalangan Tentara Nasional Indonesia. Tentara ini adalah tentara Pro
Belanda yang mengadakan kudeta di masa Revolusi Indonesia.gerakan ini ini
mengadakan pemberontakan karena mereka tidak suka pada pengaruh Soekarno.
Gerakan ini melakukan pergolakan di
daerah Jawa, mereka pernah berhasil menguasai Kota Bandung, tetapi mereka tidak
berhasil menguasai. Kota kota lain yang berada di daerah daerah lainnya. Dalam
pergolakan ini mereka juga sempat meminta bantuan kepada Tentara Islam
Indonesia, tetapi bantuan dari Tentara Islam Indonesia tidak datang sesuai
perjanjian. Gerakan ini adalah gerakan yang berani memberi ultimatum kepada
para petinggi pemerintah Indonesia.
Pemimpin dari gerakan ini adal
Raymond Westerling, dia yang mencetuskan semua konspirasi untuk menggulingkan
pengaruh pengaruh Nasionaalisme yang dicetuskan oleh Soekarno. Westerling tidak
sendirian dalam melakukan aksinya di juga dibantu oleh salah satu sultan yaitu,
Sultan Hamid II. Gerakan ini juga melakukan banyak pembantaian kepada
masyarakat yang ada didaerah Sulawesi.
Nama dari gerakan ini diambil dari
ramalan Buku Jawa Kuno (Kitab Jayabaya),didalam kitab tersebut di ramalkan
bahwa pada suatu saat nanti akan muncul seseorang yang akan menegakan hukum dan
juga akan membebaskan rakyat Indonesia dari segala bentuk penjajahan dan juga
belenggunya.gerakan ini merencanakan pembunuhan terhadap banyak anggota
pemerintahan diantaranya Sultan Hamengkubuwono dan Ali Budiarjo namun upaya
yang sudah direncanakan ini tidak berhasil di realisasikan, malahan otak dari
konspirasi itu dapat diketahui.
Otak dari gerakan tersebut salah
satunya berhasil ditangkap oleh Tentara Nasional Indonesia yaitu Sultan Hamid I
yang juga salah satu dari anggota RIS, namun Raymond Westerling berhasil
melarikan diri ke luar Negeri dengan menumpang pesawat Catalina Milik Belanda.
Bab II Perumusan Masalah
Apakah Gerakan Ratu Adil itu? Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa yang
terjadi pada 23
Januari 1950 dimana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang ada di bawah pimpinan
mantan Kapten KNIL Raymond
Westerling yang juga mantan
komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan
ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan
telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.
Bab III ISI
Pada bulan November 1949, dinas
rahasia militer Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah mendirikan
organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang. Laporan yang
diterima Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada8 Desember1949menyebutkan
bahwa nama organisasi bentukan Westerling adalah “Ratu Adil Persatuan
Indonesia” (RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang
Ratu Adil(APRA). Pengikutnya kebanyakan adalah mantan anggota KNIL dan yang
melakukan desersi dari pasukan khusus KST/RST. Dia juga mendapat bantuan dari
temannya orang Tionghoa, Chia Piet Kay, yang dikenalnya sejak berada di kota
Medan.
Pada 5 Desember malam, Westerling
menghubungi Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara
Belanda, pengganti Letnan Jenderal Spoor. Westerling menanyakan bagaimana
pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan kedaulatan Westerling
berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno dan kliknya Jenderal van Vreeden,
sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran “penyerahan kedaulatan”
pada 27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan
tersebut, tapi van Vreeden tidak segera memerintahkan penangkapan Westerling.
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari
1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah suatu
ultimatum. Ia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian,
terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai
tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif dalm waktu 7
hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar. Ultimatum Westerling
ini tentu menimbulkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, namun juga di
pihak Belanda dan dr. H.M. Hirschfeld (kelahiran Jerman), Nederlandse Hoge
Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang baru tiba di Indonesia.
Kabinet RIS menghujani Hirschfeld
dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya menjadi sangat tidak nyaman. Menteri
Dalam Negeri Belanda, Stikker menginstruksikan kepada Hirschfeld untuk menindak
semua pejabat sipil dan militer Belanda yang bekerjasama dengan Westerling.
Pada 10 Januari 1950, Hatta menyampaikan kepada Hirschfeld, bahwa pihak
Indonesia telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Westerling. Sebelum
itu, ketika A.H.J. Lovink masih menjabat sebagai Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan
Belanda, dia telah menyarankan Hatta untuk mengenakan pasal exorbitante rechten
terhadap Westerling.
Saat itu Westerling mengunjungi
Sultan Hamid II di Hotel Des Indes,Jakarta. Sebelumnya, mereka pernah bertemu
bulan Desember 1949. Westerling menerangkan tujuannya, dan meminta Hamid
menjadi pemimpin gerakan mereka. Hamid ingin mengetahui secara rinci mengenai
organisasi Westerling tersebut. Namun dia tidak memperoleh jawaban yang
memuaskan dari Westerling. Dalam otobiografinya, Mémoires, yang terbit tahun
1952, Westerling menulis, bahwa telah dibentuk Kabinet Bayangan di bawah
pimpinan Sultan Hamid II dari Pontianak, oleh karena itu dia harus
merahasiakannya.
Pertengahan Januari 1950, Menteri UNI dan
Urusan Provinsi Seberang Lautan, Mr. J.H. van Maarseven berkunjung ke Indonesia
untuk mempersiapkan pertemuan Uni Indonesia-Belanda yang akan diselenggarakan
pada bulan Maret 1950. Hatta menyampaikan kepada Maarseven, bahwa dia telah
memerintahkan kepolisian untuk menangkap Westerling. Ketika berkunjung ke
Belanda, Menteri Perekonomian RIS Juanda pada 20 Januari 1950 menyampaikan
kepada Menteri Gotzen, agar pasukan elit RST yang dipandang sebagai faktor
risiko, secepatnya dievakuasi dari Indonesia. Sebelum itu, satu unit pasukan
RST telah dievakuasi ke Ambon dan tiba di Ambon tanggal17 Januari 1950.
Pada 21 Januari Hirschfeld
menyampaikan kepada Gotzen bahwa Jenderal Buurman van Vreeden dan Menteri
Pertahanan Belanda Schokking telah menggodok rencana untuk evakuasi pasukan
RST. Pada 22 Januari pukul 21.00 dia telah menerima laporan, bahwa sejumlah
anggota pasukan RST dengan persenjataan berat telah melakukan desersi dan
meninggalkan tangsi militer di Batujajar. Mayor KNIL G.H. Christian dan Kapten
KNIL J.H.W. Nix melaporkan, bahwa kompi “Erik” yang berada di Kampemenstraat
malam itu juga akan melakukan desersi dan bergabung dengan APRA untuk ikut
dalam kudeta, namun dapat digagalkan oleh komandannya sendiri, Kapten G.H.O. de
Witt. Engles segera membunyikan alarm besar.
Dia mengontak Letnan Kolonel TNI
Sadikin, Panglima Divisi Siliwangi. Engles juga melaporkan kejadian ini kepada
Jenderal Buurman van Vreeden di Jakarta. Antara pukul 8.00 dan 9.00 dia
menerima kedatangan komandan RST Letkol Borghouts, yang sangat terpukul akibat
desersi anggota pasukannya. Pukul 9.00 Engles menerima kunjungan Letkol.
Sadikin. Ketika dilakukan apel pasukan RST di Batujajar pada siang hari,
ternyata 140 orang yang tidak hadir. Dari kamp diPurabaya dilaporkan, bahwa 190
tentara telah desersi, dan dari SOP di Cimahi dilaporkan, bahwa 12 tentara asal
Ambon telah desersi. Namun upaya mengevakuasi Regiment Speciale Troepen (RST),
gabungan baret merah dan baret hijau telah terlambat untuk dilakukan.
Dari beberapa bekas anak buahnya,
Westerling mendengar mengenai rencana tersebut, dan sebelum deportasi pasukan
RST ke Belanda dimulai, pada 23 Januari 1950, Westerling melancarkan kudetanya.
Subuh pukul 4.30, Letnan Kolonel KNILT. Cassa menelepon Jenderal Engles dan
melaporkan: “Satu pasukan kuat APRA bergerak melalui Jalan Pos Besar menuju
Bandung.” Westerling dan anak buahnya menembak mati setiap anggota TNI yang
mereka temukan di jalan. 94 anggota TNI tewas dalam pembantaian tersebut,
termasukLetnan Kolonel Lembong, sedangkan di pihak APRA, tak ada korban seorang
pun. Sementara Westerling memimpin penyerangan di Bandung, sejumlah anggota
pasukan RST dipimpin oleh Sersan Meijer menuju Jakarta dengan maksud untuk
menangkap Presiden Soekarno dan menduduki gedung-gedung pemerintahan.
Namun dukungan dari pasukan KNIL
lain dan Tentara Islam Indonesia (TII) yang diharapkan Westerling tidak muncul,
sehingga serangan ke Jakarta gagal dilakukan. Setelah puas melakukan
pembantaian di Bandung, seluruh pasukan RST dan satuan-satuan yang mendukungnya
kembali ke tangsi masing-masing. Westerling sendiri berangkat ke Jakarta, dan
pada 24 Januari 1950 bertemu lagi dengan Sultan Hamid II di Hotel Des Indes.
Hamid yang didampingi oleh sekretarisnya,dr. J. Kiers, melancarkan kritik pedas
terhadap Westerling atas kegagalannya dan menyalahkan Westerling telah membuat
kesalahan besar di Bandung. Tak ada perdebatan, dan sesaat kemudian Westerling
pergi meninggalkan hotel. Setelah itu terdengar berita bahwa Westerling
merencanakan untuk mengulang tindakannya.
Pada 25 Januari, Hatta menyampaikan
kepada Hirschfeld, bahwa Westerling, didukung oleh RST danDarul Islam, akan
menyerbu Jakarta. Engles juga menerima laporan, bahwa Westerling melakukan
konsolidasi para pengikutnya di Garut, salah satu basis Darul Islam waktu itu.
Akhir dari pemberontakan ini terjadi ketika TNI berhasil menangkap dalang dari
Pemberontakan Ratu Adil yaitu Sultan Hamid II, namun westerling berhasil
melarikan diri ke Luar negeri.
Bab IV Penutup
Seperti yang telah di kemukakan
tadi, bahwa Pergerakan Ratu Adil yang di pimpin oleh Raymond Westerling dan di
dalangi oleh Sultan Hamid II,gerakan ini ingin melakukan pembunuhan kepada
tokoh-tokoh penting, diantaranya Sultan Hamengkubuwono. Munculnya gerakan
gerakan seperti ini adalah wujud dari ketidakpuasan terhadap pemerintah.
Gerakan ratu adil sendiri muncul karena kepercayaan masyarakat Jawa pada saat
itu tentang akan munculnya seseorang yang akan menciptakan kedaimaian dan
ketentraman di Jawa, kepercayaan tersebut menyebabkan rakyat ingin bergabung
dengan sang Ratu Adil agar keinginan mereka dapat terpenuhi, Namun itu semua
adalah tipu daya yang dilakukan oleh para petinggi negara yang ingin melakukan
kudeta terhadap negara.
Ratu Adil yang didalangi oleh salah satu
petinggi RIS tersebut telah membuat banyak anggota TNI yang berada di Bandung
tewas dan gerakan tersebut sempat menguasai Kota Bandung. Dan akhirnya gerakan
gerakan yang dilakukan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab dapat
ditumpas dengan persatuan seluruh elemen masyarakat Indonesia, maka dari itu
kita sebagai penerus generassi bangsa agar tidak mementingkan diri sendiri. Dan
sebagai warga negara yang baik kita harus mempunyai jiwa Nasionalisme dan
persatuan yang baik agar negara kita tidak gampang untuk dirasuki oleh faham
faham yang bertentangan dengan Pancasila.
Demikianlah materi tentang Makalah Pemberontakan APRA yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon