Makalah Budidaya Ikan Lele - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati,
misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak
dilakukan oleh masyarakat. Ikan lele sudah sejak lama menjadi salah satu
komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang
yang mengelikan dengan bentuk seperti ular dan hidup di tempat yang kotor.
Tetapi saat ini pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya
di dalam negeri saja. Menurut warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne,
Australia masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan komoditar teresbut pada
masyarakat tersebut.
Kebutuhan masyarakat pada ikan lele mengalami
peningkatan. Seiring dengan hal tersebut budidaya ikan lele mengalami
peningkatan dan banyak diminati masyarakat. Karena budidaya ikan lele yang
mudah dan tidak membutuhkan perlakuan
khusus seperti ikan lain. Serta memiliki tata niaga yang mudah, pula memberikan
keuntungan yang besar. Budidaya ikan lele yang mudah dan memiliki keuntungan
besar banyak diminati para pengusaha agribisnis.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
penulisan laporan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui
cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan lele.
2) Untuk mengetahui cara
memperoleh bibit unggul.
3) Untuk mengetahui
jenis-jenis ikan lele
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan
kita tentang Budidaya Ikan Lele. Dan juga unutk memberikan informasi pada
pembaca tentang tata cara pembudidayaan ikan lele.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Dasar
Teori
Lele
merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan
mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor
dan permintaannya cukup besar.
Tingkat
kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 % per
tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003
produksi lele sebesar 57.740 ton. Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009
diperkirakan mencapai produksi 175.000 ton atau meningkat rata-rata 21,64 %
pertahun. Tingkat kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999
dibutuhkan 156 juta ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan
pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan dibutuhkan 1,9
milyar ekor atau meningkat 46 % per
tahun.
2.2 Jenis-jenis
Lele yang Dibudidayakan
Jenis lele
yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini adalah
ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara
intensif, ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai
ukuran optimal. Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan
padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan
hemat air. Untuk kolam ukuran 15 m2 lele dumbo dapat ditebar
sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 450
kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.
Sementara
itu, lele lokal (Clanius Batracus) sudah langka dan jarang ditemukan
karena pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan lele dumbo. Secara umum, sosok
lele lokal mirip dengan lele dumbo, hanya ukuran tubuhnya tidak sebesar lele
dumbo. Dalam makalah ini akan banyak dibahas tentang lele dumbo, khususnya pula
tahap pembenihan dan pembesaran.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
Pada laporan
hasil penelitian ini kami menggunakan metode literatur untuk menyusun kami
membaca dari berbagai literatur.
Yang
dimaksud metode literatur adalah penyusunan menggunakan cara penelitian
berdasarkan membaca berbagai literatur tentang objek yang diteliti. Dari literatur-literatur
tersebut, kami dapat menyusun laporan hasil penelitian ini dan mengetahui seluk
beluk pembudidayaan ikan lele dari mulai pembudidayaan sampai penanganan pasca
panen. Selain itu kami juga tahu tentang sifat-sifat dan habitat hidup lele.
BAB IV
ANALISIS
DATA
4.1 Lingkungan
Hidup dan Masa Perkawinan Lele
Walaupun
kita sudah dapat mengetahui teknik pembudidayaan lele, akan tetapi itu tidak
optimal. Kesalahan dalam pengolahan dapat berakibat buruk dalam kelangsungan
usaha kita membudidayakan ikan lele.
a.
Klasifikasi
Dalam
klasifikasi, ikan lele termasuk famili Clariide, yaitu jenis ikan
yang mempunyai bentuk kepala gepeng dan mempunyai alat pernafasan tambahan.
Adapun sistematika dan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata (bangsa hewan bertulang
belakang)
Kelas : Pisces (bernafas dengan insang)
Sub Kelas : Tekstol (ikan yang bertulan keras)
Ordo : Ostariophysi
(ikan yang rongka perus bagian atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan
keseimbangan yaitu disebut tulang weber).
Sub Ordo : Silurodea (ikan yang bentuk tubuhnya panjang tidak
bersisik dan licin).
Genus : Clarias
Spesies : Clarias Sp
b.
Penyebaran ikan lele
Ikan lele
banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia Tenggara. Penyebutan nama ikan lele di
berbagai negara berbeda-beda yaitu :
·
Di Malaysia
disebut Keli
·
Di Thailand
disebut Plamond
·
Di Jepang
disebut Catre Tang
·
Di Afrika
disebut Mali
·
Di Srilanka
disebut Gura Magura
·
Di Inggris
disebut Ct Fish
c.
Anatomi an Morfologi
Secara umum
ikan lele memiliki tubuh licin berlendir, tidak bersisik, bersungut dan
berkumis.
4.2 Perkembangbiakan
Lele di alam
memijah pada awal musim penghujan. Rangsangan memijahnya di alam berhubungan
erat dengan bertambahnya volume air yang biasanya terjadi saat musim hujan, serta
ketersediaan jasad renik (pakan alami), lele terangsang memijah setelah turun
hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau ampo) akibatnya
tanah kering terkena hujan juga. Karena terjadi peningkatan kedalaman air, lele
suka mijah di tempat teduh dan terlindungi. Lele berkembang biak secara ovipar
(eksternal).
Pada
pembenihan lele lokal di kolam dapat dengan dua cara yaitu secara perpasangan
dan secara masal, lele lokal biasanya akan setia pada pasangannya yaitu dengan
cara meletakkan satu lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan lele
jantan atau betina yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga
telurnya. Lele yang dibudidayakan dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan
dikelola dengan baik.
Rangsangan
yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi dengan
menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa. Bau
itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore
atau malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya
kakaban dipindahkan ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran
benih waktu yang diperlukan untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang
berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan dari kuning telur yang masih melekat
di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut cacing sutra. Berikut adalan
beberapa jenis lele unggul :
a) Lele Dumbo
Jenis lele
yang banyak dibudidayakan dan dijumapi di pasaran saat ini. Sementara lele
lokal sudah jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat dibandingkan lele
dumbo. Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih besar dari lele
lokal. Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari.
Lele dumbo 1,2 – 39, sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10
– 159, sedangkan lele lokal 1 – 159.
b) Lele Sangkuriang
Salah satu
varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang merupakan
perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6 menghasilkan
lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2
sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Hasil uji coba dan penelitian terbukti
lele jenis sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele
sangkuriang masih langka dipasaran.
c) Lele Pithon
Lele pithon
merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks Thailand dengan lele
dumbo jantan F6. Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya, tingkat
kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.
4.3 Habitat
dan Tingkah Laku
Habitat atau
lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di daerah
dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini banyak warga
pantura jawa, seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk pembesaran ikan
lele Dumbo. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya
mengalir secara perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga, rawa,
serta genangan air tawar lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele
menyukai air yang tenang, seperti daerah tepian yang dangkal dan terlindungi.
Ikan lele memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian sungai atau kolam.
Lele
jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai
tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu
mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada
siang hari ikan lele memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele
relatif dapat bertahan pada lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya
sangat sedikit. Namun, pertumbuhan ikan lele bakal lebih cepa tdan sehat
dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran
irigasi, ataupun air sumur.
4.4 Kebiasaan
Makan
Lele
mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah hewan
karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air,
belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang
baik untuk lele adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang
diberikan banyak mengandung protein nabati pertumbuhannya lambat. Lele
merupakan hewan yang suka memakan jenisnya sendiri (kanibalisme) jika lele
kekurangan makan. Oleh karena itu jangan sampai terlambat memberi makan sifat
kanibalisme juga timbula karena perbedaan ukuran.
4.5 Persiapan
Induk
Induk betina
harus dipelihara secara terpisah pada kolam tersendiri dengan induk jantan.
Kolam khusus ini bertujuan mempercepat proses kematangan Gonad. Penyimpangan
induk yang telah dikawinkan, serta mempermudah dalam pengelolaan, pengontrolan
dan menghindarkan terjadinya pemijahan diluar kehendak pemelihara. Ciri-ciri
induk lele betina dan jantan siap pijah.
Ciri-ciri induk jantan dan betina
Induk
Betina
|
Induk
Jantan
|
1) Perut membesar / buncit dan terasa
lembek jika diraba.
2) Pergerakannya lambat dan jinak.
3) Alat kelamin bulat, berwarna
kemerahan dan tampak bengkak.
4) Warna tubuh berubah menjadi coklat
kemerahan.
5) Jika perut diurut kadang-kadang
keluar cairan berwarna kuning tua.
|
1) Alat kelaminnya memerah.
2) Alat kelamin tampak jelas dan
meruncing.
3) Tubuh ramping dan gerakannya
lincah.
4) Ada perubahan warna kulit menjadi
coklat kemerahan.
|
4.6 Pemberokan
Pemberokan
adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan secara dipuaskan saat induk ikan
selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan 1 – 2 hari. Pemberokan induk jantan
dan betina harus di wadah terpidah.
Fungsi
pemberokan adalah menghilangkan stress pada saat ditangkap. Selain itu
mengurangi kandungan lemak dalam gonad dan meyakinkan hasil seleksi induk
betina.
Setelah
diberok kematangan induk lele betina diperiksa kembalik, apabila perut induk
betina menjadi kempes, berarti buncit karena adanya pakan bukan karena adanya
telur.
4.7 Pembenihan dan Cara Pemijahan
Pembenihan
adalah usaha untuk menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran tertentu. Untuk
menunjang proses pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak penetasan dan
kolam pendederan. Berikut ini beberapa macam alternatif wadah / kolam
pemijahan, penetasan telur, dan pendederan yang dapat digunakan oleh para
pembudidaya.
a. Kolam Pemijahan
Kolam
pemijahan merupakan kolam khusus bagi induk yang akan memijah. Pemijahan adalah
proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel
sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk
betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau).
Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan
menetas menjadi anakan lele (Budi, 1993).
Adapun kolam
yang digunakan untuk memijahkan ikan lele yaitu bak semen, bak terpal plastik
dan fiberglass.
·
Bak Semen
Ukuran bak
pemijahan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan yaitu 1 m x 2 m
dengan tinggi bak 0,8 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan harus dibersihkan dan
dikeringkan. Selanjutnya bak diisi dengan air yang jernih dan bersihg setinggi
40 – 50 cm.
·
Bak Terpal Plastik
Pengadaan
terpal lebihmudah dibandingkan dengan pembuatan bak semen. Cara pembuatannya
dengan menyusun sejumlah bata atau Batako disekeliling pinggiran plastik.
Ukuran bak terpal untuk pemijahan yaitu lebar 1 m, panjang 2 m, dan tinggi 0,8
m. Ukuran tersebut digunakan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan.
·
Faberglass
Ukuran
faberglass untuk pemijahan lele, yaitu 1 m x 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran bak
tersebut dapat digunakan untuk pemijahan satu pasang induk lele. Bak Fiberglass
tergolong praktis karena lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi harganya
masih terlalu mahal.
·
Bak Penetasan
Wadah
penetasan telur lele dapat berupa aquarium, bak semen, bak terpal plastik, dan
fiberglass yang dilengkapi dengan generator untuk menyuplai oksigen terlarut.
Tetapi pada obyek peternakan lele yang kami teliti menggunakan bak semen yang
ukuran bak penetasannya 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m.
b. Pemindahan
Cara pemindahan :
·
Kurangi air
di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
·
Siapkan
tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang. Samakan suhu pada kedua kolam
·
Pindahkan
benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
·
Pindahkan
benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari,
karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
c. Pendederan
Lele
Adalah
pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm
dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini (Budi, 1993).
d. Manajemen Pakan Lele
Pakan anakan lele berupa :
·
Pakan alami
berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
·
Pakan buatan
untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya.
·
Untuk
menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai
unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
e. Manajemen
Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
·
Air harus
bersih
·
Berwarna
hijau cerah
·
Kecerahan/transparansi
sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
·
Bebas senyawa
beracun seperti amoniak
·
Mempunyai
suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air
agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat
diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan
pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan
senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan
TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan
pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau
sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25
g/100m2 (Komar, 1981).
f. Manajemen Kesehatan
Pada
dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak
disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang
jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.
Maka dalam
menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah
penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal
itulah,peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan
lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan
yang sesuai (Komar, 1981).
Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan
obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus
sesuai.
4.8 Penebaran
dan Pemanenan
a. Penebaran
Benih
Benih lele
sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur 3
minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm,
karena benih masih kecil. Cara penebaran benih lele adalah dengan cara
aklimatisasi yaitu wada berisi benih lele dan diletakkan pelan-pelan, setelah
itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas dengan sendirinya. Kepadatan
benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
Setelah
benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung
dengan kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand Kode 581).
Setelah benih agak besar, pemberian pakan berupa palet berbentuk butiran kecil
dengan kandungan protein 38 % kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh dan
bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan lele yang
masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Untuk
menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk
jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai
prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha
pembesaran lele (Rahmat. 1991). Terdapat 3
sistem pembenihan lele yang dikenal, yaitu :
·
Sistem
Massal.
Dilakukan
dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu
kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini
induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang
pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari
pasangannya.
·
Sistem Pasangan.
Dilakukan dengan menempatkan induk
jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
·
Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele
untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise,
yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan
sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
b. Pemanenan
Benih
Lama
pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 – 7
cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi
hari sewaktu suhunya tidak terlalu panas. Cara pemanenan dengan mengurangi air
pelan-pelan hingga air berada pada kemalir. Air pelan-pelan disurutkan hingga
air akan mengumpul pada kubangan dekat pintu pengeluaran. Pemanenan dilakukan
dengan secara bertahap dengan menggunakan seser halus. Usahakan benih lele
tidak luka. Pada saat pemanenan benih berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.
c. Cara Panen
Lele Hasil Pembesaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
a.
Lele dipanen
pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktuwaktu dapat dipanen.
b.
Pemanenan
sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
c.
Kolam
dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan
menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
d.
Setelah
dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari
tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
e.
Lakukanlah
penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
Pembersihan :
·
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan
dengan cara:
·
Kolam
dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200
gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
·
Penyiraman
dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK)
dengan cara yang sama.
·
Kolam
dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari
langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
Cara memanen
lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen umumnya
menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon. Mekanisme kerja seperti sistem
pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa tersebut dari paralon
dengan diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur ketinggian air saat
pemeliharaan serta sebagai saluran pembuangan air saat pemanenan.
Tahap-tahapnya
:
1)
Cabut pipa paralon yang menghubungkan saluran
pembuangan mendatar untuk pengurasan.
2)
Pasang saringan atau kasa kawat pada ujung paralon
bagian dalam saluran pembuangan agar lele tidak ikut arus.
3)
Hentikan pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 –
30 cm.
4)
Ambil lele dengan menggunakan jaring / seser.
5)
Masukkan lele ke dalam ember krak (ember berlubang).
6)
Angkat dan masukkan ke ember penampungan.
7)
Sortir kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan
(8 – 12 ekor / kg), kemudian timbang dan masukkan ke wadah pengangkutan.
8)
Pelihara kembali lele yang berukurang kecil hingga
mencapai ukuran pasar.
9)
Jadikan lele berukurang besar sebagai indukan atau
jual ke tempat pemancingan.
d. Kiat
Agribisnis Lele
Pasar dan
bisnis usaha lele memang luar biasa besar. Hal ini terlihat dengan menjamurnya
usaha warung pecel lele. Namun, keinginan yang demikian tinggi untuk agrobisnis
lele seringkali tidak dibarengi dengan suatu strategi yang tepat. Tidak jarang
modal yang telah ditanamkan habis dan bahkan menambahkan utang yang tidak
sedikit. Kesuksesan suatu usaha agrobisnis perikanan memerlukan pengetahuan
yang mendalam dan komprehensif antar segi teknis dan non teknis dalam budidaya
lele.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah kita
mengetahui teknologi pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada bab terakhir
tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung
pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin
disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun
1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai binatang yang menggelikan.
Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat,
bahkan menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne Australia masyarakat
Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat
tersebut.
Budidaya
ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek
yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin
meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil
budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan
ikan Lele sangat baik untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga
lumayan besar.
5.2 Saran
Kami sebagai
penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut
tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa
terus dilestarikan. Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga
harus memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan produksi ikan
lele yang lebih baik lagi dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, Rahmat. 1991. Budidaya
Ikan Lele, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani
Santoso, Budi. 1993. Petunjuk
praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta :Kanisius.
Sumantadinata, Komar. 1981. Pengembangbiakan
ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
http://thinkwijaya.blogspot.com/2013/05/budidaya-ikan-lele.html
Demikianlah materi tentang Makalah Budidaya Ikan Lele yang sempat kami berikan dapat bermanfaat. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah Analisis Laporan Keuangan yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon