Makalah Jenis Dan Fungsi Kalimat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kalimat merupakan poin penting dan mendasar
dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan
kalimatlah mahasiswa dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas. Satuan
bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak ) dan frasa atau
kelompok kata (misalnya tidak tahu).
Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas,
kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau
merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu
kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan kalimat?
2.
Apa saja unsur – unsur pembentuk kalimat?
3. Apa fungsi kalimat ?
4. Apa saja jenis – jenis kalimat ?
5. Apa saja jenis kalimat berdasarkan fungsi dan
tujuannya?
6. Apa itu kalimat efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti apa
yang dimaksud dengan kalimat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang
menjadi unsur – unsur pembentuk kalimat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa fungsi dari
suatu kalimat.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis kalimat.
5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
kalimat berdasarkan fungsi dan tujuannya.
6. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu kalimat
Efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh[1].
Sebagai contoh : Ibu memasak.
Ibu
memasak sayur lodeh kesukaanku.
Seminggu
sekali, ibu memasak sayur lodeh kesukaanku.
Sementara contoh berikut tidak dianggap sebagai kalimat karena tidak
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dengan kata lain, informasinya tidak lengkap.
Ibu kesukaanku
Seminggu sekali ibu
Adapun ciri-ciri kalimat adalah sebagai
berikut :
1. Terdiri atas satu kalimat atau lebih.
2. Mengandung klausa atau tidak.
3. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan
suara naik, turun, keras, lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir.
4. Dalam wujud tulisan, kalimat diawali huruf
kapitaldan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda Tanya (?), atau tanda seru
(!).
B.
Unsur Pembentuk Kalimat
Berdasarkan definisi kalimat di atas, dapat
dinyatakan bahwa kalimat disusun oleh kata-kata. Kata-kata tersebut dapat
berupa kata, frasa, atau klausa. Dalam bahasa lisan, kalimat ditandai dengan
intonasi, jeda, nada, dan tempo.
1.
Kata
Kata – kata
penyusun kalimat dapat berupa kata tunggal, kata berimbuhan, kelompok kata,
atau klausa.
Contoh
: Pak Bayu senang menulis.
Ayah memperbaiki mobil.
Kakakku seorang penyanyi terkenal.
Mobilnya rusak.
2.
Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak
melebihi batas fungsi. Artinya, frasa tidak menduduki fungsi subjek, predikat,
ataupun fungsi lainnya.
Contoh :
dari kantin
rumah yang besar itu
anak yang cerdas
Frasa dapat dihasilkan dari perluasan sebuah kata. Sebuah frasa dengan
perluasannya tidak menimbulkan jabatan atau fungsi lain sehingga tidak melebihi
batas fungsinya semula. Jika perluasan itu ternyata menimbulkan jabatan fungsi
baru atau membentuk pola subjek-predikat, perluasan itu sudah menjadi klausa.
Contoh :
karya sastra (frasa)
diperluas
menjadi :
karya sastra indah itu (frasa)
Karya
sastra itu indah (klausa)
S P
Frasa dapat dibagi atas empat jenis, sebagai berikut : frasa
eksosentris, frasa endosentris, frasa ambigu dan frasa idiomatik.
a. Frasa Eksosentris
Frasa Eksosentris adalah frasa yang semua
ataupun salah satu unsurnya tidak dapat menggantikan frasa itu secara
keseluruhan. Frasa eksosentris umumnya didahului oleh kata depan.
Jenis frasa eksosentris :
1) Frasa verbal adalah frasa yang intinya
berupa kata kerja.
Contoh : menangis keras
sedang melamun
dapat berjalan
2) Frasa adjectival adalah frasa yang intinya
berupa kata sifat.
Contoh : kasar
sekali
amat lembut
sangat merdu
3) Frasa nominal adalah frasa yang intinya
berupa kata benda.
Contoh :
lapangan besar
rumah besar
sang pemimpin
4) Frasa pronominal adalah frasa yang intinya
berupa kata ganti.
Contoh : kalian
semua
kamu dan dia
5) Frasa adverbial adalah frasa yang intinya
berupa kata keterangan.
Contoh : lebih kurang
6) Frasa numeralia adalah frasa yang intinya
berupa kata bilangan.
Contoh : tujuh
dan delapan
empat belas
7) Frasa interogativa adalah frasa yang
intinya berupa kata tanya.
Contoh : apa
dan siapa
b. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang unsur –
unsur pembentuknya dapat menggantikan kedudukan frasa itu secara keseluruhan.
Contoh : Mereka menempati rumah baru.
Frasa rumah baru mempunyai inti.
Mencari inti frasa dapat diuji dengan membuat kalimat berterima dan tidak
berterima.
a. mereka menempati rumah
b. * mereka menempati baru
Kalimat a mempunyai makna, berarti rumah
menjadi inti frasa. Kalimat b tidak
berterima dan tidak mempunyai makna, berarti baru bukanlah inti frasa.
Jenis frasa endosentris :
1) Frasa Endosentris Koordinatif
Masing-masing unsur memiliki kedudukan sederajat yang
tidak saling menerangkan unsur yang lain. Sifat kesetaraan itu dapat dibuktikan
oleh kemungkinan menyisipkan kata penghubung dan atau atau.
Contoh :
Anak itu sudah tidak mempunyai ibu
bapak. (ibu dan bapak)
2) Frasa Endosentris Apositif
Frasa yang hubungan antara unsur-unsurnya dapat saling
menggantikan.
Contoh :
Aminah, Anak Pak Lurah sangat cantik.
Frasa Anak Pak Lurah adalah unsur
keterangan tambahan untuk menerangkan Aminah.
3) Frasa Endosentris Atributif
Frasa yang salah satu unsurnya dapat menggantikan
frasa itu secara keseluruhan. Frasa ini memiliki unsur pusat dan unsur atribut.
Inti frasa ditandai dengan D (diterangkan) dan unsur atribut ditandai dengan M
(menerangkan).
Contoh : Rumahnya sangat
besar.
M
D
Kata sangat adalah atribut atau penjelas untuk
kata besar.
Contoh : anak nakal
sangat marah
D M M D
layanan umum sepenggal
doa
D M M D
c. Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frase yang menimbulkan makna ganda
atau tidak jelas.
Contoh : Lukisan ayah dipajang di ruang tamu.
Frasa lukisan ayah mempunyai makna :
1. Lukisan milik ayah
2. Lukisan mengenai diri ayah
3. Lukisan buatan ayah
d. Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik adalah frasa yang mempunyai makna
sampingan atau bukan makna sebenarnya.
Contoh : Orang tua itu sudah banyak makan garam
kehidupan.
Frasa sering kali dianggap sama dengan kata majemuk
karena keduanya mempunyai struktur penyusunan yang sama. Sebenarnya, ada
perbedaan yang jelas antara frasa dan kata majemuk.
Perbedaan tersebut dinyatakan dalam tabel berikut :
Frasa
|
Kata Majemuk (Idiom)
|
|
Tidak
menimbulkan makna baru
Contoh : Meja
hijau itu rusak.
|
Menimbulkan
makna baru.
Contoh : Orang
itu dianjurkan ke meja hijau (pengadilan).
|
|
Dapat disisipi
dengan kata lain
Contoh : Meja
berwarna hijau itu rusak.
|
Tidak dapat
disisipi dengan kata lain
Contoh : Orang
itu dianjurkan ke meja yang hijau
(tidak lagi
bermakna pengadilan).
|
3.
Klausa
Klausa
merupakan bagian dari kalimat. Klausa memiliki unsur subjek dan predikat,
tetapi tidak mengandung intonasi, jeda, tempo, dan nada. Klausa terbagi menjadi
dua, yaitu :
a.
Klausa Utama
Klausa untama adalah klausa yang dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat. Dalam kalimat majemuk, klausa utama disebut
sebagai pula induk kalimat, klausa atasan, atau klausa utama.
Contoh : Irwan
datang ketika kami sedang menonton film
Klausa
Utama
b.
Klausa Bawahan
Klausa bawahan adalah klausa yang belum
lengkap isinya. Klausa ini tidak dapat berdiri sendiri. Dalam kalimat majemuk,
klausa bawahan merupakan perluasan dari satu fungsi dalam kalimat. Klausa
bawahan juga ditandai dengan kata sambung.
Contoh : Irwan
datang ketika kami sedang menonton film.
Klausa Bawahan
4.
Intonasi, Jeda, Nada, dan Tempo
a.
Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat.
Intonasi ini berperan dalam menentukan makna kalimat.
Contoh : Tidur
(memberi kabar/berita)
Tidur?
(bertanya)
Tidur!
(perintah)
Intonasi pada kalimat berita adalah datar.
Intonasi pada kalimat tanya adalah menurun, sedangkan pada kalimat perintah,
intonasinya naik.
b.
Jeda
Jeda adalah penghentian sesaat dalam lagu
kalimat. Jeda juga berperan dalam pembentukan makna kalimat.
Contoh : Menurut cerita / paman
Andri itu orang yang pemalu.
(Yang pemalu
adalah paman Andri)
Menurut cerita
paman / Andri itu orang yang pemalu.
(Yang pemalu
adalah Andri)
Menurut cerita
paman Andri / itu orang yang pemalu.
(Yang pemalu
adalah seseorang)
c.
Nada
Nada adalah tekanan inggi rendahnya pengucapan
suatu kata. Kata-kata dalam kalimat dapat diucapkan dengan nada-nada tertentu :
Contoh : Pak
Heri membeli mobil baru. (bukan Pak Ali)
Pak
Heri membeli mobil baru. (bukan menjual)
Pak
Heri membeli mobil baru. (bukan mobil bekas).
d.
Tempo
Tempo adalah cepat atau lambatnya
pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya untuk memberi tekanan pada bagian
kalimat.
Contoh : Nama
saya Fransiska, tapi panggil saja S-i-s-ka.
C.
Fungsi Kalimat
Di dalam sebuah kalimat, unsur-unsur pembentuk
kalimat menduduki fungsi tertentu. Fungsi di dalam kalimat terdiri atas :
1.
Subjek
Subjek atau pokok kalimat adalah bagian
kalimat yang menjadi dasar kalimat sehingga menjadi bagian yang penting sebagai
pangkal pembicaraan. Umumnya subjek terdapat di awal kalimat, mendahului
predikat. Adapun kelas kata yang mengisi subjek biasanya berupa frasa benda
atau kata kerja.
Contoh : Rika
senang main tenis meja.
S
Berenang adalah kesukaannya.
S
2.
Predikat
Predikat ialah bagian kalimat yang memberi
penjelasan tentang subjek. Posisi predikat langsung mengikuti subjek. Kelas
kata yang mengisi predikat pada umumnya berupa kata kerja. Namun, adapula yang
ditempati oleh kata sifat, kata benda atau frasa preposisional.
Contoh : Adik
menangis sangat keras.
P
Ayahnya sedang sakit.
P
Ibu ke pasar.
P
3.
Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap letaknya langsung
mengikuti predikat. Kelas kata yang mengisi objek dan pelengkap dapat berupa
nomina atau frasa nominal, adjektiva atau frasa adjektival, verba atau frasa
verbal.
Contoh : Ayah
menanam jagung manis.
O
Pak
Karsa beternak lele.
Pel
Ia
ketahuan sedang mencuri.
Pel
Ibu
menjahit baju.
O
Objek dan pelengkap sering kali dianggap sama.
Namun sebenarnya, ada perbedaan, ada perbedaan yang sangat jelas di antara
keduanya. Perhatikan tabel berikut :
Objek
|
Pelengkap
|
Berwujud nomina atau nominal.
Contoh :
Kakak memasak sayur asam.
|
Berwujud nomina, verba atau adjektiva.
Contoh :
Seorang ibu kehilangan anaknya.
(nomina)
Penjahat itu tertangkap basah sedang
mencuri. (Verba)
Rumahnya bercat coklat. (adjektiva).
|
Posisinya langsung mengikuti predikat.
Contoh :
Dino memukul Anto.
P O
|
Posisinya berada di belakang verba
transitif dan dwitransitif. Selain itu, dapat pula diikuti preposisi.
Contoh :
Nata membelikan Noto sebuah buku.
P O Pel
|
Menjadi subjek akibat penafsiran kalimat.
Contoh :
Tatan memotong rumput.(Aktif)
O
Rumput dipotong Tatan. (Pasif)
S
|
Tidak dapat menjadi subjek akibat
penafsiran kalimat.
Contoh :
Ida beternak ayam.
Pel
Ayam beternak Ida. (?)
|
Dapat diganti dengan pronominal –nya.
Contoh :
Nova merindukan Piter.
O
Nova merindukannya.
|
Tidak dapat diganti dengan –nya
kecuali didahului oleh preposisi.
Contoh :
Malam yang indah bertaburkan bintang.
Pel
Malam yang indah bertaburkannya. (?)
|
4.
Keterangan
Keterangan adalah unsur yang berfungsi menerangkan
keseluruhan unsur dalam kalimat. Ada ciri khusus yang dimiliki keterangan,
yaitu :
a.
Keberadaannya bersifat manasuka.
Contoh : Tito
membeli bunga di toko bunga
Tito
membeli bunga.
b.
Letaknya bebas
Contoh : Ika
menangis di kamar.
Di
kamar Ika menangis.
Ika
di kamar menangis.
c.
Umumnya didahului oleh kata depan di, ke, dari,
ketika, dan tentang.
Keterangan terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
1)
Keterangan Tempat, adalah keterangan yang menyatakan
tempat suatu peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat ditandai pemakaian kata
depan di, ke, dari, sampai, dan pada.
2)
Keterangan Waktu, adalah keterangan yang menyatakan
waktu suatu kejadian. Keterangan waktu ditandai dengan pemakaian kata dasar,
frasa nominal, dan frasa preposisional.
3)
Keterangan Alat, adalah keterangan yang menyatakan ada
tidaknya alat yang digunakan dalam suatu perbuatan. Keterangan alat ditandai
dengan pemakaian kata depan dengan dan tanpa.
4)
Keterangan Cara, adalah keterangan yang menyatakan
cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ditandai dengan pemakaian kata
depan dengan atau secara. Namun adapula yang tidak memakai kata
depan.
5)
Keterangan Tujuan, adalah keterangan yang menyatakan
tujuan suatu perbuatan. Keterangan tujuan ditandai dengan kata demi, bagi,
agar, suapaya, guna, untuk dan buat.
6)
Keterangan Penyerta,
7)
Keterangan Perbandingan
8)
Keterangan Penyebaban
9)
Keterangan Kesalingan
D.
Ragam Kalimat
E.
Ragam Kalimat Berdasarkan Fungsi atau Tujuannya
F.
Kalimat Efektif
Demikianlah materi tentang Makalah Jenis Dan Fungsi Kalimat yang sempat kami berikan dapat bermanfaat. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah Jaminan Kesehatan Nasional yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
EmoticonEmoticon