Makalah Jaringan Tumbuhan dan Hewan - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji
syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini, dan saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Eka Fauzi Afsoh,S.Si
yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah biologi ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam proses pengerjaan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Wlingi, 10 Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar_____________________________________________________________ 1
Daftar Isi____________________________________________________________________ 2
BAB II. PENDAHULUAN_____________________________________________________ 3
A. Latar
Belakang___________________________________________________________________ 3
B. Rumusan
Masalah________________________________________________________________ 3
C. Tujuan___________________________________________________________________________ 3
BAB II. PEMBAHASAN_______________________________________________________ 4
A. Struktur Jaringan Tumbuhan______________________________________________________ 4
B. Organ
Tumbuhan________________________________________________________________ 13
C. Struktur Jaringan Hewan________________________________________________________ 21
D. Organ Hewan___________________________________________________________________ 27
BAB III. PENUTUPAN_______________________________________________________ 30
A. Kesimpulan_____________________________________________________________________ 30
B. Saran___________________________________________________________________________ 30
DAFTAR PUSTAKA_________________________________________________________ 31
BAB II. PENDAHULUAN
Biologi merupakan
ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari
dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk hidup selalu
erat kaitannya dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut terbagi menjadi
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik meliputi semua
makhluk hidup yang terbagi menjadi atas mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan
manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan kimia yang penting bagi
makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari, dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya
makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan
organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan
yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga
ketingkatan bioma.
Seperti yang kita ketahui, dunia menyimpan bermacam kehidupan
antara lain tumbuhan dan hewan. Dua objek kajian biologi ini cukup menarik
untuk ditelusuri kehidupannya. Berbicara tentang hewan dan tumbuhan tidak akan
lepas dari struktur yang menjadi dasar kita untuk mempelajari kedua makhluk
ini. Perlu kita pahami, jika berbicara tentang struktur tumbuhan dan hewan kita
akan berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyusun
dari tumbuhan dan hewan tersebut sehingga membentuk struktur yang fungsional,
yaitu jaringan. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang
struktur tumbuhan dan hewan.
B. Rumusan Masalah
1)
Bagaimana struktur jaringan tumbuhan dan hewan?
2)
Bagaimana fungsi jaringan tumbuhan dan hewan?
3)
Bagaimanakah organ pada tumbuhan dan hewan?
Dengan adanya makalah ini maka, saya
bertujuan untuk :
1)
Menjelaskan tentang struktur jaringan tumbuhan dan hewan
2)
Menjelaskan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan
3)
Menjelaskan organ pada
tumbuhan dan hewan
4)
Memenuhi nilai ujian akhir semester 1
kelas XI IPA 2
BAB II. PEMBAHASAN
Histologi adalah ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok
sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang tertentu. Berdasarkan
sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan
muda dan jaringan dewasa.jaringan muda mempunyai sifat selalu membelah sehingga
mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang.
1. Jaringan Meristem
(Muda)
Jaringan meristem mempunyai
sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan
pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat,
lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya
mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola
sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Meristem
dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya
dan terjadinya. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem Apikal
Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh
sel-sel initial yang berada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan
adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang.
b. Meristem Lateral
Meristem lateral merupakan jaringan
muda yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak antara bagian alat-alat
tumbuhan (antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini
tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
c.
Meristem
Interkalar
Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa,
contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau famili
rumput-rumputan.
Berdasarkan terjadinya, jaringan
meristem dibedakan menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem sekunder.
a) Meristem Primer
Meristem primer merupakan jaringan
muda yang berasal dari sel-sel initial yang disebut promeristem. Menurut
Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
1) dermatogen yang akan
berkembang menjadi epidermis;
2) periblem yang akan
berkembang menjadi korteks;
3) pleron yang akan
berkembang menjadi stele.
Meristem pada ujung batang menurut
Schmidt dibagi menjadi dua bagian.
1) Korpus
Bagian ini merupakan bagian pusat
dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan sel-selnya relatif besar.
Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara tak beraturan.
2) Tunika
Bagian ini merupakan bagian paling
luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu atau beberapa lapis sel,
dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah
lateral).
b) Meristem Sekunder
Meristem ini berasal dari jaringan
dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel-sel meristem sekunder
berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola.
Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar
dari tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta beberapa tumbuhan
dari golongan monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.
2. Jaringan Permanen
(Dewasa)
Jaringan permanen (dewasa) merupakan
jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan sudah mengalami diferensiasi.
Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem.
Jaringan permanen memiliki vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan
merupakan selaput yang menempel pada dinding sel. Sel-selnya telah mengalami
penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan di antara sel-selnya dijumpai
ruang antarsel. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi
antara lain:
a)
Jaringan Epidermis (Pelindung)
Jaringan epidermis ini berada paling
luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji.
Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam,
misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk lekuk, atau menampakkan bentuk lain.
Epidermis tersusun sangat rapat
sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup
karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat
vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida. Penebalan-penebalan
yang terjadi pada membran sel epidermis biasanya merupakan penebalan sekunder
yang terdiri atas selulosa yang berwujud sebagai garis-garis lamela.
Pada tanaman kering (xerophita), penebalan tidak hanya mengandung
selulosa saja, tetapi juga mengandung zat kitin. Selain itu, pada membran sel
yang saling berhadapan dengan udara lingkungannya, umumnya penebalan semakin
tebal karena adanya lapisan kutikula sehingga sel-sel epidermisnya menjadi
sulit untuk dilalui air dan penguapan menjadi terbatas.
Pada tumbuhan air (hidrophita),
membrane selnya tidak mengandung zat kitin maupun kutikula, kadang-kadang
mengandung lemak dan damar. Pada tumbuhan tertentu, lapisan epidermis selain
mengandung kutikula juga mengandung lapisan lilin yang tidak dapat ditembus
air. Pada tumbuhan golongan Gramineae, Cyperaceae, Equistinae, memiliki
permukaan yang keras dan kaku. Ini disebabkan adanya zat-zat karbonat dan
kersik pada sel-sel epidermis. Pada tumbuhan Ficus elastica terdapat
hidrodermis yang bisa berfungsi sebagai tempat penyimpanan air. Sel-sel initial
epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering
disebut derivat epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
1) Stomata
Stomata adalah celah yang terdapat
pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan
epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas
bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam.
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotic yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi
dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan
epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis
(menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti
ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki
struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua
sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
2)
Trikoma
Trikoma terdiri atas sel tunggal
atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan
terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia,
sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina. Peranan
trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
a.
Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk
mengurangi penguapan.
b.
Menyerap air serta garam-garam mineral.
c.
Mengurangi gangguan hewan.
d.
Membantu penyebaran biji.
e.
Membantu penyerbukan bunga.
f.
Meneruskan rangsang.
Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu
:
1. Trikoma Glanduler
Trikoma glanduler merupakan trikoma
yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma glanduler dapat bersel satu atau
banyak. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya, tembakau (Nicotiana
tabacum) yang terletak pada daunnya.
2. Trikoma Nonglanduler
Trikoma ini tidak menghasilkan
sekret. Macam-macam Trikoma nonglanduler, antara lain:
(1) rambut sisik, misalnya pada daun
durian;
(2) rambut bercabang, misalnya pada
daun waru;
(3) rambut akar.
3)
Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun
tumbuhan suku atau famili Gramineae
atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun
dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan
sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan
dengan menggulung daun.
b)
Jaringan Parenkim (Dasar)
Parenkim merupakan jaringan yang
terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena
hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat parenkim. Jaringan parenkim terdapat
pada jaringanjaringan lain. Selain itu, jaringan parenkim disebut juga jaringan
pemula karena pada tumbuhan primitif tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel
parenkim. Jaringan parenkim memiliki membran sel yang tipis dan jarang
mengandung lignin. Sel ini masih melakukan aktivitas hidup dan mempunyai
vakuola yang berisi zat makanan. Jaringan parenkim memiliki kloroplas dan
berbentuk poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran udara. Selain
membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen dari dua jaringan
kompleks, yaitu xilem dan floem. Beberapa organ tubuh tumbuhan yang mengandung
jaringan parenkim, adalah sebagai berikut.
1) Batang
Pada batang terdapat pada empulur
dan di antara epidermis dan pembuluh angkut.
2) Akar
Jaringan parenkim pada akar juga
terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks.
3) Mesofil daun
Jaringan parenkim pada mesofil daun
kadang-kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang.
4)
Pembentuk daging buah
5)
Pembentuk endosperma
Jaringan parenkim dibedakan
berdasarkan fungsi dan bentuknya. Macam-macam jaringan parenkim berdasarkan
fungsinya, antara lain seperti berikut.
a.
Parenkim Asimilasi (Klorenkim)
Parenkim asimilasi banyak mengandung
klorofil sehingga dapat bermanfaat untuk proses fotosintesis.
b. Parenkim Udara (Aerenkim)
Pada parenkim udara terdapat ruang
antarsel, fungsinya adalah untukaerasi atau pertukaran gas pada tanaman
air, yaitu untuk mengapung pada permukaan air.
c. Parenkim Air
Parenkim air berfungsi untuk
menyimpan air. Parenkim ini dijumpai pada tumbuhan xerofit dan epifit.
Contohnya, parenkim yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Agave dan Aloe.
d. Parenkim Makanan
Parenkim ini berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan. Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang.
Makanan cadangan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, misalnya tepung,
protein, lemak, dan tetes-tetes minyak
e. Parenkim Pengangkut
Jaringan parenkim pengangkut berguna
sebagai alat pengangkut yang menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan
dalam yang disebut dengan parenkim jari-jari empulur.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi empat.
1)
Parenkim palisade
Merupakan parenkim penyusun mesofil,
kadang pada biji berbentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
2)
Parenkim bunga karang
Merupakan parenkim penyusun mesofil daun. Bentuk dan ukuran
parenkim ini tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
3)
Parenkim bintang
Merupakan parenkim yang berbentuk seperti bintang
bersambungan ujungnya misalnya pada tangkai daun Canna sp.
4)
Parenkim lipatan
Merupakan parenkim yang dinding selnya mengadakan lipatan ke arah
dalam serta banyak mengandung kloroplas. Misalnya pada mesofil daun pinus dan
padi.
c)
Jaringan
Penyokong (Penguat)
Sesuai dengan fungsinya sebagai
penguat tubuh tumbuhan, maka jaringan ini memiliki dinding sel yang tebal,
mengandung lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding
sel. Jaringan mekanik dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1)
Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terjadi dari
prokambium. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan selnya tidak
memiliki lignin dan tersusun atas satu macam sel yang mengandung kloroplas,
sehingga kolenkim bisa berfungsi untuk fotosintesis. Bila sel ini
dilihat dengan mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih, mengkilat
2)
Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan
jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap.
Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi
jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung protoplas,
sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung
penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan
sklerenkim dibedakan menjadi dua.
a.
Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas
sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing.
Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya
mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga
lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi
enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit
miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan
saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan. Serat-serat
sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam
korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem.
b.
Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian
tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid
tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada
beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya
mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang
disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya
penebalan-penebalan dinding sel.
d)
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh
tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus.
Kegunaannya bagi tumbuh tumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut
zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang
telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang
semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat
pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak
ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan
air dan zat-zat makanan cukup berlangsung dari sel ke sel. Jaringan pengangkut
dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
1)
Xilem
Fungsi xilem adalah sebagai tempat
pengangkutan air dan zat-zatmineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini
merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk
sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang
masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan
membrane selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga
sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur utama xilem adalah
sebagai berikut.
a.
Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas
sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-penebalan pada dindingnya ternyata
berlangsung lebih tebal jika dibandingkan dengan yang telah terjadi pada
trakea. Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen
selnya tidak mengandung protoplas lagi. Dinding sel sering bernoktah. Trakeid
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur penopang dan penghantar air.
b.
Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder
yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya saling bersatu membentuk sebuah
tabung penghantar air bersel banyak yang disebut pembuluh. Dindingnya
berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel ke sel lain
sehingga berbentuk suatu tabung yang strukturnya mirip sebuah talang.
Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya lebih besar daripada sel-sel
trakeid dan membentuk untaian sel-sel longitudinal yang panjang,
penebalan-penebalannya terdiri atas zat lignin yang tipis dibandingkan trakeid.
b.
Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun
dari sel-sel yang masih hidup. Dapat dijumpai pada xilem primer dan sekunder.
Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan
parenkim jari-jari empulur. Parenkim kayu sel-selya dibentuk oleh sel-sel
pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada
dindingnya. Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya
mempunyai dua bentuk dasar, yakni yang bersumbu panjang ke arah radial dan
sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal. Sel-sel parenkim xilem berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat tepung biasanya
tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang
bersamaan dengan kegiatan kambium.
2)
Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan
menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari
bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian
kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan diantaranya
terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati. Sel
yang menyusun floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit
kayu, dan sel parenkim kulit kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus
dikelupas habis. Hal ini dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada bagian
tersebut sehingga dapat terbentuk akar pada media cangkoknya. Floem terdiri
atas unsur-unsur berikut.
a.
Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki
ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya hilang dari
protoplas. Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui
oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan.
Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung
daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga
membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b.
Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan sel muda
yang bersifat meristematis. Sel-sel pengantar di duga mempunyai peran dalam
keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c.
Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman Conifer,
yang merupakan sel-sel empulur dan parenkim floem, mengandung banyak zat putih
telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis. Diduga sel-sel albumin mempunyai
fungsi serupa dengan sel pengantar.
d.
Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel
hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik
lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti zat tannin dan
resin.
e.
Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel
jaringan yang telah mengayu. Di dalam berkas pengangkut, unsur-unsur xilem dan
floem selalu terdapat berdampingan atau salah satu di antaranya terletak
mengelilingi unsur lain.
Berdasarkan letak xilem dan
floemnya, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe dasar, yaitu sebagai
berikut.
1.
Tipe Kolateral
a.
Kolateral Tertutup
Tipe kolateral tertutup terbentuk
bila antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, melainkan terdapat
parenkim.
b.
Kolateral Terbuka
Pada tipe ini antara xilem dan floem
terdapat kambium, misalnya pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
c.
Bikolateral
Bila xilem terdapat di antara dua
xilem dan floem maka disebut bikolateral. Di antara floem bagian luar dan xilem
terdapat kambium, sedangkan antara xilem dan floem bagian dalam tidak terdapat
kambium. Contohnya, pada tumbuhan Solanaceae.
2.
Tipe Konsentris
Disebut tipe konsentris, yaitubila
jaringan pengangkut yang ada terletak di tengah-tengah, sedangkan unsur
jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang berada ditengah itu. Pada
tipe konsentris letak xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Tipe konsentris
dibedakan menjadi dua.
a.
Konsentris amphikribral
Pada tipe ini letak xilem berada di
tengah-tengah, dan floem mengelilingi xilem tersebut. Umumnya dijumpai pada
tumbuhan golongan paku-pakuan (Pteridophyta).
b.
Konsentris amphivasal
Pada tipe ini letak amphivasal floem
berada di tengah-tengah, sedangkan xilem mengelilingi floem tersebut. Contohnya
pada Cirdyline sp. dan rhizome Acorus calamus.
3.
Tipe Radial
Tipe radial terjadi bila xilem dan
floem bergantian menurut arah jari-jari lingkaran. Contoh terdapat pada akar primer
dikotil dan akar tumbuhan monokotil.
Seperti
manusia dan hewan, tumbuhan pun tersusun atas organ organ.Tumbuhan
terdiri atas organ-organ berikut.
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang
umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada
akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit. Pada
dasarnya fungsi akar adalah sebagai berikut.
a.
Tempat menambatkan tubuh tumbuhan pada posisi tertentu.
b.
Menyerap air dan garam-garam anorganik dari dalam tanah.
c.
Menyimpan cadangan makanan.
d.
Memperkokoh batang.
e.
Alat perkembangbiakkan vegetative

Apabila
akar primer dipotong melintang akan didapatkan struktur jaringan primer akar
tumbuhan pada irisan melintang, antara lain seperti berikut.
a)
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup
luar yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis yang berlapis kutikula
dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk
rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi
untuk memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada
tanah. Pada spesies tertentu, rambut akar berkembang dari sel khusus di daerah
epidermis. Sel ini disebut trikoblast. Epidermis akar biasanya dijumpai
saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami
kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang
disebut eksodermis.
b)
Korteks
Lapisan korteks tersusun atas
sel-sel parenkim yang berdinding tipis dan tersusun longgar sehingga banyak
terdapat ruang antarsel. Sel-sel parenkim tersusun dalam bentuk silinder.
Lapisan sklerenkim biasanya dijumpai pada akar tumbuhan monokotil. Kolenkim
sangat jarang dijumpai pada akar. Lapisan terluar dari korteks
kadang-kadang berdeferensiasi menjadi lapisan eksodermis yang dinding sel-selnya
mengalami penebalan dengan zat suberin. Lapisan terdalam dari korteks biasanya
berdeferensiasi menjadi endodermis.
c)
Endodermis
Lapisan ini sebenarnya merupakan sel
korteks terdalam yang terdiri atas sel-sel berbentuk kotak dan tersusun rapat
tanpa rongga antarsel. Lapisan endodermis disebut juga lapisan floeterma atau
sarung amilum karena mengandung butiran-butiran amilum. Sel-sel ini membentuk
silinder yang membungkus jaringan pembuluh. Sel-sel endodermis mempunyai cirri
khusus, yaitu adanya pita caspary.
Pita caspary merupakan penebalan
dinding sel setempat dan pengendapan suberin dan lignin. Pita caspary ini tidak
tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati
endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita caspary dan melalui
dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. Pada lapisan
endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan
tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat
impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air. Sel-sel endodermis yang terletak
segaris dengan xilem tidak mengalami penebalan sehingga dapat dilalui air dan
zat yang terlarut. Selsel ini disebut sel penerus atau peresap.
d) Silinder Pusat atau Stele
Lapisan silinder pusat merupakan lapisan
terdalam yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
1.
Perisikel atau Perikambium
Perisikel merupakan lapisan terluar
dari stele, sehingga letaknya langsung berada di sebelah dalam dari lapisan
endodermis dan di sebelah luar dari berkas pengangkut. Lapisan ini masih
bersifat meristematis sebagai titik awal tumbuhnya primordia akar ke arah
samping (cabang akar/akar lateral). Pertumbuhan cabang akar ini bersifat endogen.
2.
Berkas Pengangkut (Xilem dan Floem)
Pada akar dikotil, antara xilem dan
floem menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder. Jaringan sekunder yang
terbentuk oleh kambium adalah xilem sekunder yang terletak di sebelah luar
xilem primer dan floem sekunder yang terletak di sebelah dalam floem primer.
Xilem sekunder dan floem sekunder ini banyak mengandung serabut.
3.
Jari-Jari Empulur
Lapisan jari-jari empulur tersusun
atas jaringan parenkim. Pada struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil
terdapat beberapa perbedaan.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang
umumnya terletak di atas tanah, walaupun ada beberapa
tumbuhan yang batangnya berada di dalam tanah, misalnya Canna sp. Namun,
di sini batang mempunyai ciri-ciri khusus yaitu bagian yang berdaun dan
mempunyai buku dan ruas. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil, jaringan primer
batang memiliki beberapa perbedaan.
a)
Batang Dikotil
Pada jaringan primer batang dikotil
terdapat bagian-bagian berikut.
1. Epidermis
Lapisan ini terletak paling luar
dari organ batang. Epidermis terdiri atas lapis sel yang dinding selnya sudah
mengalami penebalan yang disebut kutikula. Lapisan kutikula ini
berfungsi untuk melindungi batang terhadap kekeringan. Sel-sel epidermis
biasanya berbentuk rektanguler dan tersusun rapat tanpa adanya ruang antarsel.
Susunan ini menyebabkan terjadinya pengurangan transpirasi dan dapat melindungi
jaringan di sebelah dalamnya dari kerusakan dan serangan hama. Pada beberapa
jenis tumbuhan, di sebelah dalam dari epidermis batang dijumpai satu atau
beberapa lapis sel yang berasal dari initial yang tidak sama dengan epidermis
yang disebut hipodermis. Struktur hipodermis ini berbeda dengan sel-sel
penyusun korteks.
2. Korteks
Korteks terdiri atas kolenkim yang
susunannya berdesakan rapat dan parenkim yang longgar dengan banyak ruang
antarsel. Pada beberapa tumbuhan, parenkim korteks bagian tepi mengandung
kloroplas, sehingga mampu mengadakan proses fotosintesis. Parenkim ini disebut klorenkim.
3. Endodermis
Endodermis sering disebut juga floeterma
atau sarung amilum karena banyak berisi butir-butir amilum. Pada beberapa
tumbuhan, floeterma mengalami penebalan membentuk pita caspary.
4. Silinder Pusat atau Stele
Lapisan silinder pusat ini terdiri
atas dua bagian.
a. Perisikel atau perikambium
Sel-sel pada lapisan perikambium
aktif membelah dan menghasilkan sel-sel yang baru. Kemampuan inilah yang mengakibatkan batang
tumbuhan dikotil dapat tumbuh besar. Berkas pengangkut, terdiri atas xilem dan
floem.
Di antara xilem dan floem terdapat
kambium intravaskuler. Kambium ini menyebabkan pertumbuhan sekunder berlangsung
terus-menerus, tetapi pertumbuhan sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan.
Pada saat air dan zat hara tersedia cukup, yaitu pada musim penghujan, maka
pertumbuhan sekunder terhenti. Jika keadaan lingkungan tidak mendukung, maka
pertumbuhan sekunder berlangsung lagi. Demikian silih berganti sehingga
menyebabkan pertumbuhan sekunder batang tampak berlapis-lapis. Setiap lapis
terbentuk selama satu tahun dengan bentuk melingkar konsentris mengelilingi
pusat. Lingkaran konsentris tersebut dinamakan lingkaran tahun.
b)
Batang Monokotil
Pada batang monokotil, ukuran
meristem apikalnya kecil. Jika dilihat, struktur penampang melintang batang
tanaman monokotil, dapat dijumpai struktur jaringan sebagai berikut.
1)
Epidermis
Epidermis merupakan struktur terluar
yang disusun oleh satu lapis sel. Epidermis dilengkapi dengan stomata dan
bulu-bulu. Pada umumnya epidermis tumbuhan monokotil sama dengan tumbuhan
dikotil.
2)
Korteks
Jaringan korteks terdiri atas
beberapa lapis sel dengan rongga-rongga udara di antara sel-selnya. Fungsi
jaringan ini yaitu sebagai tempat pertukaran gas. Pada tumbuhan monokotil,
korteks kadang-kadang terdeferensiasi secara baik atau kadang sangat sempit,
bahkan tidak dapat dibedakan dengan stele.
3)
Stele
Pada tumbuhan monokotil, batas
korteks dan stele biasanya tidak terlalu terlihat. Xilem dan floem terdapat
pada lapisan stele ini dan susunan berkas pengangkut yaitu bertipe kolateral
tertutup, sehingga batang pada tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan
membesar.
4)
Empulur
Empulur terletak di bagian paling
dalam dan tersusun dari jaringan parenkim. Pada beberapa tumbuhan, empulur ada
yang menghilang, misalnya pada tumbuhan padi.

3. Daun
Sebagian besar tanaman umumnya
berdaun dan berwarna hijau. Akan tetapi, ada pula tanaman yang daunnya tidak
berwarna hijau. Daun berasal dari suatu jaringan pada meristem ujung suatu
kuncup pada batang. Daun memiliki struktur jaringan yang bermacam-macam. Pada
dasarnya daun tersusun atas beberapa lapisan berikut.
a.
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar yang terdapat di
permukaan atas maupun bawah daun yang berfungsi untuk melindungi lapisan di
bawahnya. Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding
sel yang menghadap keluar biasanya berdinding tebal dan tertutup kutikula.
Lapisan kutikula berfungsi untuk mengurangi penguapan. Pada permukaan lapisan
epidermis ditemukan pula stomata, yang berfungsi untuk pertukaran udara dan
mengatur transpirasi. Stomata dapat berada di kedua permukaan daun (amfistomatik)
atau salah satu permukaan, antara lain di bagian bawah (hipostomatik).
Pada daun terapung di air, stomata hanya terdapat di bagian atas (epistomatik).
Letak stomata dapat sejajar dengan epidermis lainnya (stomata paneropor),
tenggelam dibandingkan deretan epidermis (stomata kriptopor) atau
kadang-kadang berada di atas permukaan sel-sel epidermis seperti pada daun
terapung. Bentuk modifikasi dari jaringan epidermis daun berupa trikoma, sel
kipas, dan sel litokis. Trikoma berfungsi sebagai rambut pelindung maupun sebagai rambut kelenjar. Sel-sel
kipas terdiri atas sederet sel yang lebih besar, Jaringan ini terdapat di antara
epidermis atas dan epidermis bawah.
b. Parenkim atau Mesofil
Jaringan ini terdapat di antara
epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan mesofil ini
berdeferensiasi menjadi jaringanjaringan, antara lain seperti berikut. Pada
tumbuhan dikotil, jaringan mesofil ini berdeferensiasi menjadi
jaringan-jaringan, antara lain seperti berikut.
1) Parenkim Spons (Bunga Karang)
Jaringan spons tersusun oleh sel-sel
yang tak teratur, berdinding tipis, lepas, dan mengandung sedikit kloroplas.
Ruang antarsel besar sehingga memudahkan terjadinya pertukaran gas.
2) Parenkim Palisade (Jaringan Tiang)
Jaringan palisade berbentuk
silindris, tegak pada permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain
dan mengandung banyak kloroplas
c. Berkas Pengangkut
Jaringan ini tersusun atas xilem dan
floem. Berkas pengangkut banyak terdapat pada tulang daun dan urat daun. Fungsi
jaringan pengangkut pada daun adalah untuk mengangkut air serta zat hara dari
tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis dari sel mesofil
masuk ke floem tulang daun yang kecil. Sel khusus yang berfungsi sebagai
pengantar senyawa-senyawa organik dari sel mesofil ke floem disebut sel
transfer. Di dalam berkas pengangkut, xilem selalu berada di sebelah atas floem
karena tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari
batang. Dalam hal ini, xilem di sebelah dalam dan floem di luar. Susunan xilem,
terutama pada ibu tulang daun seperti pada batang yang terdiri atas trakea,
trakeid, serabut, dan parenkim.
4. Bunga
Pada tumbuhan, bunga hanya muncul
pada fase-fase tertentu, yaitu pada fase di mana tumbuhan akan memulai
perkembangbiakan (fase reproduksi). Buah merupakan organ tumbuhan yang
terbentuk setelah bunga mengalami proses penyerbukan. Dengan demikian, organ
bunga dan buah disebut pula sebagai organ tambahan. Bunga sebenarnya merupakan
hasil dari modifikasi batang, sedangkan buah berasal dari bakal buah yang
terdapat pada bunga dan telah mengalami pembuahan. Morfologi bunga pada
tumbuhan tinggi terdiri atas mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang
sari. Berdasarkan ada tidaknya salah satu
bagian pembentuk bunga
tersebut, bunga dibagi menjadi lima, yaitu bunga lengkap, bunga sempurna, bunga
jantan, bunga betina, dan bunga telanjang. Bunga lengkap adalah bunga yang
memiliki semua kelengkapan bunga, yaitu kelopak (calix), mahkota (corolla),
benang sari (stamen), dan putik. Bunga sempurna adalah bunga yang selalu
memiliki benang sari dan putik, tetapi kadang-kadang terdapat calix dan mahkota.
Bunga jantan, memiliki ketiga bagian bunga, yaitu kelopak, mahkota, dan benang
sari. Namun, bunga tipe ini tidak memiliki putik. Sementara itu, bunga betina
merupakan kebalikan dari tipe bunga jantan. Pada tipe bunga betina tidak
terdapat benang sari, tetapi memiliki ketiga bagian lainnya. Bunga telanjang
adalah bunga yang hanya memiliki benang sari dan putik, tetapi tidak memiliki
calix dan corolla.

5. Buah dan Biji
Apabila serbuk sari dan putik telah masak dan terjadi penyerbukan yang
diikuti pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Sementara itu, bakal biji yang
terdapat dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian bunga yang
dapat berkembang dan ikut menyusun buah sebagai berikut.
- Daun
pelindung, misalnya klobot pada tanaman jagung.
- Daun
kelopak, misalnya pada tanaman terong.
- Tangkai
putik, misalnya pada buah jagung.
- Kepala
putik, misalnya pada buah manggis.
- Tangkai
bunga, misalnya pada jambu monyet.
- Perhiasan
bunga, misalnya pada nangka.
- Dasar
bunga, misalnya pada tanaman elo.
Bagi
tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan
utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Melalui biji
ini tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Pada umumnya biji terdiri atas
bagian-bagian seperti berikut.
- Kulit
biji
- Tali
pusar
- Inti
biji atau isi biji
Kulit
biji merupakan bagian terluar biji dan berasal dari selaput bakal biji.
Pada umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
terdiri atas dua lapisan sebagai berikut.
- Lapisan
kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam,
ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, dan ada yang keras
seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi
bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat
memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda misalnya merah,
biru, pirang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, dan ada
pula yang mempunyai bentuk keriput.
- Lapisan
kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga
dengan kulit ari.
Pada
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga
lapisan sebagai berikut.
- Kulit
luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
- Kulit
tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
- Kulit
dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali
melekat erat pada inti.
Bagian
lain dari biji adalah tali pusar. Tali pusar disebut juga tangkai biji.
Setelah biji masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji),
dan pada bijinya hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji.
Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1. Bagian-bagian biji
|
Bagian
lain dari biji adalah inti biji. Inti biji adalah semua bagian biji yang
terdapat di dalam kulitnya. Oleh sebab itu, inti biji juga dapat dinamakan
isi biji. Inti biji terdiri atas lembaga yang merupakan calon individu
baru dan putih lembaga (albumen). Putih lembaga merupakan jaringan berisi
makanan cadangan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan
baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.
Seperti
halnya tumbuhan tubuh hewan juga terdiri dari sel-sel yang tersusun menjadi
jaringan sehingga terbentuk suatu struktur yang khas.Struktur tersebut
berperan penting dalam mendukung kelangsungan hidupnya. Struktur tubuh hewan dari yang
sederhana hingga yang paling komplek adalah sebagai berikut:
Sel → jaringan → organ → system
organ → tubuh organisme.
Ada empat jaringan utama
penyusun hewan, yaitu jaringan epitelium, jaringan penguat/penyokong, jaringan
otot dan jaringan saraf.
1.
Jaringan Epitelium
Jaringan epitel merupakan
perkembangan dari ekstoderm dan endoderm. Epitel terdapat pada
setiap permukaan luar dan dalam tubuh untuk melapisi organ-organ tubuh. Epitel
yang menutupi permukaan luar tubuh juga dibatasi oleh epithelium yang disebut mesotelium.
Ada juga epithelium yang terbungkus untuk menangkap rangsang dari luar yang
disebut neuropitelium. Jaringan epitelium memiliki banyak fungsi di
dalam tubuh, antara lain seperti berikut.
a) Untuk melindungi jaringan yang ada
di dalamnya, misalnya epitel kulit.
b) Untuk melakukan fungsi absorbsi,
misalnya epitel jonjot usus.
c) Untuk melakukan fungsi filtrasi,
misalnya epitel pada nefron ginjal.
d) Sebagai pintu gerbang masuk dan
keluarnya zat, misalnya epitel alveolus paru-paru.
e) Untuk melakukan fungsi sekresi,
yaitu menghasilkan getah cair. Misalnya epitel kelenjar ludah, tiroid,
hipofisis, dan lain-lain.
f) Untuk melakukan fungsi sebagai neuroreseptor,
yaitu menerima rangsang dari luar. Epitelium ini terdapat pada alat-alat indra.
Jaringan epitel dapat digolong-golongkan
sesuai dengan bentuk dan susunannya, yaitu sebagai berikut.
1) Epitelium Pipih Berlapis Tunggal
Epitelium ini memiliki bentuk sel
yang pipih dan hanya terdiri atas satu lapis sel saja, dengan inti berada di
tengah sehingga terlihat sangat tipis. Akibat kondisi ini, epitelium bersifat
semipermeabel. Jaringan berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke
dalam tubuh atau sebaliknya. Misalnya pada dinding pembuluh darah, limfa,
ginjal, alveolus paru-paru, selaput jantung, dan lain-lain.
2) Epitelium Pipih Berlapis Banyak
Bentuk epitelium pipih berlapis
banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan
berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit,
esofagus, dan rongga hidung.
3) Epitelium Kubus Berlapis Tunggal
Jaringan epitel ini berbentuk kubus
dengan inti di tengah. Epitel ini berfungsi dalam proses pengeluaran zat-zat
atau kelenjar yang dibutuhkan tubuh dan proses penyerapan. Jenis epitelium ini
terdapat pada kelenjar tiroid, ovarium, dan tubula ginjal.
4) Epitelium Kubus Berlapis Banyak
Bentuk sel epitelium kubus berlapis
banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan tersusun dari
berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi.
Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah
zakar.
5) Epitelium Silindris Berlapis Tunggal
Epitelium silindris berlapis tunggal
berbentuk batang memanjang dengan inti di dekat permukaan sel. Fungsi jaringan
ini adalah untuk pengeluaran zat-zat di dalam tubuh, penyerapan zat,
perlindungan, dan melicinkan. Epitelium ini terdapat pada dinding usus, lambung
dan oviduk.
6) Epitelium Silindris Berlapis Banyak
Jenis epitelium ini berfungsi
sebagai tempat sekresi dan pergerakan. Epitelium terletak pada alat-alat tubuh.
7) Epitelium Silindris Berlapis Banyak Semu
Bentuk epitel ini berlapis-lapis dan
pada permukaan terluarnya memiliki bulu getar (cilia) yang berfungsi menyaring
dan mengeluarkan benda asing yang masuk, misalnya debu. Epitelium ini berfungsi
untuk perlindungan, sekresi, dan pergerakan zat melewati permukaan. Jaringan
epitelium ini terdapat pada saluran pernapasan yaitu rongga hidung dan trakea.
8) Epitelium Transisional
Epitelium transisional berbentuk
tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih, panjang, kubus.
Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
9) Epitelium Kelenjar
Jaringan ini dapat mensekresikan
sekret atau getah. Sekret tersebut dapat berupa enzim, keringat, air ludah,
maupun hormon. Berdasarkan cara mensekresikan cairannya, kelenjar dapat
dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a) Kelenjar
Eksokrin
Kelenjar eksokrin mempunyai saluran
khusus untuk mengalirkan getah yang dihasilkan. Misalnya kelenjar keringat,
kelenjar ludah, kelenjar bruner pada usus, kelenjar fundus pada dinding
lambung.
b) Kelenjar
Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengalirkan getah. Karena tidak
mempunyai saluran tersebut sehingga disebut kelenjar buntu, getah hasil
sekresinya langsung dialirkan ke dalam pembuluh darah. Contoh kelenjar endokrin
yaitu kelenjar tiroid, anak ginjal, dan hipofisis.
2.
Jaringan Penguat/Penyokong
Jaringan penguat mempunyai sel-sel yang susunannya
tidak terlalu rapat. Jaringan ini berhubungan dengan jaringan-jaringan yang
lain. Jaringan penguat dibedakan sebagai berikut.
a) Jaringan Pengikat
Ibarat sebuah lem, maka jaringan
pengikat ini melekatkan dengan erat antar jaringan sehingga mereka dapat
menyatu dan dapat berhubungan dengan baik untuk menunjang fungsi organ.
Berdasarkan susunan serabut selnya, jaringan pengikat dibedakan menjadi dua.
1) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga
sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang putih.
Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu
dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak
elastis. Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang,
dermis kulit, ligament (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi,
menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan
tulang ke tulang (pada ligamen).
2) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut
selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ, juga membungkus
saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan di
sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf,
antara lain fibroblas dan makrofag yang mengandung serabut
kolagen dan elastis. Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ.
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel.
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan
air untuk sementara waktu.
d) menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Penunjang/Penguat
Jaringan ini berfungsi untuk
melindungi organ-organ tubuh yang lemah. Jaringan penunjang terdiri atas
bagian-bagian berikut.
1) Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan mempunyai
banyak matriks dan bersifat lentur yang disebut kondrin. Pada anak-anak, tulang
rawan berasal dari jaringan mesenkim, tetapi pada orang dewasa dibentuk oleh
perikondrium yang banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan (kondrosit).
Sel-sel tulang rawan ini terletak di dalam suatu rongga kecil yang disebut
lakuna. Jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam.
·
Tulang Rawan Hialin
Matriks tulang rawan hialin berwarna
putih kebiruan, mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan,
membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada cakram epifisis,
dan ujung rusuk.
·
Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis tersusun dari
serabut kolagen dan bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya
adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada daun telinga,
epiglotis dan bronkiolus.
·
Tulang Rawan Fibrosa
Matriks pada jaringan ini sedikit
dan berwarna gelap, tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk
suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan
dan melindungi jaringan yang lebih dalam.
2) Jaringan Tulang Sejati (Osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun
oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak
terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses
pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat
di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh
dalam yang lemah dan mengikat otot-otot. Berdasarkan jumlah matriksnya jaringan
tulang sejati dibedakan menjadi dua.
a. Tulang
Kompak
Pada tulang kompak terdapat matriks
yang banyak, rapat, dan padat. Contoh dapat dijumpai pada tulang-tulang pipa.
Substansi mineral disimpan dalam lapisan tipis yang disebut lamela. Struktur
mikroskopis tulang panjang menunjukkan adanya saluran-saluran memanjang yang
saling berhubungan yang disebut Kanalis Havers. Havers terdiri atas
lamella-lamella yang tersusun melingkari suatu saluran, yang di tengahnya
terdapat pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah inilah yang menyuplai makanan
kepadasel-sel tulang.
b. Tulang
Spons (Bunga Karang)
Matriks pada tulang spons tersusun
tidak rapat dan berongga. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers.
Contohnya pada tulang-tulang pipih.
c) Jaringan Darah dan Limfe
Darah merupakan cairan tubuh yang
berfungsi sebagai alat transportasi. Sebagai alat transportasi, darah
mengangkut sari-sari makanan air, O2, CO2 dan sisa-sisa metabolisme lain serta
hormon. Darah juga merupakan penghasil imunitas dan homeostasis. Pada dasarnya
darah dibedakan menjadi 2 komponen, yaitu sebagai berikut.
1) Sel-Sel Darah
Sel-sel darah terdiri atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah
pembeku (trombosit). Sel darah merah memiliki protein yang disebut
hemoglobin yang bertugas untuk mengangkut O2 dan CO2 dalam darah. Sel–sel darah
merah dibentuk di dalam sumsum tulang yang disebut eritoblas. Sel darah
merah berbentuk cakram, bikonkaf, dan tidak berinti. Sel darah putih terdiri
atas monosit, limfosit, netrofil, basofil, dan eosinofil. Sel-sel ini dibentuk
di dalam sumsum tulang dan limfe. Fungsi sel darah putih ini adalah sebagai
penghasil imunitas. Sedangkan trombosit adalah sel darah yang bertugas dalam
proses pembekuan darah. Ukurannya lebih kecil dari sel darah merah dan
berbentuk cakram. Sel-sel trombosit tidak memiliki inti.
2) Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan yang
mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat
antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma
darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi.
Selain darah, cairan tubuh yang lain adalah limfe. Cairan limfe terbentuk dari
air, glukosa, lemak, dan garam. Limfe berfungsi sebagai alat pengangkut cairan
dan protein, emulsi lemak, dan penghasil antibodi. Komponen seluler limfe
terdiri dari limfosit dan granulosit.
d) Jaringan Penghubung Berserat
Jaringan penghubung berserat
tersusun dari sel-sel lemak yang berbentuk poligonal. Sel-selnya berdinding
tipis dan tersusun longgar, sehingga membentuk suatu rongga. Rongga-rongga ini
berisi tetes-tetes lemak. Sel-sel lemak terdapat di seluruh tubuh, yaitu di
bawah lapisan kulit, sekitar ginjal, dalam bantalan/sekitar persendian dan
dalam sumsum tulang panjang. Fungsi jaringan ini adalah untuk tempat
penyimpanan lemak, sebagai cadangan makanan, melindungi organ-organ dalam tubuh
dari suhu dingin dan bantalan. Jaringan ini sering kita jumpai pada lapisan
bawah kulit, sekitar persendian, dan di antara organ-organ dalam tubuh.
3.
Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas
serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut
dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran
yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang
disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh,
baik anggota gerak maupun organ organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini
adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi
kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya
otot tersebut. Otot dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.
a. Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki
lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka,
misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi,
kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b. Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang
berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos
berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa
adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal
dari system saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya
spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter)
dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3
detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus,
lambung, ginjal, pembuluh darah.
c. Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang
letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot
lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang
dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4.
Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel
saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabangcabang, menghubungkan
jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf,
akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian
berkumpul membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya hanya pada tempat
tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang. Jalannya impuls
dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh
dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan
diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke
sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor. Berdasarkan fungsinya,
sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas
menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan
saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron
sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang.
Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b.
Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah
menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian
efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka
akan melakukan respon tubuh.
c. Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas
menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang
lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan
oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson
neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps.
Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf
yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang
disebut neuron transmitter.
Sebuah organ hewan dibangun oleh beberapa
jaringan. Contoh organ hewan adalah usus halus. Di usus halus terdapat
jaringan otot polos, ikat kendur, epitel kubus lapis banyak, darah, dan saraf.
Setiap jaringan memiliki fungsi tersendiri. Jaringan otot polos yang tersusun
melintang dan memanjang membuat usus halus dapat melakukan gerakan peristaltik
(gerak bergelombang akibat elaksasi dan kontraksi otot) untuk memindahkan
makanan yang berada di dalam rongga usus. Jaringan saraf mengendalikan gerakan
peristaltik pada otot tersebut.
Organ
pada Hewan
|
Selain itu, bentuk usus disokong oleh jaringan ikat
longgar sehingga gerakan peristaltik yang dilakukan dapat lebih optimum.
Jaringan epitel yang melapisi rongga usus berperan dalam penyekresian enzim dan
absorpsi sari makanan. Hasil absorpsi tersebut diangkut oleh jaringan darah
yang berada di dalam arteri di balik jaringan
epitel. Seluruh jaringan yang terdapat di dalam organ saling terkait dan
bekerja teratur. Oleh karena itu, organ hewan memiliki fungsi yang sangat
berbeda dengan fungsi masing-masing jaringan yang membentuknya. Organ hewan akan berhubungan dengan organ-organ
lainnya dan membentuk sistem organ. Misalnya, usus halus akan berhubungan
dengan usus besar, pankreas, usus dua belas jari, kantong empedu, lambung,
tenggorokan, dan mulut membentuk suatu sistem organ hewan, yaitu sistem
pencernaan makanan.
Makhluk hidup multiseluler adalah organisme dengan
kompleksitas sistem yang tinggi. Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi
hidupnya ditopang oleh sistem organ. Sistem organ hewan terdiri atas beberapa
organ hewan yang bekerja sama menjalankan suatu proses yang menunjang kehidupan
seluruh sistem-sistem organ yang lain. Keseluruhan sistem organ tersebut,
akhirnya membentuk satu individu organism Pada umumnya, makhluk hidup
multiseluler misalnya hewan, memiliki sepuluh jenis sistem organ sebagai
berikut.
1.
Sistem Pencernaan Hewan
Sistem
ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan, berupa molekul organik kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati makanan) agar dapat diserap
tubuh. Organ hewan yang terkait dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut
(kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus, lambung, usus halus, dan usus
besar.
2.
Sistem Pernapasan Hewan
Sistem
ini berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme yang
berbentuk CO2. Sistem pernapasan tersusun oleh beberapa organ hewan, di
antaranya saluran-saluran pernapasan yang meliputi faring, laring, dan trakea
serta paru-paru yang meliputi sistem bronkus dan alveolus.
3.
Sistem Sirkulasi Hewan
Sistem
ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan oksigen, air, dan sari makanan
berupa molekul-molekul organik seperti glukosa. Selain itu, berfungsi juga
mengangkut hasil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini
terdiri atas organ hewan, seperti jantung, arteri dan vena, pembuluh limfa, dan
kelenjar limfa.
4.
Sistem Ekskresi Hewan
Sistem
ini berfungsi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, selain CO2 atau cairan. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga titik keseimbangan cairan tubuh. Sistem
ekskresi tersusun atas beberapa organ hewan, seperti ginjal, kantung urine,
ureter, kelenjar keringat, dan uretra.
5.
Sistem Endokrin Hewan
Sistem
ini mengatur aktivitas tubuh, seperti pertumbuhan dan homeostasis. Sistem ini
tersusun oleh berbagai macam kelenjar, seperti kelenjar hipofisis, epifisis,
kelenjar anak ginjal, dan kelenjar gondok.
6.
Sistem Saraf Hewan
Sistem
saraf berperan dalam menyampaikan rangsang yang diperoleh dari lingkungan,
mempersepsikan rangsang, untuk kemudian merespons rangsang tersebut.
7. Sistem Rangka Hewan
Sistem ini
berfungsi menopang dan memberi bentuk pada tubuh. Sistem rangka berfungsi juga
melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak atau rentan, seperti tengkorak yang
berfungsi melindungi otak. Selain itu,
system ini juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot rangka yang sangat
dibutuhkan dalam gerak aktif. Jaringan darah juga dibentuk di dalam sumsum
tulang.
8.
Sistem Otot Hewan
Sistem
ini adalah alat gerak utama serta membentuk postur tubuh. Dalam otot, disimpan
glikogen yang berfungsi sebagai cadangan energi yang akan digunakan oleh otot
untuk berkontraksi. Organ hewan yang berada dalam system otot ini adalah otot
rangka (otot lurik), otot polos, dan otot jantung.
9.
Sistem Reproduksi Hewan
Sistem
ini berkaitan dengan perbanyakan diri (perkembangbiakan). Organ hewan penyusun
sistem reproduksi pada setiap jenis hewan berbeda.
10. Sistem Kekebalan dan Limfatik Hewan
Sistem
ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan penyakit. Sistem ini terdiri
atas sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa.
BAB
III. PENUTUPAN
Dari
pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur yang
terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Struktur
tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri.
Bermula dari sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan membentuk
jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang
nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas.
Setiap penyusun dari struktur baik pada tumbuhan dan hewan
memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah tersedia
sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifetnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.biologisel.com/2013/11/organ-hewan.html
http://ilmuhutan.com/organ-tumbuhan-dan-fungsinya/
http://galihghung.blogspot.com/2013/08/praktikum-biologi-jaringan-hewan.html
http://harapan48.blogspot.com/2012/12/kata-pengantar-puji-syukur-kehadirat.html
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-fungsi-bagian-buah-dan-biji.html
Demikianlah materi tentang Makalah Jaringan Tumbuhan dan Hewan yang sempat kami berikan dapat bermanfaat. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah JUST IN TIME (J.I.T) yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon