Makalah Sejarah VOC - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Makalah Sejarah VOC
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kongsi Perdagangan Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie atau
VOC) yang didirikan pada tanggal 20
Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk
aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang
merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap
sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia [2] sekaligus
merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.[3]
Meskipun
sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini
istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri
yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi
dengan negara- negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC memiliki
enam bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg
(untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. Delegasi dari ruang
ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII
Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan
delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka
bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di kalangan
orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam
nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara
lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan
pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
B.
Rumusan Masalah
1)
Bagaimana sejarah terbentuknya VOC?
2)
Bagaimanakah kegiatan perdagangan VOC di Indonesia?
3)
Apa sajakah sebab-sebab di bubarkannya VOC?
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini tidak
lain dan tidak bukan adalah untuk memenuhi tugas Sejarah. Selain itu juga untuk
memahami lebih dalam mengenai sejarah VOC di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH
Galangan kapal
Perusahaan Hindia Timur Belanda di Amsterdam, sekitar tahun 1750.
Replika Amsterdam (1749)
Datangnya
orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa
ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape
of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi
bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia
Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada
awalnya, tujuan utama bangsa- bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk
ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda.
Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan
oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan
di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi
(pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa
Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke
16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon
sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp
memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi
setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman,
Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat
untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan
tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis
tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi,
terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada
saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam
keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan
kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong
Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen
van Linschoten dan Cornelis de Houtman
menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran
pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596
empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju
Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini
mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat
dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar
lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk
lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat
perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang
pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka

Kamar Dagang VOC di Amsterdam
Adalah para
pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31
Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta.
Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan
mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret
1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di
antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris,
Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.
Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten
Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka
biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah
Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian
kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak
seperti layaknya satu negara.

Pos
perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki,
adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC
memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter
Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia
memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de
Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi
Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623).
B.
HAK ISTIMEWA
Hak-hak
istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta)
tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
§ Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah
timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai
perdagangan untuk kepentingan sendiri;
§ Hak
kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1.
memelihara angkatan perang,
2.
memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3.
merebut dan menduduki daerah-daerah
asing di luar Negeri Belanda,
4.
memerintah daerah-daerah tersebut,
5.
menetapkan/mengeluarkan mata-uang
sendiri, dan
6.
memungut pajak.
Sebuah saham Perusahaan Hindia Timur Belanda, tertanggal 7 November 1623,
untuk jumlah
2.400 florin
C.
GARIS WAKTU
Pada 1652, Jan
van Riebeeck mendirikan pos di Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika, sekarang
ini Afrika Selatan) untuk menyediakan kapal VOC untuk perjalanan mereka ke Asia
Timur. Pos ini kemudian menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak lagi orang
Belanda dan Eropa lainnya mulai tinggal di sini. Pos VOC juga didirikan di Persia
(sekarang Iran), Benggala (sekarang Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon
(sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina
daratan (Kanton), Formosa (sekarang Taiwan) dan selatan India. Pada 1662, Koxinga
mengusir Belanda dari Taiwan.
Pada 1669, VOC merupakan
perusahaan pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150
perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi
dengan 10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%.
Perusahaan ini
hampir selalu terjadi konflik dengan Inggris; hubungan keduanya memburuk ketika
terjadi Pembantaian Ambon pada tahun 1623. Pada abad ke-18, kepemilikannya
memusatkan di Hindia Timur. Setelah peperangan keempat antara Provinsi Bersatu
dan Inggris (1780-1784), VOC mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17 Maret

D.
TUJUAN VOC
Tujuan utama
dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah
untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna
keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol
yang pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang
hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC
bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.
E.
PEMBUBARAN VOC
Pada
pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan. Alasannya adalah sebagai berikut:
· Banyak
pegawai VOC yang curang dan korupsi
·
Banyak pengeluaran
untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa
·
Banyaknya gaji yang
harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak
· Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut
memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
· Bertambahnya
saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
·
Perubahan politik di
Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal
menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan
alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
F.
TOKOH-TOKOH
1.
Johannes van den Bosch |
Graaf Johannes van den Bosch. Lukisan potret dibuat oleh Raden Saleh.
Untuk Menteri Perang Belanda pada tahun 1860-an, lihat Johannes
Adrianus van den Bosch.
Johannes
graaf van den Bosch (lahir di Herwijnen, Lingewaal,
1 Februari 1780 –meninggal di Den Haag, 28 Januari 1844 pada umur 63 tahun)
adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-43. Ia memerintah antara tahun 1830
– 1834. Pada masa pemerintahannya Tanam Paksa (Cultuurstelsel) mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya
merupakan konsep kajian yang dibuat untuk menambah kas pemerintah kolonial
maupun negara induk Belanda yang kehabisan dana karena peperangan di Eropa
maupun daerah koloni (terutama di Jawa dan Pulau Sumatera).
Biografi
Van den Bosch dilahirkan di Herwijnen, Provinsi Gelderland,
Belanda. Kapal yang membawanya tiba di Pulau Jawa tahun 1797, sebagai seorang letnan;
tetapi pangkatnya cepat dinaikkan menjadi kolonel. Pada tahun 1810 sempat
dipulangkan ke Belanda karena perbedaan pendapat dengan Gubernur Jenderal Herman
Willem Daendels. Setelah kepulangannya ke Belanda pada bulan November 1813, Van
den

2.
Herman Willem Daendels
Meester in de Rechten Herman
Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland, Republik
Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina, Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818
pada umur 55 tahun), adalah seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal
Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda
sedang dikuasai oleh Perancis.
Daendels di Hindia
Belanda
Potret anumerta Herman Willem Daendels,
Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, berdasarkan miniatur tanggal 1816
oleh seniman Perancis SJ Rochard. Bagian dari seri Gubernur Jenderal.
Maka setelah perjalanan yang panjang
melalui Pulau Kanari, Daendels tiba di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808 dan
menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama
untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah
satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France
dan Mauritius pada tahun 1807. Namun beberapa kali armada Inggris telah muncul
di perairan utara laut Jawa bahkan di dekat
Batavia. Pada tahun 1800, armada Inggris telah memblokade Batavia dan
menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust sehingga tidak berfungsi
lagi. Pada tahun 1806, armada kecil Inggris di bawah laksamana Pellew muncul di
Gresik. Setelah blokade singkat, pimpinan militer Belanda, Von Franquemont
memutuskan untuk tidak mau menyerah kepada Pellew. Ultimatum Pellew untuk mendarat
di Surabaya tidak terwujud, tetapi sebelum meninggalkan Jawa Pellew menuntut
Belanda agar membongkar semua pertahanan meriam di Gresik dan dikabulkan.
Ketika mendengar hal ini, Daendels menyadari bahwa kekuatan Perancis- Belanda
yang ada di Jawa tidak akan mampu menghadapi kekuatan armada Inggris. Maka
iapun melaksanakan tugasnya dengan segera. Tentara Belanda diisinya dengan
orang-orang pribumi, ia membangun rumah sakit-rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru. Di Surabaya ia membangun sebuah
pabrik senjata, di Semarang ia membangun pabrik meriam dan di Batavia ia membangun sekolah militer.
Kastil di Batavia dihancurkannya dan diganti dengan benteng di Meester Cornelis
(kini Jatinegara). Di Surabaya dibangunnya Benteng Lodewijk. Proyek utamanya,
yaitu Jalan Raya Pos, sebenarnya dibangunnya juga karena manfaat militernya,
yaitu untuk mengusahakan tentara-tentaranya bergerak dengan cepat.
Terhadap raja-raja di Jawa, ia
bertindak keras, tetapi kurang strategis sehingga mereka menyimpan dendam
kepadanya. Di mata Daendels, semua raja pribumi harus mengakui raja Belanda
sebagai junjungannya dan minta perlindungan kepadanya. Bertolak dari konsep
ini, Daendels mengubah jabatan pejabat Belanda di kraton Solo dan kraton Yogya
dari residen menjadi minister. Minister tidak lagi bertindak sebagai pejabat
Belanda melainkan sebagai wakil raja Belanda dan juga wakilnya di kraton Jawa.
Oleh karena itu Daendels membuat peraturan tentang perlakuan raja-raja Jawa

Berbeda dengan apa yang dipercaya orang
selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan
pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena
itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai
membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke
Sumedang.Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Di Sumedang, proyek pembangunan
jalan ini terbentur pada kondisi alam yang sulit karena terdiri atas batuan cadas,
akibatnya para pekerja menolak melakukan proyek tersebut dan akhirnya
pembangunan jalan macet. Akhirnya Pangeran Kornel turun tangan dan langsung
menghadap Daendels untuk meminta pengertian atas penolakan para pekerja. Ketika
mengetahui hal ini, Daendels memerintahkan komandan pasukan zeni Brigadir
Jenderal von Lutzow untuk mengatasinya. Berkat tembakan artileri, bukit padas
berhasil diratakan dan pembangunan diteruskan hingga Karangsambung. Sampai
Karangsambung, proyek pembangunan itu dilakukan dengan kerja upah. Para bupati
pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah tertentu dan
masing-masing setiap hari dibayar 10 sen per orang dan ditambah dengan beras
serta jatah garam setiap minggu.
Setibanya di Karangsambung pada bulan
Juni 1808, dana tiga puluh ribu gulden yang disediakan Daendels untuk membayar
tenaga kerja ini habis dan di luar dugaannya, tidak ada lagi dana untuk
membiayai proyek pembangunan jalan tersebut.

Kontroversi terjadi tentang pembangunan
jalan ini. Pada masa Daendels banyak pejabat Belanda yang dalam hatinya tidak
menyukai Perancis tetapi tetap setia kepada dinasti Oranje yang melarikan diri
ke Inggris. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena penentangan terhadap
Daendels berarti pemecatan dan penahanan dirinya. Hal itu menerima beberapa
orang pejabat seperti Prediger (Residen Manado), Nicolaas Engelhard (Gubernur
Pantai Timur Laut Jawa) dan
Nederburgh (bekas pimpinan Hooge Regeering). Mereka yang dipecat ini kemudian
kembali ke Eropa dan melalui informasi yang dikirim dari para pejabat lain yang
diam-diam menentang Daendels (seperti Peter Engelhard Minister Yogya, F. Waterloo Prefect Cirebon, F. Rothenbuhler, Gubernur Ujung Timur
Jawa), mereka menulis keburukan Daendels. Di antara tulisan mereka terdapat
proyek pembangunan jalan raya yang dilakukan dengan kerja rodi dan meminta
banyak korban jiwa. Sebenarnya mereka sendiri tidak berada di Jawa ketika
proyek pembangunan jalan ini dibuat. Ini terbukti dari penyebutan pembangunan
jalan antara Anyer dan Panarukan, padahal Daendels membuatnya dimulai dari
Buitenzorg. Sayang sekali arsip-arsip

Kontroversi lain yang menyangkut
pembangunan jalan ini adalah tidak pernah disebutkannya manfaat yang diperoleh
dari jalan tersebut oleh para sejarawan dan lawan-lawan Daendels. Setelah
proyek pembuatan jalan itu selesai, hasil produk kopi dari pedalaman Priangan
semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal
sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang- gudang kopi Sumedang,
Limbangan, Cisarua dan Sukabumi. Begitu juga dengan adanya jalan ini, jarak
antara Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa disingkat menjadi
7 hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian
dikelola dalam dinas pos.
Di sisi lain dikatakan bahwa Daendels
mebuat birokrasi menjadi lebih efisien dan mengurangi korupsi. Tetapi ia
sendiri dituduh korupsi dan memperkaya diri sendiri. Akhirnya ia dipanggil
pulang oleh Perancis dan kekuasaan harus diserahkan kepada Jan Willem Janssens,
seperti diputuskan oleh Napoleon Bonaparte.Pemanggilan pulang ini
dipertimbangkan oleh Napoleon sendiri. Dalam rangka penyerbuan ke Rusia,
Napoleon memerlukan seorang jenderal yang handal dan pilihannya jatuh kepada Daendels. Dalam
korps tentara kebanggaan Perancis (Grande Armee), ada kesatuan Legiun Asing
(Legion Estranger) yang terdiri atas kesatuan bantuan dari raja-raja sekutu
Perancis. Di antaranya adalah pasukan dari Duke of Wurtemberg yang terdiri atas
tiga divisi (kira-kira 30 ribu
tentara). Tentara Wurtemberg ini sangat terkenal sebagai pasukan yang berani,
pandai bertempur tetapi sulit dikontrol karena latar belakang mereka sebagai
tentara bayaran pada masa sebelum penaklukan oleh Perancis. Napoleon
mempercayakan kesatuan ini kepada Daendels dan dianugerahi pangkat Kolonel Jenderal.
Ketika tiba di Paris dari perjalanannya
di Batavia, Daendels disambut sendiri oleh Napoleon di istana Tuiliries dengan
permadani merah. Di sana ia diberi instruksi untuk memimpin kesatuan Wurtemberg
dan terlibat dalam penyerbuan ke Rusia pada tanggal 22 Juni 1812.
3.
Thomas Stamford Bingley Raffles
Thomas Stamford Raffles
Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 –
meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah Gubernur- Jenderal
Hindia Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang warganegara Inggris. Ia
dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura. Ia salah seorang Inggris
yang paling dikenal sebagai yang menciptakan kerajaan terbesar di dunia.
Raffles di Hindia
Belanda
Raffles diangkat sebagai Letnan
Gubernur Jawa pada tahun 1811, ketika Kerajaan Inggris mengambil alih
jajahan-jajahan Kerajaan Belanda dan ia tidak lama kemudian dipromosikan
sebagai Gubernur Sumatera, ketika Kerajaan Belanda diduduki oleh Napoleon
Bonaparte dari Perancis.
Sewaktu Raffles menjabat sebagai penguasa
Hindia Belanda, ia telah mengusahakan banyak hal, yang mana antara lain adalah
sebagai berikut: beliau mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan
perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda,
menyelidiki flora dan fauna

Istri Raffles, Olivia Mariamne, wafat
pada tanggal 26 November 1814 di Buitenzorg dan dimakamkan di Batavia, tepatnya
di tempat yang sekarang menjadi Museum Prasasti. Di Kebun Raya Bogor dibangun
monumen peringatan untuk mengenang kematian sang istri.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
VOC datang pada tahun 1695 dipimpin
oleh Cornelis De Houtman yang tujuan awalnya adalah berdagang di wilayah
Indonesia. Tapi seiring berjalannya waktu, VOC memperluas wilayah
perdagangannya dan karena Indonesia kaya akan rempah-rempah maka timbul
keinginan VOC agar menguasai Indonesia beserta sumber daya alamnya.
B.
SARAN
Keberadaan VOC membawa banyak
pengaruh bagi bangsa Indonesia. Baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun
politik. Pengaruh yang ada harus kita evaluasi dengan baik. Jangan sampai kita
kembali terjajah dengan kedatangan bangsa dan organisasi asing seperti VOC.
Indonesia memiliki banyak sumber daya yang harus kita kelola sepandai-
pandainya agar tidak mudah dikuasai oleh bangsa asing yang akan menjadikan kita
budak di negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus mengisi kemerdekaan
dan menjaga keutuhan serta kasatuan wilayah Indonesia supaya masa penjajahan
tidak terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN Balai
Pustaka:Jakarta.
Notosusanto,Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. PN Balai
Pustaka:Jakarta.
Ricklefs, sejarah
Indonesia Modern 1200 – 2008,(Jakarta:PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), hlm 51.
M.C. Ricklefs. Sejarah
Indonesia Modern. tr. Dharmono Hardjowidjono. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. 1994 hlm 201.
Demikianlah materi tentang Makalah Sejarah VOC yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon