Makalah Kepemimpinan - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
Makalah Kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan
sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok
besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam berkelompok tentulah
tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan &
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Untuk mewujudkan nya dibutuhkan
sosok seorang panutan yang dapat di andalkan.Sosok itu dapat disebut dengan
pemimpin.Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
& lingkungan dengan baik.
Namun bagaimana sebenarnya sosok
pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa hubungannya pemimpin dengan
kepemimpinan serta kekuasaan.
Untuk menjawab pernyataan tersebut
dapat ditemukan pada bagian PEMBAHASAN.
B.
TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan makalah kami ini
adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen Ibu Juliana Sirait ,SE
2. Menjelaskan Defenisi Kepemimpinan
3. Menjelaskan hubungan pemimpin,
kepemimpinan dan kekuasaan
4. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan
5. Menjelaskan masalah – masalah dalam
kepemimpinan
6. Menjelaskan bagaimana
menjadi Pemimpin yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan
mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
B. KEPEMIMPINAN ,
PEMIMPIN DAN KEKUASAAN
1. Kepemimpinan.
Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok .Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas (Field Manual
22-100)
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut.
Ø George R. Terry (yang dikutip dari
Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Ø G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Ø C.M. Bundel “Is Leadership losing
its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
Ø R. C. Davis “ The Fundamentals of
Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
2. Pemimpin
Dalam kehidupan
sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu
dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
· Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
· Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakn
menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin
harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan
ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus
mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus
mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
3. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka
satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat –
sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
C .TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teorikepemimpinan. Seorang
pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah
tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
ü Kecerdasan
Berdasarkan
hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
ü Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di
dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini
membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian
yang diyakini kebenarannya.
ü Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang
pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
ü Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya
pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal.
a) Pertama yang
disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
b) Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
Jadi,
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan
kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya
berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan
tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni
pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya.
D.
TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe
kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe
kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai berikut.
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan
authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh
undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan
hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau
mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara
cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak
menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota
kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran
disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota
sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang
otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah
diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi,
mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat kepada
pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat
menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan
perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah
menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa
Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini
sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya
berbuat sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk
melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh
anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam
membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak
buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan
anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak
memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan
kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak
jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan
dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah
anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan
dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia
mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula
pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun
semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya
dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga
memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin
dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan
memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi
demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis
hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan
di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau
pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi
semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa
tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik
Seorang
pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan
para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,
sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
E.
MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN
Adapun
Masalah dalam Kepemimpinan di Organisasi Saat Ini yang dapat kami sajikan
adalah sebagai berikut.
Ketika perusahaan terlalu fokus pada
bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain, kondisi dalam organisasi
diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih tertarik pada
penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan, hasilnya yaitu
kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus
untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain
mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi
dan sebuah manajemen memiliki agenda.”
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Organisasi harus ingat bahwa generasi
ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan generasi
berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau orang
lain, orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan membantu mendorong
seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah melalui motivasi
intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh
keyakinan mereka, nilai,kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan. Salah satu
tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar
bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah
satu alasan mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi. Biasanya,
para pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor yang
memotivasi diri mereka sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain adalah
bahwa para pemimpin yang tidak berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor yang
memotivasi seorang karyawan akan juga bekerja pada orang lain padahal satu
ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan dengan motivasi.
1. Kurangnya
Koordinasi
a. Koordinasi
dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang
sudah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat
sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi
maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan
kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika
antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang
seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab
b. Koordinasi
antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk
dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar
pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program
selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain
berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan
cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya.
2.
Pengkaderan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1) perwira atau
bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting
di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua,
maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang
menghasilkan orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di
pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan
bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda,
oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo
artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau
mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan “kesuksesan suatu
periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat
menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah
organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa
kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi
tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidak adanya
kader penerus.
b. Mempertahankan
kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada
pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam
animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang
luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam
animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan
kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi
alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting
daripada rekrutmennya.
3. Praktik
– praktik Organisasi
1. Rasa
hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan
dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian
besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan
anggota dijadikan yang paling akhir.
2. Kebijakan
dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun
anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota
organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
F. BAGAIMANA
MENJADI PEMIMPIN IDEAL
Menurut
William Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam
situasi yang paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk
melakukan suatu pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan
yang dipaksakan itu, biasanya hasil kerjanya tidak memuaskan.
Dalam
bukunya tersebut, William menyebutkan 8 ciri perilaku yang menggambarkan sifat
seorang pemimpin yang baik.
1.
Beri
teladan tentang arti sukses kepada bawahan.
Alasan
umum seseorang tidak berusaha keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak
tahu persis tujuan mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering
mematahkan motivasi kerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bisa memberi contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2.
Beri
bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.
Banyak
orang mempersepsikan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah
bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas dari atasan. Daripada
terus-menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain, lebih baik berikan
pada bawahan cara dan rambu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3.
Jangan
sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.
Tak
hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat
memotivasi produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses
lagi.
4.
Berikan
ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya
kesalahan adalah guru terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi
kesalahan yang dilakukan bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan
karena ia tidak becus bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5.
Delegasikan
tugas tanpa banyak turut campur.
Pemimpin
yang baik adalah seorang yang mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada
bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di
sisi lain pastikan diri anda selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan
Anda.
6.
Lebih
baik bertanya daripada memberi nasihat
Seringkali
bawahan anda tahu lebih banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui.
Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di
kantor. Dengan demikian, Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar
terbaik dari masalah tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan
menggurui.
7.
Bersikaplah
ramah.
Aturan
mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada
anda jika anda tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik
tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya.
Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap
karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8.
Tak
kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan
erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda
tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja.
Kenali lebih dekat bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada
akhirnya, kualitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan
mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.Gaya Kepemimpinan yang diterapkan
tentu berbeda-beda seperti gaya yang otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Melalui pembahasan kepemimpinan ini,
diharapkan mahasiswa memahami arti kepemimpinan.
2. Mahasiswa diharapkan memahami
tentang arti kepemimpinan,pemimpin dan kekuasaan
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan
menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal dan yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
http://intisari-online.com/read/8-sifat-pemimpin-yang-baik
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/02/02/empat-dasar-kepemimpinan-efektif-435672.html
http://www.artikata.com/arti-319094-animo.html
http://id.scribd.com/doc/54057570/Arti-Kader-Dan-Pengkaderan
http://christhoper.wordpress.com/2010/12/21/masalah-dalam-kepemimpinan-di-organisasi-saat-ini/
Adji,Wahyu dkk.Ekonomi untuk SMA/Ma
kelas XII(hal.116-117).Jakarta.Penerbit Erlangga.2007
Demikianlah materi tentang Makalah Kepemimpinan yang sempat kami berikan. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah Geostrategi yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon