Makalah Sistem Gerak - Jika dalam postingan ini, anda kurang mengerti atau susunanya tidak teratur, anda dapat mendownload versi .doc makalah berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sering kali kita melakukan gerak ,
tetapi kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan tubuh kita. Banyak
sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan
lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat
bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang
sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA)
seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang
singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam
makalah kami ini , jadi dalam
keterbatasan mari kita bahas panduan tentang sistem gerak pada manusia di
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian gerak ?
2.
Bagaimana
terjadinya mekanisme gerak refleks dan biasa ?
3.
Apa
macam-macam alat gerak ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian gerak
2.
Mengetahui
terjadinya mekanisme gerak reflaks dan biasa
3.
Mengetahu
macam-macam alat gerak
1.4 Manfaat
SISTEM GERAK MANUSIA adalah
pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan tentang system gerak pada
manusia . dan mengetahui apa saja sistem gerak pada manusia .
Sangat penting mengetahhui
hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-masing yang
setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan.
Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri
dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gerak
Salah satu ciri dari makhluk
hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau
perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan
kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak
yang tersusun dalam sistem gerak.
2.2 Terjadinya Mekanisme Gerak
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada
umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari
yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu
dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf
motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin,
atau batuk.
Pada gerak
refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat
saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu
otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak
refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi)
berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada
sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di
dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Ø Mekanisme
Gerak Refleks dan Sadar
Mekanisme refleks
dimulai dari diterimanya rangsang oleh reseptor yang kemudian diteruskan
melalui saraf sensoris ke sumsum tulang belakang. Dari sumsum tulang belakang
rangsang diteruskan melalui saraf motoris ke efektor sehingga terjadi gerak
refleks.
Gerak sadar mempunyai mekanisme yang berbeda dengan gerak refleks. Mekanisme gerak sadar dimulai dari diterimanya rangsang oleh reseptor kemudian diteruskan melalui saraf sensoris ke otak. Oleh otak rangsang akan diteruskan melalui saraf motoris ke efektor.
Gerak sadar mempunyai mekanisme yang berbeda dengan gerak refleks. Mekanisme gerak sadar dimulai dari diterimanya rangsang oleh reseptor kemudian diteruskan melalui saraf sensoris ke otak. Oleh otak rangsang akan diteruskan melalui saraf motoris ke efektor.
2.3 Alat Gerak
Alat-alat gerak yang digunakan
pada manusia dan hewan ada 2 macam
yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk
suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang. Disebut alat gerak pasif karena
tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak
aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan
diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun
merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam
sistem gerak manusia dan hewan.
Otot. Disebut alat gerak aktif karena
otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung
menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak.
Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis
tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai
sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut
ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula).
Ø Rangka/Skeleton. Tulang-tulang yang
bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan
letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
1.
Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di
luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis
Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi
kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2.
Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di
dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata,
Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia(PARAM) kecuali Reptilia
jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Ø Fungsi rangka :
·
Memberikan bentuk tubuh
makhluk hidup.
·
Melindungi organ-organ tubuh
yang vital.
·
Menahan dan menegakkan tubuh.
·
Tempat pembentukan sel darah.
·
Tempat perlekatan otot.
·
Tempat penimbunan/penyimpanan
zat kapur.
·
Sebagai alat gerak pasif.
Ø Alat gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan
berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
·
Tulang rawan/tulang muda/cartilage
Cartilago berfungsi untuk
melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses
osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama
pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di
dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan
memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami
peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada
beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan,
daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas
matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat
kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan
adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak
cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks,
sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat
pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari
selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk
memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh
darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel
pembentuk condrosi
Cartilago berdasarkan
kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki
kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus.
Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai
pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama
dinding trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki
kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa
bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada
tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki
kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang.
Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila
manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
·
Tulang keras/tulang
sejati/osteon
Osteon berfungsi :
o
Sebagai penyusun sistem rangka
tubuh.
o
Sebagai pelindung organ-organ
yang vital.
Terbentuk melalui proses :
o
Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang
rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang
rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen
sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat
tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi
oleh Calcium dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon
menjadi keras.
o Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.
Pembentuk sel tulang sejati
disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu
sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel
tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum.
Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan
Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Ø Pembagian tulang :
Berdasarkan
bentuknya dibedakan menjadi : (PIPIPEN)
·
Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada
kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk
berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum
kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi
menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk
bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah
antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah
pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada
usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai
pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os.
Digiti Phalanges Manus, dll.
·
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng
memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan
tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum
merah.
Tulang pipih dapat dijumpai
pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
· Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat
dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi
sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai
pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
Berdasarkan matriksnya
dibedakan menjadi :
·
Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang
memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa
matriks dalam rongga tulang ini.
Dapat dijumpai pada tulang
pipa/tulang panjang.
·
Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang
memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih
dan tulang pendek.
Berdasarkan letaknya tulang
dibedakan menjadi :
·
Tulang Axial terdiri dari :
A. Tulang Tengkorak :
1) Tulang dahi = 1 buah
2) Tulang ubun-ubun = 2 buah
3) Tulang kepala
bagianbelakang = 1 buah
4) Tulang pelipis = 2 buah
5) Tulang baji = 2
buah
6) Tulang tapis = 2 buah
7) Tulang mata = 2 buah
8) Tulang air mata = 2 buah
9) Tulang rongga mata = 2 buah
10) Tulang pipi = 2 buah
11) Tulang hidung = 2 buah
12) Tulang rahang
atas
= 2 buah
13) Tulang rahang
bawah
= 2 buah
14) Tulang
langit-langit
= 2 buah
15) Tulang pangkal
lidah
= 1 buah
B. Tulang Pendengaran :
1) Tulang
martil
= 2 buah
2) Tulang
landasan
= 2 buah
3) Tulang sanggurdi
= 2 buah
C. Tulang badan :
1) Tulang
leher
= 7 ruas
2) Tulang
punggung
= 12 ruas
3) Tulang pinggang
= 5 ruas
4) Tulang
kelangkang
= 5 buah
5) Tulang ekor
=4 ruas (menyatu)
D. Tulang dada :
1) Tulang dada bagian
hulu
= 1 buah
2) Tulang dada bagian
badan
= 1 buah
3) Tulang dada bagian
taju pedang = 1buah
E. Tulang rusuk :
1) Tulang rusuk sejati
= 7 pasang
2) Tulang rusuk palsu
= 3 pasang
3) Tulang rusuk
melayang
= 2 pasang
F. Tulang gelang bahu :
1) Tulang
selangka
= 2 buah
2) Tulang
belikat
= 2 buah
G. Tulang gelang panggul :
1) Tulang
usus
= 2 buah
2) Tulang
duduk
= 2 buah
3) Tulang
kemaluan
= 2 buah
·
Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
1)
Tulang lengan
atas
= 2 buah
2)
Tulang pengumpil
= 2 buah
3)
Tulang hasta
= 2 buah
4)
Tulang pergelangan
tangan
= 2 x 8 buah
5)
Tulang telapak
tangan
= 2 x 5 buah
6)
Tulang ruas jari
tangan
= 2 x 14 ruas
B. Tulang pergerakan bawah :
1)
Tulang
paha
= 2 buah
2)
Tulang tempurung
lutut
= 2 buah
3)
Tulang
betis
= 2 buah
4)
Tulang
kering
= 2 buah
5)
Tulang pergelangan
kaki
= 2 x 7 ruas
6)
Tulang telapak
kaki
= 2 x 5 buah
7) Tulang
ruas jari
kaki
= 2 x 14 ruas
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka
impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan
menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan
tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau
sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh
makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat
gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media
Press, Surabaya. h. 127, 204 – 205, 215, 217, 249, 251.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 – 86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 – 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 74 – 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74, 78, 80.
————–. 2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32 – 33, 45.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 – 86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 – 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 74 – 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74, 78, 80.
————–. 2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32 – 33, 45.
Demikianlah materi tentang Makalah Sistem Gerak yang sempat kami berikan dapat bermanfaat. semoga materi yang kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak Makalah Evolusi yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih. Semoga dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Anda dapat mendownload Makalah diatas dalam Bentuk Document Word (.doc) melalui link berikut.
EmoticonEmoticon